Konflik dalam Keluarga? Yuk, Atasi dengan Bijak!

Cover - Konflik dalam Keluarga Yuk, Atasi dengan Bijak

Table of Contents

Shely Liana Putri – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

Setiap keluarga pasti pernah mengalami konflik yang disebabkan karena perbedaan pendapat, kesibukan, hingga kebiasaan yang dapat memicu ketegangan. Hal tersebut dianggap wajar karena setiap anggota keluarga memiliki karakter, sudut pandang, dan emosi yang berbeda. Artikel ini akan mengulas bagaimana mengatasi konflik keluarga dengan lebih bijak agar keluarga tetap harmonis.

Baca Juga: Komunikasi dalam Keluarga: Kunci Hubungan yang Harmonis

Konflik didefinisikan sebagai perselisihan atau pertentangan. Konflik merupakan suatu keadaan di mana terjadi ketidaksepakatan antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik dalam keluarga dapat dikategorikan berdasarkan pihak yang terlibat, yaitu:

  • Konflik Suami dengan Istri
    Konflik dalam pernikahan tidak dapat dihindari sepenuhnya. Pasangan perlu menghadapinya dengan bijak dan mencari solusi terbaik.
  • Konflik Orang Tua dengan Anak
    Orang tua memiliki harapan tertentu yang dapat memicu konflik dalam hubungan orang tua dan anak.
  • Konflik antara Kakak dengan Adik
    Perlakuan yang berbeda dari orang tua dapat memicu kecemburuan, emosional, serta membentuk harga diri anak. Selain itu, konflik antar anak dapat dipicu oleh tingkat kedekatan, serta perbedaan kepribadian dan emosi.

Konflik dalam keluarga umumnya terjadi karena berbagai faktor yang menjadi sumber permasalahan. Faktor utama yang memicu konflik keluarga, antara lain:

  1. Ketidakmatangan Kepribadian
    Kurangnya rasa tanggung jawab, mudah terpengaruh, serta lebih mementingkan kesenangan pribadi tanpa mempertimbangkan pasangan.
  2. Kesulitan Ekonomi
    Kesulitan ekonomi dapat memicu berbagai permasalahan, baik bagi pasangan yang baru menikah maupun yang telah lama berumah tangga. Jika dibiarkan, bisa berujung pada pertengkaran.
  3. Pengasuhan Anak
    Pengasuhan anak dapat dilakukan bersama. Tanggung jawab ini mencakup perawatan, pendidikan, serta kasih sayang agar anak tumbuh dengan baik dan bahagia.
  4. Interaksi dan komunikasi
    Komunikasi berperan penting dalam menyampaikan kebutuhan dalam keluarga. Kurangnya komunikasi dapat memicu konflik, karena interaksi yang intens memungkinkan anggota keluarga untuk berbagi, saling mendukung, dan mempererat hubungan.
  5. Pembagian Tugas Rumah Tangga
    Tanpa pembagian tugas yang jelas, hal ini dapat memicu konflik dalam keluarga. Oleh karena itu, kerja sama dalam mengelola tugas rumah tangga sangat diperlukan agar keharmonisan tetap terjaga.

Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menyelesaikan konflik, salah satunya melalui pendekatan resolusi konflik. Resolusi konflik adalah proses atau metode yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Terdapat dua strategi metode resolusi konflik, yaitu:

  • Penyelesaian Mandiri (Self-Regulation): Pihak yang berkonflik dapat menyelesaikan masalah melalui negosiasi. Pendekatan yang bisa digunakan yaitu seperti bekerja sama (kolaborasi atau kompromi), bersikap dominan (mengalahkan lawan), atau menghindari konflik.
  • Bantuan Pihak Ketiga (Third-Party Intervention): Metode ini digunakan ketika pihak yang berkonflik tidak bisa atau tidak mau menyelesaikan masalah sendiri. Pihak ketiga dapat membantu dengan cara dimintai bantuan atau dengan mendorong kedua belah pihak untuk mencari solusi bersama.
BACA JUGA ARTIKEL  Peran Laki-Laki dalam Pencegahan Perkawinan Anak

Baca Juga: Peran Penting Orang Tua dalam Membangun Keluarga Harmonis bagi Anak

Di bawah ini merupakan beberapa tips bagaimana mengatasi konflik dalam keluarga, yaitu sebagai berikut:

  1. Tetap Tenang dengan Menghindari Emosi: Tenangkan diri dan kendalikan emosi agar komunikasi tetap efektif.
  2. Jujur dan Terbuka dalam Berkomunikasi: Luangkan waktu untuk mendengarkan dengan empati tanpa menyalahkan.
  3. Fokus pada Masalah: Hindari komentar yang menyerang personal dan gunakan kata-kata yang tidak memicu konflik.
  4. Cari Solusi: Cari solusi bersama yang adil dengan sikap fleksibel dan terbuka jika ada masukan dari anggota keluarga.
  5. Cari Waktu yang Tepat: Hindari diskusi saat lelah, lapar, atau sedang terburu-buru agar kedua pihak tetap fokus dan nyaman.
  6. Cari Bantuan Profesional: Jika konflik keluarga sulit diatasi sendiri, jangan ragu mencari bantuan profesional.

KESIMPULAN
Konflik dalam keluarga wajar terjadi akibat perbedaan pendapat, kebiasaan, hingga kesibukan. Beberapa faktor pemicunya meliputi ketidakmatangan kepribadian, masalah ekonomi, pengasuhan anak, kurangnya komunikasi, serta pembagian tugas rumah tangga yang tidak seimbang. Konflik juga dapat terjadi antara suami-istri, orang tua-anak, maupun antar saudara. Untuk mengatasinya, diperlukan pendekatan resolusi konflik dengan penyelesaian mandiri melalui negosiasi atau melibatkan pihak ketiga. Beberapa cara efektif dalam menyelesaikan konflik keluarga adalah tetap tenang, jujur dan terbuka, fokus pada masalah, mencari solusi, memilih waktu yang tepat untuk berdiskusi, serta mempertimbangkan bantuan profesional jika konflik sulit diatasi sendiri

REFERENSI
Susilowati, A.Y., Susanto, A. (2020). Strategi Penyelesaian Konflik dalam Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19. Hasanuddin Journal of Sociology. Vol. 2, Iss. 2, 2020. P-ISSN: 2685-5348, E-ISSN: 2685-4333. https://doi.org/10.31947/hjs.v2i2.12859

Rina, D.A., (2024, May 27). 7 Cara Mengelola Konflik Keluarga dengan Bijak agar Tetap Harmonis. https://www.idntimes.com/life/family/rina-dwi-a/mengelola-konflik-keluarga-c1c2

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
25
+1
13
+1
7
+1
0
Scroll to Top