Siap Menjadi Orang Tua? Laporkan Kesehatanmu Sebelum Menikah

Siap Menikah Siap Jadi Orangtua (Foto: Pixabay)

Table of Contents

Sebagai calon pengantin, kamu tentu saja ingin dikaruniai keturunan yang tumbuh sehat sempurna. Untuk itu, kamu perlu melaporkan kesehatanmu sebelum menikah. Ini juga upaya untuk mencegah stunting atau kekerdilan pada anak, lho.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan pemerintah saat ini menargetkan tingkat prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14% pada 2024. Oleh karena itu, pemerintah akan mewajibkan setiap calon pengantin yang akan menikah untuk memeriksakan kesehatannya terlebih dahulu.

“Keharusan calon pengantin memeriksakan kesehatan ini dilakukan sebagai upaya intervensi untuk pencegahan stunting sejak dini,” kata dia.

Ia menjelaskan, program tersebut mengharuskan calon pengantin melapor tiga bulan sebelum menikah untuk kemudian dilakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan hemoglobin (hb). “Kalau hb kurang, minum tablet tambah darah sehingga begitu nikah sudah siap hamil. Oleh karena itu kita harus buat program siap nikah dan siap hamil,” jelas dia.

BACA JUGA: Prakonsepsi Remaja, Orangtua Punya Peran Penting dalam Pendidikan Seksual

Ia mengatakan pada 2019, tingkat prevalensi stunting sudah mencapai 27,9%, tetapi tren penurunan ini dinilai belum cukup. Oleh karena itu, secara umum harus ada perubahan mendasar atau reformasi di tingkat pelayanan dasar terkait dengan kesehatan reproduksi.

“Stunting itu adalah produk yang dihasilkan dari kehamilan. Ibu hamil yang menghasilkan bayi stunting. Kita tahu sekarang ini lahir saja sudah 23 persen prevalensi stunting. Kemudian setelah lahir, banyak yang lahirnya normal tapi kemudian jadi stunting hingga angkanya menjadi 27,6 persen. Artinya dari angka itu hampir 23 persen sudah given, lahirnya sudah tidak sesuai standar,” kata dia.

Hasto mengatakan, hampir 50% kasus stunting tercipta dari kehamilan. Dia mengibaratkan orang hamil sebagai pabrik pembuat bayi. “Kalau kita ingin bayi bagus maka pabriknya harus bagus. Logikanya begitu kalau kita ingin membikin bayi bagus, siapa yang akan membikin bayi ini harus bagus juga. Makanya harus dikawal dengan tertib dan disiplin,” katanya.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top