Hujan Kasih Sayang atau Sinyal Bahaya? Kenali Love Bombing!

Cover - Hujan Kasih Sayang atau Sinyal Bahaya Kenali Love Bombing

Table of Contents

Athiyyah Khoirunnisaa – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

Pernahkah kamu merasa ada seseorang yang tiba-tiba hadir dalam hidupmu, memberi perhatian tanpa henti, pesan manis setiap hari, dan hadiah yang membuatmu terharu? Dari luar, semua itu memang terlihat romantis. Namun, kalau semuanya terasa terlalu cepat dan intens, hati-hati, bisa jadi kamu sedang menjadi target love bombing.

Love bombing bukan hanya soal sikap romantis yang berlebihan. Ini adalah cara seseorang membuatmu cepat merasa nyaman, dekat, dan akhirnya bergantung secara emosional. Banyak pelaku love bombing memakai cara ini agar hubungan tampak istimewa dan sulit kamu lepaskan.

Baca Juga: Yakin Pacaran yang Dijalani Sehat, Ini Ciri-Cirinya

Dalam pengertian yang lebih mendalam, love bombing berarti perilaku memberi kasih sayang, perhatian, pujian, hadiah, dan penguatan positif dalam jumlah yang sangat banyak di tahap awal hubungan. Tujuannya bukan sekadar membuat pasangan senang, melainkan menciptakan ketergantungan emosional dan perasaan wajib membalas semua kebaikan itu.

Salah satu alasan love bombing terasa begitu membingungkan adalah karena di awal semuanya benar-benar tampak sempurna. Kamu bisa saja berpikir, “Mungkin memang begini rasanya dicintai.” Padahal, hubungan yang sehat biasanya tumbuh perlahan dan memberi ruang bagi masing-masing untuk mengenal satu sama lain dengan wajar.

Tidak sedikit orang yang mengalami love bombing merasa sangat dimengerti. Pelaku sering menanyakan detail hidupmu, seperti tentang keluarga, masa lalu, dan hal-hal yang membuatmu sedih. Kedekatan ini membuatmu percaya bahwa kamu akhirnya menemukan seseorang yang tepat. Namun, semua informasi itu sebenarnya bisa dijadikan senjata untuk memengaruhi emosimu di kemudian hari.

Ciri lain love bombing adalah hubungan yang berkembang terlalu cepat. Kamu mungkin baru beberapa minggu dekat, tapi sudah diajak membuat rencana masa depan bersama, disebut sebagai “belahan jiwa,” atau diceritakan hal-hal dramatis yang membuatmu merasa wajib menjaga dia. Hubungan yang sangat intens ini membuatmu sulit menilai secara objektif.

Setelah fase manis di awal, hubungan bisa mulai berubah. Pelaku perlahan menjadi lebih sering mengkritik, mencurigai, atau mengatur apa saja yang kamu lakukan. Ketika kamu mencoba mengambil jarak, dia akan kembali memberi pujian dan perhatian supaya kamu merasa bersalah. Tarik-ulur inilah yang membuat banyak korban merasa bingung dan tidak yakin pada dirinya sendiri.

Baca Juga: 5 Ciri Pacaran yang Sehat Sebelum Menikah

Love bombing juga bisa membuat korban merasa tidak pantas mempertanyakan hubungan. Banyak orang jadi takut terlihat “terlalu sensitif” jika mulai curiga. Ada yang berusaha memaklumi perilaku pelaku karena merasa sudah menerima banyak kebaikan di awal. Padahal, wajar jika kamu merasa tidak nyaman dan ingin jeda untuk berpikir lebih jernih.

BACA JUGA ARTIKEL  Makna 8 Langkah Prosesi Pernikahan Adat Sunda yang Megah dan Indah

Selain itu, love bombing sering membuat batas komunikasi menjadi kabur. Pelaku akan mendesak untuk selalu membicarakan perasaan yang mendalam, padahal kamu mungkin belum siap. Hal ini membuat kamu merasa terikat lebih cepat daripada yang seharusnya. Jika terus terjadi, lama-lama kamu bisa kehilangan kejelasan mana yang keputusanmu sendiri, mana yang tekanan dari orang lain.

Beberapa tanda love bombing yang perlu kamu perhatikan, antara lain yaitu hubungan berjalan sangat cepat menuju komitmen, banyaknya hadiah dan perhatian yang diberikan oleh pelaku, muncul tekanan untuk membalas semua itu, dan kamu merasa bersalah saat ingin mengambil jarak. Kamu juga bisa mulai kehilangan koneksi dengan orang-orang terdekat karena fokusmu hanya pada satu orang.

Jika kamu menyadari tanda-tanda ini, cobalah ambil jeda untuk menilai hubungan secara lebih jernih. Cinta yang sehat memberi ruang untuk mengenal, bertumbuh bersama, dan menghargai privasi masing-masing tanpa tekanan berlebihan.

Baca Juga: Ternyata Rasa Minder Bisa Picu Kekerasan dalam Pacaran!

Beberapa langkah sederhana bisa kamu lakukan untuk melindungi diri. Pertama, perlambat ritme hubungan. Tidak ada salahnya mengatakan kamu butuh waktu untuk memastikan perasaanmu. Kedua, tetapkan batasan yang jelas, misalnya berapa sering ingin berkomunikasi atau hal apa saja yang kamu anggap privasi. Ketiga, tetap terhubung dengan teman dan keluarga supaya kamu punya perspektif lain di luar hubungan ini. Terakhir, dengarkan perasaan hatimu, kalau ada yang terasa tidak wajar, biasanya memang ada sesuatu yang patut diwaspadai.

Love bombing bukan sekadar cinta yang “terlalu manis.” Ini adalah pola manipulasi yang pelan-pelan bisa menggerus harga dirimu. Semakin kamu memahami ciri-cirinya, semakin mudah menjaga diri agar tidak terjebak dalam relasi yang penuh tekanan. Cinta seharusnya membuatmu merasa aman menjadi dirimu sendiri, bukan membuatmu ragu akan harga dirimu

 

 

 

Referensi
Annisya, A. A. A., & Rahmawati, D. H. (2025). Interpersonal Communication Analysis in the Context of Emotional Manipulation Patterns as Gender-Based Violence: Case Study of Gender-Based Violence on @SBYFESS Account. Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 4(1), 268–279. https://doi.org/10.59713/jipik.v4i1.1187

Beri, R. (2022). Love bombing: A modern relationship manipulation tactic. International Journal of Indian Psychology, 10(2), 290–296. https://doi.org/10.25215/1002.046

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
12
+1
6
+1
3
+1
0
Scroll to Top