Tak semua orang memahami apa itu adab dalam keuangan atau money manners meskipun setiap hari orang mencari uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lalu apa itu money manners?
Perencana Keuangan Independen Prita Hapsari Ghozie mengatakan money manners tidak bicara tentang uang siapa yang paling banyak, namun bagaimana tentang adab. “Bagaimana pun adab seseorang tentang uang akan bicara banyak tentang dirinya,” kata dia dalam postingannya di Instagram.
Prita menyebutkan seseorang perlu terus mengupayakan dan memantaskan diri menjadi manusia yang beradab tinggi. Karena pada akhirnya uang tidak dibawa mati, tetapi bagaimana pun kita pasti ditanya akan amanah tersebut kelak di kemudian hari.
Menurut Prita, money manners atau etika finansial adalah tata krama dan aturan formal yang diikuti dalam lingkungan sosial atau profesional sekalipun mengenai relasi uang dengan kehidupan manusia. “Urusan duit bisa bikin rusak hubungan pertemanan itu benar adanya. Bahkan bisa juga berujung pada perpisahan pasangan. Maka dari itu, tidak ada salahnya kita mulai mempelajarinya dari sekarang, bukan?” kata dia.
Berikut adab finansial atau money manners menurut Prita:
1. Pinjam uang teman
Mungkin kamu sering mendengar kata “Dari lo dulu ya, atau talangin dulu ya, nanti gue transfer”. Kalau ya, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut. Menurut Prita, bagi pasangan yang belum menikah, sangat lumrah untuk membayar masing-masing setiap pesanan yang ada.
Adabnya seperti ini, saat makan siang bersama teman kerja, biasakan hitung tagihan pesanan yang kamu makan, kemudian cepat bayar ke teman yang menalangi. Untuk teatime saat arisan, usahakan langsung minta split bill ke kafe. Lalu, saat meeting di kafe, lebih baik minum air putih lebih dulu atau ke kafe yang bisa memesan minum duluan.
Jika kita diundang, ada baiknya pesan makanan atau minuman yang tidak lebih mahal dari teman yang mengajak kita ke undangan tersebut. Jangan aji mumpung.
BACA JUGA: 9 Tips Atur Gaji Kecil Agar Keuangan Tetap Keluarga Aman
2. Minta harga teman
Seseorang pontang panting dalam membangun bisnisnya. Tidak sepantasnya justru meminta harga lebih murah hanya karena label ‘teman’. Justru sebagai teman dekat, sudah sepantasnya mendukung usaha teman sendiri dengan membeli barang atau menggunakan jasa mereka sesuai dengan nominal yang ditawarkan.
Beda hal kalau memang mereka sendiri yang menawarkan diskon atau sudah memotong harga menjadi di bawah pasaran.
“Percayalah teman yang sedang berusaha itu membutuhkan bantuan dari temannya yang lain. Jika jualannya jasa, buka berarti dia tidak keluar modal waktu maupun uang,” kata dia.
Hargailah karya teman dan dukung sebisa mungkin dengan membeli tanpa menawar, atau sekadar bantu mempromosikannya. Setidaknya ada hal positif yang dilakukan ketimbang sekadar minta harga teman.
3. Utang yang tak kunjung dikembalikan
Permasalahan utang saat ini memang pelik. Bagaimana tidak, yang utang jauh lebih galak daripada yang memberikan pinjaman. Tak sedikit persaudaraan rusak akibat hal tersebut.
Urusan pinjam meminjam memang kadang bisa jadi komplikasi dalam hubungan antar manusia. “Jika kamu yang kasih pinjaman, makan sebaiknya hanya memberikan sesuai batas kemampuan saja,” kata dia.
Biasanya yang dipinjamkan tidak lebih dari 10% pemasukan bulanan atau dana darurat yang dimiliki. Itu pun juga kalau kamu tidak memiliki pengeluaran rutinan.
“Untuk yang minjam uang, please catat baik-baik. Pinjam uang jika butuh dan segera lunasi. Jika belum sanggup tepatin janji maka izin baik-baik. Jangan galak jika ditagih oleh temanmu,” saran Prita.
Pahami kultur dan budaya saat dibesarkan, maka kita akan mampu untuk saling menghargai satu sama lainnya. Dalam perencanaan keuangan, bicara dengan pasangan lebih baik daripada tidak berkomunikasi sama sekali.
Pasalnya, masalah keuangan ternyata menjadi salah satu sumber pertengkaran suami istri. Masalah ini memang sensitif sehingga banyak pasangan yang cenderung menghindarinya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Fidelity Investments terhadap 3.426 orang, ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka kesulitan berkomunikasi tentang keuangan bersama pasangan.
Jika kita terus-menerus mengalami kesulitan untuk mengomunikasikan topik ini, sebenarnya ini bisa menjadi bom waktu. Pasalnya, keuangan keluarga juga bisa berantakan dan mungkin mengganggu kesehatan hubungan dalam rumah tangga.
“Melakukan percakapan tentang uang secara baik dan teratur bersama pasangan dapat menjaga kita, serta memeriksa ulang tujuan tabungan kita,” ujar wakil presiden perencanaan kehidupan di Fidelity Investments, Meredith Stoddard.
Good read