Kerja sama orang tua dalam mengasuh memengaruhi tumbuh kembang anak. Terdapat hubungan antara tindakan orang tua yang bekerja sama untuk mengasuh anak dan perilaku anak di kemudian hari. Jika orang tua tidak kompak dalam menerapkan pola asuh, hal ini bisa berdampak pada anak nantinya.
Kalau orang tua tidak kompak dan tidak bekerja sama dalam mengasuh anak, anak tidak dapat menentukan bagaimana ia harus bersikap dan kepada siapa ia harus percaya. Kerja sama orang tua ini mencakup beberapa hal seperti strategi disiplin, kehangatan, serta pengasuhan dan gaya komunikasi. Orang tua sebaiknya sudah menentukan gaya pengasuhan yang sudah disepakati. Setiap gaya asuh memiliki efek yang berbeda pada perilaku anak.
Kamu dan pasangan mungkin bertanya-tanya bagaimana caranya mengembangkan kerja sama yang efektif dalam mengasuh, membesarkan, dan merawat anak. Dukungan antara ayah dan ibu tidak hanya penting untuk perkembangan yang sehat bagi anak-anak, tapi juga membuat pekerjaan mengasuh tidak terlalu membuat frustasi dan lebih bermanfaat.
Kerja sama orang tua dalam mengasuh anak adalah komitmen timbal balik antara kamu dan pasangan dalam mengasuh anak. Adapun komitmen itu seperti berbagi posisi filosofi dasar tentang pengasuhan. Saling mendukung dan saling menghargai keyakinan, kebutuhan, kekuatan, dan upaya satu sama lain. Saling fleksibel.
BACA JUGA: Mengenal Pola Asuh Parent Child Connectedness
Komitmen lainnya yaknu, memberikan umpan balik dan kritik yang membangun satu sama lain dengan cara yang sehat dan mendukung. Setiap orang tua tidak perlu saling setuju dalam pendekatan atau ide. Namun, sebagai partner mengasuh anak, kamu dan pasangan perlu mendengarkan sudut pandang satu sama lain.Rencanakan bersama bagaimana menangani masalah besar atau masalah yang terus-menerus, diskusikan aturan, harapan, dan masalah disiplin.
Kemudian, kamu dan pasangn perlu menentukan bersama tipe pola asuh untuk anak. Pada dasarnya, ada tiga tipe pola asuh yang dapat kamu sepakati bersama. Pilihlah pola asuh yang baik untuk tumbuh kembang anak yang mampu membentuk karakter dan sikap yang positif.
Adapun tiga tipe pola asuh itu yakni:
1. Otoriter
Melalui pola asuh ini, anak diharapkan mengikuti aturan ketat yang ditetapkan oleh orang tua. Kegagalan untuk mengikuti aturan tersebut biasanya berakibat pada hukuman. Orang tua otoriter tidak menjelaskan alasan di balik setiap aturan. Pola asuh ini sering kali diterapkan dengan sangat keras. Namun, anak-anak sering dibiarkan bertanya-tanya apa sebenarnya kesalahan mereka.
2. Otoritatif
Pola asuh otoritatif menetapkan aturan dan pedoman yang diharapkan diikuti anak. Namun pola asuh ini jauh lebih demokratis. Pada pola asuh ini orang tua memantau dan memberikan standar yang jelas untuk perilaku anak. Orang tua tegas, tapi tidak mengganggu dan membatasi.
Metode disiplin pada pola asuh ini mendukung, bukan menghukum. Tujuan dari pola asuh ini agar anak-anak menjadi tegas serta bertanggung jawab secara sosial dan mandiri.
3. Pola asuh permisif
Orang tua permisif terkadang disebut sebagai orang tua yang memanjakan dan sangat sedikit menuntut anak-anaknya. Orang tua juga jarang mendisiplinkan anak karena mereka memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap kedewasaan dan pengendalian diri.
Orang tua permisif lebih responsif dibanding yang mereka tuntut. Mereka tidak tradisional dan lunak, tidak membutuhkan perilaku yang dewasa, membiarkan pengaturan diri dan menghindari konfrontasi.
Itulah beberapa hal yang perlu orang tua ketahui mengenai kerja sama dalam mengasuh anak. Pada dasarnya pengasuhan anak memberi dampak yang baik terhadap tumbuh kembang dan karakter anak.