Menikah dulu baru meraih kemapanan bersama atau mapan dulu baru menikah? Pertanyaan ini sering membuat pasangan galau dan bimbang untuk memutuskan menikah. Apalagi jika keluarga sudah mulai menanyakan kapan menikah?
Salah satu unsur kesiapan menikah adalah siap finansial. Tetapi kesiapan ini bernilai relatif untuk setiap orang. Setidaknya, siap finansial ditandai dengan memiliki pekerjaan yang bisa memberikan pendapatan tetap. Sedangkan tingkat kemapanan lebih dari kesiapan tersebut, setiap orang memiliki definisi mapan yang berbeda-beda. Yang paling penting adalah antara calon pasangan memiliki standart kemapanan yang sama yang ingin dipenuhi sebelum menikah. Sehingga tidak terkesan menunda-nunda pernikahan tanpa alasan yang jelas.
Standar Kemapanan
Apakah standar kemapanan itu? Jawabannya bisa berbeda-beda. Ada yang mengatakan mapan setelah memiliki rumah sendiri, mobil sendiri, tabungan yang cukup, dll sehingga itu sebagai ukuran standar untuk memutuskan nikah atau tidak.
Ada juga yang mengartikan mapan sebagai sikap bertanggung jawab, optimis dan memiliki rencana yang baik membangun kehidupan berkeluarga.
Kemapanan itu relatif. Hendaknya bersikap terbuka mengenai keuangan dan berkomitmen menjaga keuangan rumah tangga dengan sikap saling percaya. Termasuk menyepakati pengelolaan keuangan rumah tangga nantinya.
Keinginan untuk mapan dulu baru menikah bisa jadi dikarenakan adanya ketakutan jika tidak memiliki kesiapan secara finansial. Sementara menunggu mapan usia terus bertambah. Kesiapan menikah baik secara fisik, mental maupun finansial dapat dibicarakan/dikomunikasikan secara terbuka dan jujur antar calon pasangan. Dengan demikian diharapkan dapat menemukan solusi bersama.
Harus Punya Pandangan Terbuka
Membicarakan rencana pernikahan lebih serius, kapan waktu yang tepat dan kesiapan kedua belah pihak termasuk kondisi-kondisi yang mendukung maupun kendala yang dihadapi. Menyikapi desakan keluarga untuk segera menikah, perlu dihadapi dengan pandangan terbuka. Sampaikan target pada diri sendiri dan pastikan ukuran kemapanan yang ada dalam pandangan adalah realistis.
Harta bukanlah segala-galanya yang akan menetukan kebahagiaan dalam rumah tangga oleh karena itu penting menyamakan persepsi dengan calon pasangan terkait pandangan tentang kemapanan, dan jangan lupa kemapanan juga dapat diusahakan bersama.
Kemapanan bisa diraih saat proses pernikahanan, karena melalui proses yang dijalani bersama dengan pasangan maka saling melengkapi menjadi strategi menuju kemapanan. Pernikahan diputuskan karena sebuah keyakinan.
Jika memang harus menikah sebelum target kemapanan tercapai, rencanakan penundaan untuk memiliki momongan dan pasangan fokus bekerja atau merintis usaha yang mungkin dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seiring dengan bertambahnya anggota keluarga berjuang bersama. Apalagi di masa pandemic covid-19 ini sangat disarankan untuk menunda kehamilan, untuk kebaikan ibu dan janin.
Saya setuju dengan artikel ini dan sangat menginspirasi