Setiap keluarga pasti memiliki rencana atau tujuan yang ingin dicapai bersama. Rencana itu bisa dalam hal apapun termasuk soal keuangan keluarga. Namun, kadang tanpa perencanaan yang baik kondisi keuangan jadi keteteran tiap akhir bulan. Kalau kamu kerap mengalaminya, ada baiknya kamu mengevaluasi apa yang telah kamu lakukan sebelumnya. Baru setelah itu kamu bisa melakukan perencanaan keuangan lebih baik lagi.
Dilansir dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan memeriksa kondisi keuanganmu, kamu dapat merefleksikan kebiasaanmu dalam mengalokasikan pendapatan dan juga merefleksi perilakumu terhadap pencapaian tujuan keuangan. Tidak hanya itu, hal tersebut juga dapat membantu untuk melakukan perbaikan perencanaan keuangan berikutnya.
Lalu, bagaimana perilaku keuanganmu? Mari analisa dengan melakukan beberapa langkah berikut ini.
1. Pendapatan vs pengeluaran
Kamu bisa membandingkan pendapatan dengan pengeluaranmu. Catat jumlah seluruh pengeluaran lalu bagi dengan jumlah pemasukanmu. Pengeluaran yang dimaksud di sini adalah pengeluaran untuk hal-hal konsumtif seperti transportasi, makanan, pakaian, gadget, rekreasi, dan lain sebagainya. Namun, tidak termasuk pengeluaran untuk membeli instrumen investasi seperti reksa dana, saham, atau properti.
Hitung total pengeluaran per total pemasukan dan jadikan dalam bentuk persen. Jika persentase pengeluaran tersebut masih besar (umumnya di atas 60%), berarti kamu masih memiliki perilaku konsumtif dalam setahun terakhir.
2. Aset vs utang
Kemudian, kamu juga perlu membandingkan aset dengan utang yang kamu miliki. Buatlah neraca sederhana kondisi keuanganmu tahun ini. Lalu cek, apakah kewajibanmu (utang) lebih besar dari asetmu. Kamu harus segera membuat perencanaan keuangan yang ketat tahun depan guna mengejar porsi keuangan yang ideal.
3. Analisa kembali utangmu
Jika digunakan untuk sesuatu yang produktif, berutang bisa memberikanmu lebih banyak pemasukan, misalnya untuk membeli aset (properti, transportasi, dan lain sebagainya). Kamu bisa mengecek apakah nilai seluruh asetmu masih mampu menutupi seluruh utangmu? Jika belum, atur lebih baik lagi pengeluaranmu tahun depan.
Kemudian, hitung jumlah sisa utangmu dan nilai bunga yang dibebankan kepadamu selama beberapa tahun ke depan. Jika bunga utangmu berjumlah terlampau besar, rencanakan untuk memperoleh sumber pendapatan tambahan di luar gaji bulanan.
4. Check daftar rencana keuanganmu tahun ini
Apakah seluruh rencana keuangan yang kamu susun sudah tercapai? Jika masih ada yang belum tercapai, atau malah mayoritas dari perencanaan tersebut belum tercapai, berarti kamu belum berkomitmen dalam melaksanakan rencanamu. Salah satu penyebab utama kegalalan mencapai tujuan keuangan adalah tidak merencanakannya dengan baik.
Itulah beberapa cara untuk menganalisa kondisi keuangan keluargamu sebelum membuat perencanaan ke depan. Disiplin dalam melakukan evaluasi dan mematuhi perencanaan keuangan diyakini mampu membuat keuangan keluargamu stabil.
Kamu bisa bangkit dan memperbaiki kebiasaan konsumtif. Jadilah lebih bijak dalam menentukan pengeluaran. Berbelanja tanpa rencana, serta perilaku impulsif lainnya dalam rangka menghabiskan uangmu, menjadi salah satu faktor utama kegalalan dalam mencapai rencana keuangan.
BACA JUGA: Tips Mengatur Keuangan Keluarga untuk Persiapan Mudik Lebaran
Selalu ingat untuk mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan mengganggu aktivitas keseharianmu, sedangkan tidak terpenuhinya keinginan tidak mempengaruhi kelangsungan kegiatan produktifmu.
Kemudian, berhati-hatilah dalam berutang. Utang adalah salah satu jenis pengeluaran yang sangat berdampak dalam kondisi keuanganmu, terutama utang konsumtif. Jika kamu merasa masih memiliki utang yang belum lunas, susun perencanaan pelunasan utangmu dengan baik.
Jangan tunda untuk segera melunasinya jika ada uang tambahan. Jangan memelihara kebiasaan berutang dan jangan ciptakan utang yang baru terutama jika sisa utangmu masih banyak. Hal tersebut perlu kamu lakukan agar kondisi keuangan kamu membaik.
Jangan lupa untuk menyiapkan dana darurat. Alokasikan sekitar 5% dari pendapatan bulananmu untuk dana darurat. Kamu tidak pernah bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan. Dana darurat berguna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tak terduga. Dengan menggunakan dana darurat kamu tidak perlu khawatir tidak dapat mencapai perencanaan keuanganmu.