Kaum hawa biasanya suka memberikan kode pada pasangannya ketika kesal. Tetapi, enggak semua laki-laki paham arti kode itu dan ujungnya malah bikin wanita tambah kesal. Daripada ngode, mending praktikkan cara asertif untuk menunjukkan kekesalanmu.
Rumah tangga memang dibumbui dengan konflik-konflik kecil. Ketika sudah kesal, wanita biasanya lebih memilih menggunakan bahasa nonverbal. Kalau ditanya si suami, cuma jawab “enggak papa” atau “terserah”. Dengan jawaban itu, istri berharap suami cukup peka untuk menangkap maksudnya.
Tetapi, keadaan bisa makin runyam kalau suami tidak sensitif. Malah bisa timbul perselisihan yang tidak penting. Nah, kalau sudah gitu, harus bagaimana coba?
Dilansir dari Parenting Indonesia, Psikolog Klinis di Ohio, AS Jeremy Shapiro, Ph.D membeberkan agar komunikasi berjalan lancar antarpasangan meskipun sedang konflik, diperlukan keterampilan komunikasi asertif.
Apa sih komunikasi asertif itu? Seseorang dikatakan melakukan komunikasi asertif ketika kamu mampu mengekspresikan diri dengan jujur dan mempertahankan sudut pandangmu saat berkomunikasi, sambil tetap menghormati hak orang lain dan terbuka terhadap perspektif mereka.
Caranya? Katakanlah sejujurnya apa yang kamu pikirkan tentang hal yang membuatmu kesal. Katakan pula perasaanmu misalnya ketika sikap suami menyinggung dirimu.
Kamu juga perlu mengutarakan harapanmu tentang situasi tak mengenakkanmu. Katakan harapanmu untuk ke depannya tentang sikap suami sehingga dia bisa lebih mengerti.
Jeremy mengungkapkan komunikasi asertif tak cukup di kata-kata saja. Perlu juga sikap yang tegas. Komunikasi verbal ditunjang dengan nonverbal yang pas akan semakin memudahkan kamu menyampaikan gagasanmu.
Sikap nonverbal yang bisa kamu pakai misalnya kontak mata secara langsung, duduk atau berdiri dengan tegak sehingga bisa menunjukkan ketidaksukaan itu, jangan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan.
Hal lain yang perlu dilakukan yaitu jangan pasang muka cemberut. Tunjukkan ekspresi yang tenang. Kamu juga sebaiknya berbicara dengan suara yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut. Terakhir, jaga jarak agar tidak terlalu condong ke pasangan.
Pentingnya Komunikasi Terbuka
Komunikasi yang terbuka dengan pasangan sangat penting. Kenapa? Karena ada banyak akibat yang bisa ditimbulkan dari sikap enggan terbuka kepada pasangan.
Dilansir dari beautynesia.id, hubungan tanpa ada komunikasi terbuka akan membuatmu dan pasangan tidak menyadari kekurangannya. Bisa juga setiap individu sulit memahami pasangannya sebab sudah merasa cukup baik dengan sikapnya.
Bahkan tidak jarang hubungan berakhir karena awalnya tidak mau saling terbuka. Risiko-risiko itu harus kamu pahami oleh setiap orang dalam sebuah hubungan. Sehingga kamu dan dia sadar dan bisa saling terbuka agar bisa terhindar dari masalah.
BACA JUGA:
- Risiko yang Harus Kamu Tanggung jika Menikah Siri
- 8 Kewajiban Suami Istri yang Harus Kamu Tahu Sebelum Menikah
- 5 Cara Memberi Kode Pasangan Saat Kamu Sudah Siap Nikah
Namun, perlu kamu ingat juga sudah bisa saling terbuka, kalian juga harus berkomitmen untuk saling menutupi. Menutupi di sini maksudnya baik kamu maupun pasangan harus berjanji bisa menutupi kekurangan dan menjaga rahasia masing-masing di hadapan orang lain. Jika salah satunya begitu suka mengumbar kekurangan pasangan pada orang lain, keterbukaan tidak akan membawa kebaikan.
Agar hubungan bisa bertahan selamanya salah satunya dengan sikap saling terbuka. Sikap tersebut menjadi awal rasa saling menerima dan saling percaya satu sama lain hingga akhirnya bisa terhindar dari masalah dalam hubungan.
Oleh karena itu, dengan gaya komunikasi yang asertif, kesalahpahaman atau ketidaksukaan terhadap pasangan akan bisa disampaikan dengan jelas. Tentunya, hal ini diharapkan lebih efektif menangani masalah tanpa menimbulkan masalah baru.