Makin Digandrungi Pasangan Muda, Ini 3 Perbedaan Investasi Emas Digital dan Fisik

Investari Emas (Foto: Pexels)

Table of Contents

Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang digandrungi berbagai kalangan karena kemudahan dan nilainya yang relatif terjaga. Agar kondisi finansial keluarga di masa depan tetap terjaga, investasi emas bisa menjadi salah satu pilihan.

Jika dahulu investasi emas terbatas pada kepemilikan fisik, kini investasi emas bisa dilakukan secara nonfisik lewat produk tabungan emas. Lantas, apa perbedaanya?

Dua cara investasi emas yang paling populer di berbagai kalangan, baik tua atau muda, masyarakat perkotaan atau pedesaan, kelas menengah atas atau menengah bawah, adalah melalui emas berbentuk fisik dan tabungan emas digital.

Selain itu, investasi emas juga bisa dilakukan lewat kepemilikan surat berharga seperti Exchange Traded Fund (ETF) emas. Kepemilikan saham dari perusahaan produsen emas pun bisa menjadi alternatif. Boleh dibilang, dua cara ini termasuk jenis investasi emas secara tidak langsung.

Kedua cara investasi emas fisik maupun nonfisik bisa memberikan keuntungan. Tetapi terdapat sejumlah perbedaan yang harus dicermati, termasuk saat hendak memutuskan akan berinvestasi emas dalam bentuk apa.

Berikut perbedaan investasi emas fisik dan nonfisik.

1. Nilai Pembelian

Perbedaan paling utama dari cara investasi emas fisik dan non fisik adalah nilai pembeliannya. Pembelian emas fisik akan mengacu kepada berat cetakan emas yang tersedia sedangkan emas digital dapat dibeli dengan nominal berapapun.

Pembelian emas fisik, seperti di Antam dapat dilakukan dengan satuan terkecil 0,5 gram, berlanjut ke 1 gram, 2 gram, 3 gram, 10 gram, dan 25 gram.

Pembelian emas digital dapat dilakukan dengan nominal berapapun karena tidak terpaku dengan berat cetakan emas, tetapi biasanya terdapat nominal pembelian minimal. Tabungan emas digital di PT Pegadaian (Persero) misalnya, pembelian minimal dipatok sebesar Rp50.000.

2. Waktu Pembelian

Perbedaan lainnya yakni waktu pembelian, di mana pembelian emas digital dapat dilakukan lebih sering dibandingkan dengan emas fisik. Pembelian yang dapat dilakukan dengan nominal berapapun membuat masyarakat bisa menabung emas digital berulang kali.

Masyarakat bisa mengatur rencana pembelian emas digital, misalnya menabung Rp100.000 setiap minggunya atau mengalokasikan Rp50.000 untuk dibelikan emas digital setiap tiga hari. Hal tersebut berbeda dengan pembelian emas fisik yang biasanya berlangsung dalam periode lebih lama.

BACA JUGA: Mendambakan Momongan? Lakukan 5 Investasi Ini Meskipun Belum Menikah

3. Biaya Penyimpanan

Perbedaan lainnya yakni beban biaya penyimpanan emas. Jika masyarakat membeli emas fisik dan kemudian dititipkan di perusahaan tempat membeli emas tersebut, terdapat biaya penitipan emas.

Biaya itu akan mencakup proteksi terhadap emas yang melindunginya dari berbagai risiko, seperti kehilangan, kebakaran, atau kerusakan. Masyarakat bisa menyimpan sendiri emas yang dibelinya dan tak perlu mengeluarkan biaya penitipan, tetapi dengan risiko yang ditanggung masing-masing.

Tabungan emas digital pun memiliki biaya penyimpanan seperti halnya penitipan emas fisik. Pegadaian membanderol biaya penitipan tabungan emas digital Rp30.000 per tahun, dengan biaya penitipan pada tahun pertama gratis.

Selain itu, terdapat biaya ‘tersembunyi’ lain dari tabungan emas digital, yakni saldo mengendap yang tidak bisa dicairkan. Pegadaian misalnya, menetapkan saldo mengendap itu sebesar 0,1 gram.

Untuk diketahui, emas tergolong aset aman aman atau safe haven karena sifatnya yang bisa melindungi dari inflasi dan penurunan nilai mata uang. Tak ayal, logam mulia ini menjadi instrumen investasi yang cukup mengakar di kalangan masyarakat ketimbang instrumen lainnya. Itulah perbedaan antara tabungan emas fisik dan digital. Jadi, mau pilih yang mana?

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
Scroll to Top