Oleh : Diah Ratna Astiti, SKM
Halo Sobat Siapnikah,
Keluarga yang kokoh dan tangguh memerlukan ikhtiar yang sungguh-sungguh terutama bagi pasangan yang akan masuk kedalam mahligai rumah tangga, pengetahuan tentang mewujudkan keluarga bahagia yang berkualitas, kesungguhan bersama dalam mengatasi berbagai konflik keluarga serta komitmen dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global yang semakin berat dan komplek, itu semua harus dipersiapkan oleh pasangan yang hendak menikah.
Konflik, perpisahan bahkan Perceraian tak jarang dianggap sebagai jalan keluar dari beragam permasalahan rumah tangga. Padahal, perceraian BUKAN solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik yang ada. Justru, perceraian bisa berdampak negatif terhadap orang sekitar, terlebih kepada anak.Perceraian orang tua menyisakan luka dalam benak anak. Bahkan, luka yang dialami anak mungkin saja akan terus dibawanya hingga dewasa. Dampak yang terjadi pada setiap anak bisa berbeda-beda, tergantung dari usia anak pada saat orang tua bercerai, kondisi perceraian, serta kepribadian anak tersebut bisa berupa depresi, gangguan perilaku dan masalah bersosialisasi.
BACA JUGA : Tujuh Tips Meningkatkan Hubungan Dengan Pasangan
Untuk mencegah hal tersebut, berikut tips bagi catin sebelum melangkah ke jenjang pernikahan meliputi :
1. Mempersiapkan mental dan fisik serta bekal pengetahuan dalam mengarungi kehidupan berumah tangga
2. Mengikuti bimbingan perkawinan sebelum menikah dalam rangka memberikan penguatan dan pemahaman secara mendalam arti sebuah perkawinan
3. Membangun kesadaran bersama dan memperkokoh komitmen untuk mengatasi berbagai macam konflik keluarga
4. Memahami karakter masing-masing pasangan
5. Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing
6. Membekali diri dengan berbagai keterampilan hidup (lifeskills) untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan global yang semakin berat
Dalam mempersiapkan kehidupan rumah tangga maka catin harus memiliki tingkat kedewasaan, cara berpikir, serta harus matang dalam mengambil keputusan. Pernikahan bukanlah sebuah akhir melainkan titik awal dari sebuah perjalanan panjang. Membangun rumah tangga ibarat sebuah perahu kecil yang harus didayung bersama-sama. Jika didayung oleh salah seorang diantara suami istri maka perahu itu tidak akan mampu berlabuh ke pulau kebahagiaan.