Pantaskah Mendapatkan Subsidi dari Orangtua setelah Menikah?

Pengelolaan keuangan

Table of Contents

Salah satu dimensi tolak ukur kesiapan menikah adalah siap finansial. Siap finansial bukan berarti harus menunggu kaya baru menikah, namun minimal calon suami sudah bekerja dan mendapatkan pendapatan bulanan untuk mencukupi kebutuhan. Siap finansial menjadi penting untuk kemandirian pasangan sehingga tidak perlu mendapatkan subsidi dari orangtua.

Memang apa yang salah dengan subsidi dari orangtua? Bukankan pemberian orangtua itu wujud cinta kasih orangtua kepada anaknya? Subsidi yang masih sering diminta/diberikan bisa menjadi kebiasaan yang tidak sehat untuk keluarga yang baru dibangun.

Sebelum menikah, anak terbiasa mencukupi kebutuhannya dengan pemberian orangtua. Kondisi orangtua yang lebih mapan dan bisa memberikan, membuat anak terbiasa meminta dan mendapatkan apa yang dimau. Tentu saja, keadaan tu berubah drastis setelah menikah dan harus mengandalkan gaji sendiri atau gaji suami.

Jika kebiasaan menjadikan bantuan dari orangtua sebagai andalan, maka dampaknya cepat atau lambat akan tampak di depan mata. Yang paling jelas adalah pasangan sulit mandiri, selalu tergantung pada orang lain.

Tekankan kembali kesiapan menikahmu jika ingin meminta subsidi pada orangtua. Berani membina keluarga, artinya berani menjadi sebuah keluarga mandiri. Karena belum tentu pasanganmu nyaman dengan subsidi sepihak dari orangtuamu. Kemandirian akan membentuk keluarga bahagia, termasuk tanpa khawatir masalah keuangan.

BACA JUGA:

Sebaliknya, kadang orangtua juga yang suka memberikan subsidi tanpa diminta. Rasa sayang dan kasihan yang berlebih membuat orangtua tergerak untuk memberikan materi kepada anak yang baru menikah. Seringkali mereka yang mengeluarkan untuk pernikahan, membelikan rumah, mobil, bahkan masih mentransfer setiap bulan untuk menambah biaya belanja bulanan.

Awalnya mungkin terlihat menyenangkan. Namun, bagi keluarga baru, subsidi ini menjauhkan kemandirian anak. Jika orangtua terus ikut campur, mereka juga merasa memiliki hak untuk mencapuri urusan rumah tangga anaknya. Jadilah rumah tangga baru memiliki dua kepemimpinan. Karena merasa bergantung pada orang tua, anak juga merasa tak enak mengambil keputusan sendiri sehingga menuruti semua mau orangtua. Ketika kemauan orang tua tidak sejalan dengan kemauan kamu dan pasangan, kamu akan sulit menolak. Ujung-ujungnya, muncullah pertengkaran dengan pasangan.

Karena itu, setelah menikah percayalah bahwa rejeki akan berlipat ganda seiring bertambahnya kebutuhan. Berhenti membanding-mandingkan rumah tangga barumu dengan kebiasaan lama saat bersama orangtua. Syukuri apapun yang diterima. Mulailah dengan menghidupi keluarga kecil, seperti biaya makan, sewa rumah atau apartemen, mampu bayar listrik, air dan telpon, membayar pajak dan ongkos untuk mobilisasi, sebenarnya sudah mampu mandiri.

Jalani dan syukuri apapun yang dimiliki sekarang adalah buah cinta kasih berdua. Mengawali hidup bersama dengan penuh syukur dan mengatur keuangan yang menjadi rezeki dari Tuhan adalah awal yang indah. Jangan selalu berpikir khawatir kekurangan, tetapi bagaimana bisa mencukupkan.

Nah, sudah siap mandiri bukan? Tak perlu kuatir jika harus berhemat dan hidup sederhana setelah menikah. Melepas subsidi dari orangtua setelah menikah akan membawa keharmonisan keluarga. Bagikan info ini jika bermanfaat bagi kamu dan teman-teman yang lain ya.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
1
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top