Menggadaikan Barang untuk Mencukupi Kebutuhan, Bagaimana Strateginya?

Tips Menggadaikan Barang (Gambar oleh Steve Bidmead dari Pixabay)

Table of Contents

Pandemi virus corona berkepanjangan membuat banyak keluarga harus menata ulang keuangan keluarga. Sumber pendapatan berubah, begitu juga pos pengeluaran harus menyesuaikan lagi. Saat kepepet terpikir untuk menggadaikan barang, bagaimana strateginya?

Menggadaikan barang sama juga dengan mengajukan pinjaman ke sumber pembiayaan seperti bank. Hanya saja, nilainya tak sebesar pinjaman di bank karena rata-rata barang yang digadaikan nilainya tidak setinggi nilai jaminan di bank. Sisi baiknya, proses menggadaikan barang lebih mudah sehingga lebih cepat mendapat dana segar.

Tak heran jika saat ini menjamur tempat gadai swasta selain Pegadaian.
Kemudahan menggadaikan barang memang seringkali menjadi godaan ketika kita membutuhkan dana segar. Namun, yang harus diingat baik gadai maupun pinjaman bank sama-sama menerapkan bunga pinjaman.

Sebelum benar-benar menggadaikan barang, cobalah untuk menelaah kembali tujuan dana yang kamu butuhkan. Apakah untuk konsumsi atau kebutuhan modal? Kamu harus mempunyai tujuan sebelum menggadaikan barang. Jangan sampai kamu menggadai untuk mewujudkan keinginan konsumtif seperti berbelanja atau travelling. Karena setelah dana habis, pinjaman itu justru akan menjadi beban cicilan untuk keuangan keluarga.

Mengapa gadai barang perlu dilakukan jika untuk modal usaha? Karena usaha memberikan kemungkinan untung dan rugi. Keuntungannya diharapkan dapat digunakan untuk membayar cicilan hingga menebus kembali barang jaminan. Sehingga tidak menjadi beban tambahan bagi keuangan keluarga. Memang, usaha tidak selalu berhasil, karena itu pertimbangkan kembali keinginan menggadaikan barang sebelum benar-benar melakukannya.

Lantas, apa saja yang harus dilakukan sebelum menggadaikan barang berharga anda, seperti laptop, HP atau Logam Mulia? Dirangkum dari Kompas.com, berikut langkah-langkah menggadai barang:

1. Survei Tempat Gadai

Lakukan survei keamanan sebelum melakukan gadai. Kamu bisa bertanya, dimana barangmu akan disimpan, bagaimana keamanannya, lalu adakah jaminan ketika barang hilang? Pastikan tempat tersebut membuat anda nyaman dan aman. Tentu kamu tidak ingin kehilangan barang yang kamu gadaikan, maka pastikan kredibilitas tempat gadai tersebut.
Kalau kamu rela kehilangan barang tersebut, ya dijual saja, tidak perlu gadai. Selain dana segar yang didapatkan lebih besar, penjualan tidak menambah beban hutang.

2. Perhatikan Syarat dan Ketentuan

Setiap Lembaga keuangan, pasti membutuhkan syarat formal, yaitu kartu identitas diri atau KTP. Pastikan kerahasiaan data pribadimu aman, tidak boleh disebarkan kepada pihak lain.

Selanjutnya tentu saja barang yang akan digadaikan. Bila kamu menggadaikan emas atau Logam Mulia, perhatikan surat-surat serta fisiknya. Begitu juga bila kamu menggadaikan BPKB, perhatikan surat-suratnya dan keadaan fisik kendaraan anda, karena akan diperiksa.

Bila kamu menggadaikan barang elektronik, tentu kondisi barang elektronik menjadi perhatian, apakah berfungsi atau tidak. Sebagai lembaga keuangan non bank, tempat gadai tidak akan menerima barang bermasalah atau tidak memiliki surat-surat yang lengkap.

3. Cek Biaya Gadai

Pahami dengan benar biaya gadai yang harus kamu tanggung. Jangan cuma berpikir mendapatkan pinjamannya saja, tetapi ketahui kewajiban yang harus kamu tunaikan. Setiap tempat gadai memiliki kebijakan tersendiri. Sistem gadai adalah sistem sewa titip, maka bila mengacu pada tempat gadai BUMN, tempat gadai akan mengenakan biaya sewa atau biaya titip ini per 15 hari, dengan jatuh tempo 120 hari dan dapat diperpanjang. Bila terlambat dari jatuh tempo, tentu memiliki biaya denda.

Setiap kali kamu melakukan gadai, maka kamu akan dikenakan biaya Administrasi. Besarnya biaya administrasi tergantung dari nominal yang digadaikan. Semakin besar pinjaman yang kamu ambil, maka biaya Administrasi yang dikenakan akan semakin bertambah pula.

BACA JUGA:

4. Cari Taksiran yang Sesuai

Setiap tempat gadai menerapkan nilai taksir dan pinjaman yang dapat diterima sebesar 80% – 85% dari nilai taksir tersebut. Contoh, bila kamu menggadaikan Logam Mulai dan tempat gadai memberi nilai taksir sebesar Rp 10.000.000 maka nilai pinjaman yang dapat diberikan kepadamu sekitar Rp 8.000.000 s/d Rp 8.500.000. Istilah ini penting untuk kamu pahami, agar tidak kecewa bila nilai pinjaman yang kamu inginkan tidak tercapai, karena ini adalah sistem yang berlaku di tempat Pegadaian.

5. Pastikan Cicilan dalam Jangkauan Keuanganmu

Sistem gadai memang praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk pencairan, tapi jangan sampai terlena dan menyepelekan, apalagi jatuh tempo sampai 4 bulan atau 120 hari. Pastikan kamu konsisten setiap jatuh tempo untuk mengurangi besaran pinjaman.

Besaran cicilan pun harus kamu perhatikan, yaitu nilai utangmu tidak lebih dari 30% penghasilanmu. Kamu wajib mengkalkulasi, apakah nilai seluruh cicilan utang sudah mencapai batas ideal. Yang banyak terjadi adalah, orang merasa jatuh tempo masih lama dan pada akhirnya menunda untuk menyiapkan dana yang cukup saat jatuh tempo nanti. Jangan sampai utang itu mengganggu arus keuanganmu. Atau, malah membuatmu gagal bayar dan akhirnya barang disita untuk melunasi pinjaman.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Scroll to Top