Oleh: Siti Aisyah – Universitas Borneo Tarakan
Sebelum membina sebuah keluarga, alangkah baiknya pasangan perlu mendiskusikan beberapa poin penting demi kelangsungan kehidupan rumah tangga ke depannya. Umumnya, pembicaraan yang dibahas akan berkaitan dengan rencana karir, peran dalam rumah tangga, parenting, finansial, dan sebagainya. Finansial sendiri merupakan pondasi penting dan salah satu hal wajib yang perlu dibicarakan bagi semua pasangan yang memutuskan untuk berumah tangga. Kebutuhan rumah tangga, tempat tinggal, kendaraan, juga biaya sekolah anak, merupakan contoh keperluan finansial keluarga. Jika tidak diatur dengan baik, maka dapat berujung konflik bahkan worst case-nya adalah dapat berujung perceraian.
Namun, terlepas betapa krusialnya, di Indonesia sendiri topik ini masih sering dikesampingkan. Dilansir dari laman Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022 yang lalu, faktor perceraian tertinggi kedua di Indonesia disebabkan oleh faktor ekonomi sebanyak 110.939 kasus. Melihat betapa tingginya angka tersebut, tentunya kita perlu memahami cara untuk mengatasinya. Salah satu langkahnya ialah dengan membuat perencanaan pengelolaan keuangan keluarga. Berikut adalah lima langkah dalam mengelola keuangan keluarga.
Baca Juga:
- Perencanaan Pengelolaan Finansial Pra Nikah
- Diskusi Rencana Pengelolaan Keuangan Keluarga Sebaiknya Dimulai Sebelum Menikah
- Ini Pentingnya Pengelolaan Keuangan Keluarga (1)
- Ini Pentingnya Pengelolaan Keuangan Keluarga (2)
1. Mengatur Penghasilan dan Pengeluaran
Penghasilan yang diperoleh tentunya akan memengaruhi pengeluaran keuangan keluarga. Besar-kecilnya pengeluaran biasanya berdasarkan tingkat penghasilannya. Sesuai dengan teori konsumsi Keynes, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Namun, jika penghasilan seseorang tidak mampu untuk memenuhi kepentingan keluarga, maka kita perlu mencari alternatif lainnya. Kita dapat memilih untuk menghemat atau berusaha mendapatkan penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Pada umumnya, ada beragam jenis pengeluaran, contohnya adalah pengeluaran rutin, pengeluaran pribadi, tabungan/investasi, serta cicilan hutang.
Dalam pengelolaan keuangan, kita bebas mengatur komposisi pengeluaran bulanan menyesuaikan penghasilan dan kebutuhan prioritas masing-masing keluarga. Adapun untuk contohnya kita dapat menggunakan cara dari Rahasia Menjaga Ketahanan Ekonomi Keluarga, yakni memanfaatkan komposisi 60:30:10. 60% untuk pengeluaran rutin dan pribadi, 30% untuk cicilan hutang, serta 10% dialokasikan pada tabungan/investasi.
- Dalam pengelolaan finansial tersebut, kita dapat memulai dengan menyisihkan 10% penghasilan untuk tabungan sedari awal. Tujuannya agar cepat mencapai target tabungan sesuai rencana awal;
- Lalu, kita perlu menyiapkan 30% penghasilan untuk cicilan hutang. Hal ini dilakukan agar cicilan dapat segera diselesaikan, sehingga nantinya uang dapat dialokasikan pada kebutuhan lainnya. Jika tidak ada urgensinya, akan lebih baik untuk tidak berhutang. Namun, jika keadaan tidak memungkinkan, maka hutang bisa menjadi opsi terakhir;
- Setelah tabungan dan cicilan hutang telah terpenuhi, kita perlu mengatur pengeluaran rutin dan pribadi. Utamakan pengeluaran rutin sebagai kebutuhan wajib. Jika, melebihi budget yang tersedia, maka pengeluaran pribadi perlu dikurangi agar kebutuhan tetap terpenuhi.
Setelah mendata penghasilan beserta pengeluarannya, kita perlu melakukan pencatatan keuangan berupa pemasukan dan pengeluaran. Hal ini akan membantu kita dalam mengelola pendapatan sehingga dapat meminimalisir kebocoran cash flow dan memiliki rencana keuangan jangka panjang.
