Pernikahan tradisional Indonesia identik dengan kemeriahan dan penuh warna. Pernikahan juga umumnya dihiasi busana adat pengantin yang begitu cantik serta yang tak pernah ketinggalan adalah mahkota pengantin yang menjadi ciri khas utama pembeda dari daerah lain.
Mahkota pernikahan tradisional ini memiliki bentuk yang klasik. Setiap daerah memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Meskipun ada yang berat dan sulit dikenakan, hiasan kepala tradisional memberikan kesan elegan dan anggun untuk sang pengantin.
Makna simbolis yang terkandung pada tiap mahkota membuatnya lebih dari sekadar pemanis. Bahkan, mahkota adat seringkali merupakan elemen terpenting dalam setelan busana pengantin tradisional.
Berikut berbagai jenis mahkota adat pernikahan tradisional di Indonesia yang unik dan indah.
1. Saloko, mahkota pengantin adat Bugis
Mahkota pengantin Bugis ini disebut saloko. Mahkota ini didudukkan di atas kepala seperti bando. Saloko memiliki berat sekitar 2,5 kg dan terlihat menyerupai burung merak. Selain menggunakan mahkota, rambut pengantin Bugis ini dibentuk menjadi sanggul yang berdiri tegak di bagian belakang kepala.
2. Mahkota emas pengantin adat Bali
Terinspirasi dari Kerajaan Badung, busana pernikahan adat Bali memiliki warna cerah. Busana payas agung ini dilengkapi dengan mahkota yang terbuat dari emas. Beratnya bisa mencapai tiga kilogram. Mahkota ini terdiri dari hiasan bunga sandat yang berwarna emas dalam jumlah banyak. Hiasan tersebut ditusukkan ke rambut yang sudah ditata terlebih dahulu.
3. Suntiang, mahkota pengantin adat Minang
Suntiang atau mahkota pengantin adat Minang ini memiliki bentuk berlapis-lapis. Proses pemasangannya cukup rumit karena lapisannya bisa sampai 11 lapis. Mahkota ini merupakan mahkota yang cukup berat dibandingkan dengan mahkota pernikahan adat lainnya, yaitu bisa mencapai berat antara 5-6 kg.
4. Siger, mahkota pengantin adat Lampung
Mahkota pengantin Lampung ini memiliki nama yang sama dengan pengantin dengan adat Sunda yaitu Siger atau sigor. Ujung mahkota siger yang runcing dihiasi bunga logam dan melati. Ini merupakan lambang dari sungai di Lampung. Ukurannya yang cukup besar membuat bobot siger Lampung cukup berat, yaitu antara 3,5-4 kg.
5. Siger, mahkota pengantin adat Sunda
Budaya Sunda memiliki mahkota pengantin yang disebut dengan siger. Terbuat dari campuran logam, siger Sunda ini memiliki bentuk lebih kecil dibandingkan dengan Siger Lampung. Siger ini ditemani hiasan lain seperti kembang tanjung, kembang goyang, dan ronce melati. Warna khas dari Siger Sunda adalah putih.
6. Paes Ageng, mahkota pengantin adat Yogyakarta
Bagi mempelai wanita yang mengusung tema adat Yogyakarta akan mengenakan mahkota pernikahan bernama Jogja Paes Ageng. Mahkota ini merupakan warisan budaya khas kerajaan Yogyakarta. Awalnya hanya digunakan oleh putri raja atau orang keraton saja. Namun, kini diperbolehkan digunakan masyarakat umum. Hiasan lain yang dipasang di kepala mempelai wanita antara lain, sanggul pandan, tiga sampai lima cunduk mentul, gunungan dan lainnya.
7. Bulang, mahkota adat Mandailing
Mahkota ini berasal dari kebudayaan Batak Mandailing, Sumatera Utara. Nama dari mahkota ini adalah bulang. Bulang memiliki bentuk seperti tanduk bertingkat dan berlapiskan emas. Bulang terdiri dari beberapa tingkat dan yang paling tinggi adalah tujuh tingkat.
BACA JUGA: Mengenal Tradisi Unik Piring Terbang dalam Pernikahan di Jawa Tengah
8. Paes Putri Solo, mahkota pengantin adat Solo
Hampir sama dengan Paes Ageng Yogyakarta paes putri Solo ini mempunyai ciri khasnya sendiri. Paes pada putri Solo tidak terlalu runcing atau tajam seperti paes di adat Yogyakarta. Sasakan rambut adat Solo berbentuk lebar di bagian kepala depan. Sanggul yang digunakan dalam adat Solo ini bernama bokor megkurep yang kemudian ditutup dengan rajutan melati. Dalam paes putri Solo juga diberi hiasan cunduk mentul yang berjumlah sembilan.
9. Siangko, mahkota pengantin adat Betawi
Mahkota pengantin adat Betawi ini bernama Siangko. Mahkotanya memiliki cadar yang berwarna emas atau perak. Cadar siangko ini memiliki panjang 30 cm, terbuat dari manik-manik dan ujungnya diberi seikat benang wol untuk mengikat. Beberapa aksesori yang melengkapi mahkotanya antara lain kembang kelapa, kembang goyang dan kembang rumput.
10. Mahkota pengantin adat Palembang
Mahkota pengantin adat Palembang Ada dua baju adat yang bisa dipakai dalam adat Palembang, yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Jika memakai Aesan Gede, mahkota yang dipakai adalah mahlota karsuhun. Sedangkan jika memakai Aesa Paksangko, mahkota yang dipakai adalah mahkota paksangko. Mahkota Karusun dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah dan aksesoris emas. Sedangkan mahkota paksangko lebih sederhana dan dipasangkan dengan baju kurung berwarna merah.
Itulah berbagai jenis mahkota pengantin tradisional yang ada di Indonesia. Keragaman ini menunjukkan Indonesia kaya akan keragaman budaya yang indah dan masing-masing memiliki makna mendalam.