Bagaimana kalau kamu sudah merencanakan pernikahan, tiba-tiba batal? Apalagi keluarga sudah mempersiapkan segala persiapan. Rasa kecewa, malu, merasa bersalah hinga menyalahkan diri sendiri pasti menghantui setelah kamu gagal menikah. Padahal, belum tentu pula kamu yang salah.
Terpaku pada kejadian di masa lalu yang tidak menyenangkan dan menjadi beban di hati serta membayangi langkah anda menuju masa depan merupakan salah satu bentuk dari unfinished bussines.
Kondisi ini dapat menggiring seseorang hidup dalam kegelisahan, rasa was-was, sedih, menyalahkan diri yang pada akhirnya merasa lelah dan merasa terhambat untuk berbahagia.
Yang paling mengkhawatirkan adalah kamu jadi pesimistis pada pernikahan. Tak mau mencoba hubungan baru, apalagi berfikir menikah.
Menurut Ike Astuti Dany Rosani, M.Psi., Psikolog – (APKI), Tim Ahli Psikologi Siapnikah.org. ada beberapa cara agar kita dapat move on dan menjalani hidup tanpa dibayangi masa lalu, antara lain :
1. Berdialog dengan Diri Sendiri
Setiap kejadian di masa lalu cenderung melibatkan orang lain, pikiran kita pada umumnya terfokus pada apa yang terjadi antara kita dengan orang lain tersebut dan lupa memikirkan diri sendiri. Saat ini waktunya anda meluangkan waktu untuk memikirkan diri sendiri. Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Pikirkan apa yang ingin kita raih dalam hidup ini.
Apapun yang terjadi di masa lalu tidak dapat diubah, namun kita mempunyai pilihan untuk dapat mengubah masa depan jauh lebih baik dan lebih bahagia dari pada masa lalu. Jadikanlah dirimu sebagai tuan untuk diri sendiri (bukan orang lain). Saatnya untuk memahami diri dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan dalam hidup. Kuatkan diri untuk dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.
BACA JUGA:
- 5 Tanda Kekasihmu Tak Serius Ingin Menikah
- Duh, Jangan Sampai Biaya Resepsi Membuatmu Batal Menikah
- Istri Tak Perawan dan Sedang Hamil, Bisakah Membatalkan Pernikahan?
2. Berdamai dengan Keadaan
Ingatan akan peristiwa di masa lalu yang masih membekas di hati memang tak terhindarkan. Setiap orang berhak marah/sedih atas hal itu dan mungkin tidak akan dengan mudah melupakannya. Namun coba kita renungkan apakah dengan menyesali/marah/sedih/kecewa pada keadaan tersebut dapat mengubah masa lalu itu dan membuat kita tenang saat ini? Tidak. Alangkah bijaksananya jika kita mencoba berdamai dengan keaadaan. Menerima kejadian di masa lalu sebagai guru terbaik agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Fokuskan perhatian kita untuk melihat pelajaran dari masa lalu, bukan berfokus pada rasa sedihnya. Memilih menghargai diri dan hidup dengan berbahagia jauh lebih baik daripada memilih menyia-nyiakan hidup dengan bersedih. Memaknai kembali pengalaman masa lalu dengan respon yang positif sangat membantu dalam menjalani hidup di masa depan lebih sehat dan bahagia.
3. Ekspresikan Perasaan
Keluarkan emosi negatif dengan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat, antara lain dengan menulis bebas. Anda dapat menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami tanpa harus memperhatikan aturan seperti tanda baca dan ejaannya. Dengan menuliskan segala emosi yang kita rasakan dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.
“Saran saya meskipun temanya bebas menulis, tulislah dimana hanya kita sendiri yang bisa membacanya, bukan di medsos yang bisa mengakibatkan dampak negatif lainnya. Cara lainnya dengan mewarnai atau menggambar bebas,” ujar Ike.
Segala suatu yang terjadi dalam hidup kita termasuk kejadian-kejadian sebelum/setelah menikah, jadikanlah sebagai pelajaran positif dan bekal dalam menjadikan diri kita lebih baik. Ambil hikmah dari masa lalu untuk berfokus pada masa depan dan menjalani hidup lebih baik, lebih sehat serta lebih bahagia. Batal menikah bukan akhir dari hidupmu, jangan terpuruk pada masa lalu.