Fatherless: Seberapa Penting Peran Ayah bagi Anak?

Cover - Fatherless Seberapa Penting Peran Ayah bagi Anak

Table of Contents

Abdullah Daffa Al Haqqi – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

Fatherless merupakan situasi dimana seorang anak tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah atau tidak merasakan figur seorang ayah. Berdasarkan data dari UNICEF tahun 2021, sebanyak 20,9% anak di Indonesia kehilangan peran ayah dalam masa pertumbuhannya (fatherless). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan banyak anak-anak tidak mendapatkan dan merasakan peran ayah dalam hidup mereka, diantaranya yaitu penceraian, kematian ayah, kemiskinan, ayah yang sibuk bekerja, dan ayah yang tidak peduli dengan anaknya. Di Indonesia cukup banyak masyarakat masih berpikir bahwa mengasuh anak hanyalah tugas seorang ibu, sedangkan ayah hanya bertugas untuk mencari nafkah dan tidak perlu terlibat dalam pengasuhan anak. Pemikiran masyarakat yang seperti ini yang juga menjadi salah satu penyebab besar banyak anak yang kehilangan peran ayahnya.

Jadi, apa itu peran ayah? Peran ayah didefinisikan bukan hanya sebagai ayah yang bertanggung jawab menafkahi anaknya, tetapi juga ayah yang mampu memberikan sebagian waktunya buat anaknya. Ayah memberikan anak pendidikan moral dan agama, menemani anaknya bermain, mengapresiasi anaknya sekecil apapun pencapaian anak, menerima segala kekurangan anak, menegur dan mendisiplinkan jika anak melakukan kesalahan, memiliki komunikasi yang baik dengan anak, dan lain sebagainya. Pada intinya, seorang ayah perlu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologis anak.

Lalu, seberapa penting peran ayah? Maka jawabannya adalah sangat penting, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa peran ayah memiliki pengaruh terhadap perkembangan moral dan perilaku anak. Anak yang tumbuh tanpa peran seorang ayah berpotensi memiliki perilaku yang buruk, seperti penyalahgunaan obat-obatan, pergaulan bebas, kecanduan alkohol, dan bahkan sering terlibat dalam tindakan kekerasan. Anak yang kehilangan peran ayahnya dimasa pertumbuhan juga rentan mengalami masalah akademik, seperti nilai-nilai sekolah yang cenderung kecil sehingga membuat anak sulit untuk mencapai prestasi tinggi di sekolah. Kemudian, dampak kehilangan peran ayah ini juga berimbas kepada psikologis anak, anak menjadi kurang percaya diri, memiliki harga diri yang rendah, serta malu dan marah karena anak berpikir bahwa ia tidak memiliki seorang ayah. Lantas bagaimana dengan anak-anak yang ayahnya meninggal dunia? Apakah anak itu akan menjadi anak yang buruk? Jawabannya adalah belum tentu, masih banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi baik dan buruk. Anak yang ayahnya telah meninggal tentunya tetap memiliki kesempatan untuk mendapatkan peran ayah, anak bisa mendapatkan peran ayah dari saudaranya, seperti pamannya, kakeknya, dan lain sebagainya.

Kemudian, anak yang tumbuh dengan merasakan peran dari seorang ayah cenderung memiliki perkembangan emosional, sosial, dan kognitif (kemampuan berpikir) yang baik. Anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dan memiliki hubungan yang baik dan sehat dengan orang lain. Anak juga dapat menjadi pribadi yang mandiri, mampu beradaptasi, dan cerdas sehingga anak mampu untuk meraih prestasi di sekolah. Adanya dampak buruk dan dampak baik pada anak yang disebabkan oleh peran ayah menunjukkan bahwa peran dari seorang ayah merupakan bagian penting yang perlu menjadi perhatian para orang tua. Bagaimana nantinya seorang ayah perlu mengoptimalkan perannya bagi anak, artikel ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi para calon pengantin dan calon orang tua bahwa pentingnya mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua saat memutuskan untuk menikah dan memiliki anak.

 

Daftar Pustaka

Putri Diana, & Agustina. (2023). Gambaran Persepsi Pernikahan Pada Perempuan Dewasa Muda Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai Dan Fatherless. Journal of Social and Economics Research, 5(2), 720–731. https://doi.org/10.54783/jser.v5i2.181

Salami, I. A., & Okeke, C. I. O. (2018). Absent fathers’ socio-economic status and perceptions of fatherhood as related to developmental challenges faced by children in South Africa. South African Journal of Childhood Education, 8(1), 1–8. https://doi.org/10.4102/sajce.v8i1.522

Larasati, S., & Rahmasari, D. (2024). Hubungan peran ayah dengan kepercayaan diri pada anak perempuan. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 11(02), 922–933. https://doi.org/10.26740/cjpp.v11n2.p922-933

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
20
+1
11
+1
7
+1
0
Scroll to Top