Aktivitas Edukatif untuk Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Cover - Aktivitas Edukatif untuk Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Table of Contents

Shely Liana Putri – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

 

Pendidikan anak usia dini merupakan proses pemberian stimulasi kepada anak yang berusia 0 hingga 6 tahun untuk mengoptimalkan perkembangan motorik, kognitif, sosial, dan spiritual mereka. Pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui media edukatif dengan menggunakan permainan yang menyenangkan dan interaktif. Kemajuan teknologi yang pesat menuntut anak untuk beradaptasi dengan arus globalisasi yang terus berkembang. Internet menjadi salah satu media yang sering dimanfaatkan oleh orang tua dan pendidik dalam pemberian stimulasi kepada anak.

Namun, jika penggunaan internet tidak diawasi, hal tersebut dapat berdampak negatif bagi anak. Masih banyak orang tua atau pendidik yang belum menyadari bahaya kecanduan gadget pada anak. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti meningkatnya emosi, mudah tersinggung, serta kecenderungan bersikap agresif secara fisik. Oleh karena itu, orang tua atau pendidik perlu mengawasi dan mengarahkan penggunaan teknologi agar tetap mendukung perkembangan anak secara optimal.

Baca Juga: Stop Memaklumi Kesalahan Anak dengan Mengatakan ‘Namanya Juga Anak-Anak’

Terdapat berbagai aktivitas edukatif yang dapat mendukung perkembangan fisik anak. Misalnya, mengajak anak bermain di luar rumah, seperti berlari, melompat, atau bermain bola. Selain itu, permainan sensorik seperti bermain pasir, air, atau tanah liat dapat dimanfaatkan untuk melatih motorik halus anak. Berbagai tantangan motorik sederhana, seperti merangkak di bawah meja atau berjalan mengikuti garis, juga dapat memperkuat kemampuan motorik anak.
Untuk mendukung perkembangan kognitif, orang tua atau pengasuh bisa mengenalkan anak pada bentuk dan warna dengan menggunakan balok atau kartu yang berwarna-warni. Permainan puzzle sederhana sangat efektif untuk melatih kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Orang tua atau pengasuh yang sering membacakan buku cerita kepada anak juga dapat membantu dalam memperluas kosakata anak dan merangsang imajinasinya. Eksperimen kecil seperti mencampur warna atau mengamati benda yang dapat mengapung dan tenggelam bisa menjadi cara menarik untuk mengenalkan konsep sains atau ilmu pengetahuan ilmiah secara sederhana kepada anak.

Dalam aspek sosial dan emosional, bermain peran seperti menjadi dokter bisa melatih kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain. Bermain bersama teman sebaya mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi dan bekerja sama. Aktivitas bernyanyi juga menjadi sarana yang baik bagi anak untuk mengekspresikan emosi dan melatih kemampuan berkomunikasi. Kemudian, agar kreativitas anak berkembang, orang tua atau pengasuh bisa mengajak anak menggambar dan mewarnai menggunakan pewarna seperti cat air, spidol, dan alat pewarna lainnya. Membuat kerajinan tangan dari plastisin juga bisa menjadi aktivitas seru untuk menyalurkan kreativitas. Selain itu, dengan bercerita atau mendongeng dapat membantu anak dalam mengembangkan imajinasi serta kemampuan berbicara. Perkembangan spiritual juga perlu dijadikan aktivitas yang mendukung tumbuh kembang anak, orang tua atau pengasuh dapat membacakan cerita bergambar yang mengandung nilai-nilai kebaikan, seperti kejujuran, tolong-menolong, dan empati. Mengajak anak untuk berdoa bersama sesuai dengan keyakinan keluarga bisa menanamkan rasa syukur anak sejak dini. Bahkan, kegiatan sederhana seperti berkebun bisa mengajarkan anak untuk menghargai alam dan ciptaan Tuhan.

BACA JUGA ARTIKEL  Kenali Penyebab Anak Jadi Generasi Home Service, Hindari Sebelum Terlambat

Baca Juga: 7 Alasan Membangun Sosial Emosional Pada Anak

Agar tumbuh kembang anak berjalan optimal, orang tua atau pengasuh perlu memilih aktivitas yang sesuai dengan usia dan minat anak. Dengan begitu, anak akan belajar dengan cara yang menyenangkan, sekaligus meningkatkan rasa percaya dirinya. Lingkungan yang aman juga sangat penting untuk anak karena anak dapat bebas mengeksplorasi tanpa risiko terjatuh atau cedera. Selain itu, sebaiknya batasi penggunaan gadget. Anak lebih baik diajak untuk beraktivitas fisik, seperti bermain di luar rumah, sehingga perkembangan motorik dan sosialnya tetap terasah.

 

REFERENSI
Hermoyo, et al. (2022). Implementasi Alat Permainan Edukatif, Solusi Melatih Perkembangan Motorik, Sensorik, Daya Fokus dan Kerja Sama. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS) Universitas Baturaja.

Puspitasari, N. D., & Yulianti, K. (2021). Pola Asuh Orang Tua dalam Mengontrol Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 6(1), 32-41.
Rokhayati, R. (2020). Pengaruh Permainan Edukatif terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 690-697.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
16
+1
8
+1
9
+1
0
Scroll to Top