- Mengelola Aset
Aset merupakan harta atau kekayaan yang kita miliki. Aset dapat berupa properti, logam mulia, kendaraan, serta surat berharga. Nilai aset tiap barang berbeda-beda tergantung biaya penyusutan juga harga pasar aset serupa. Kepemilikan aset akan lebih baik jika kita memperbanyak aset yang nilainya naik terus seperti properti, emas, dan surat berharga. Sedangkan, untuk aset yang nilainya terus menurun seperti kendaraan, akan lebih baik dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Aset yang nilainya naik terus akan menguntungkan, terlebih jika di masa mendatang kita dalam keadaan membutuhkan uang, maka aset tersebut dapat dijual kembali.
- Persiapan Dana Darurat
Dana darurat merupakan uang yang disimpan secara sengaja sebagai bentuk antisipasi untuk menghadapi situasi mendesak. Umumnya, orang-orang akan memilih untuk menggunakan tabungan untuk menghadapi situasi tersebut. Namun, akan lebih baik jika menyiapkan dana terpisah agar tidak mengubah rencana awal tabungan. Contoh situasi yang dapat terjadi adalah kecelakaan. Dana darurat dapat dipergunakan untuk menutupi biaya pengobatan atas kejadian tidak terduga tersebut.
- Tabungan dan Investasi
Menabung merupakan kegiatan menyimpan uang, baik di celengan maupun bank. Sedangkan, investasi adalah kegiatan penanaman modal pada produk investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan. Contoh produk-produk investasi antara lain: deposito; emas/logam mulia; properti; serta surat berharga (obligasi, saham, reksadana, unitlink). Menabung dan berinvestasi merupakan bentuk perencanaan pengelolaan keuangan yang berorientasi pada masa depan. Investasi dapat dilakukan jika ingin memperoleh penghasilan tambahan, namun dengan catatan ada risiko tersendiri. Untuk memulai investasi bisa dimulai dari produk investasi risiko rendah seperti emas dan deposito.
- Pendidikan Keuangan
Pengelolaan keuangan keluarga disarankan untuk tidak hanya dipahami oleh pasangan saja, melainkan perlu dipahami juga oleh anak-anaknya. Pendidikan keuangan di keluarga dipusatkan pada pemahaman dan pemanfaatan nilai mata uang. Benson (dalam Sina, 2014) menyebutkan bahwa orang tua berperan penting dalam mendidik dan mengajarkan pengelolaan uang pada anak dengan benar. Orang tua dapat mengajarkan cara menabung serta bagaimana mengatur uang dengan mencontohkannya secara langsung. Anak dapat belajar dengan mengamati perilaku orang tuanya melalui cara bicara, bersikap, berpikir, hingga cara mengatur uang (Mulyadi, 2012:2). Dengan begitu, anak akan paham cara pengelolaan uang saku, menabung, serta tidak boros.
Dengan berbagai langkah-langkah terkait pengelolaan keuangan keluarga yang telah dijelaskan, diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, kita dapat menciptakan sebuah hubungan dan keadaan keluarga yang baik dan berkualitas.
Baca Juga:
- Budaya Pola Pengelolaan Keuangan Keluarga: Lebih Baik Memakai Dompet Bersama atau Terpisah?
- Cara Cerdas Mengatur Pengelolaan Keuangan Keluarga
- 4 Persoalan Keuangan yang Banyak Dihadapi Pasangan Muda dan Cara Mengatasinya
Referensi
BPS. (2023). Jumlah Perceraian Menurut Provinsi dan Faktor. In (BPS) Badan Pusat Statistik (pp. 2–4). https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/aWhSR0ViS3hxc1hWZlZEbExjNVpDUT09/da_04/1
Rohayati, C. C. & S. (2015). Pengaruh Pendidikan Keuangan di Keluarga, Sosial Ekonomi Orang Tua, Pengetahuan Keuangan, Kecerdasan Spiritual, dan Teman Sebaya Terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK), 3(2), 3.
Tejasari. (2008). Mengenal Nilai Uang dan Belajar Menabung.
Zakaria, H. G. (2017). Rahasia Menjaga Ketahanan Ekonomi Keluarga.