Selama ini progam keluarga berencana (KB) lebih banyak fokus pada istri. Pengaturan kehamilan juga difokuskan pada istri, termasuk pada alat-alat kontrasepsi. Pilihan alat kontrasepsi pria jarang diambil sebagai pilihan. Padahal dengan vasektomi, hubungan suami istri bisa tambah mesra.
Vasektomi adalah pemotongan saluran benih sepanjang 1-2 cm, disertai pengikatan pada masing-masing ujung potongan yang tertinggal, sehingga pada waktu senggama sel benih tidak dapat keluar. “Vasektomi adalah bukti cinta, perhatian, dan tanggung jawab suami kepada keluarganya,” dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), saat webinar BKKBN ‘Saatnya Pria Bertindak’.
Rumor menyebutkan vasektomi menyebabkan impoten, itu tidak benar. Karena kejantanan pria sama sekali tidak dipengaruhi oleh tindakan vasektomi. Vasektomi tidak sama dengan kebiri. “Pengebirian dilakukan dengan membuang kedua buah zakar yang berfungsi memproduksi hormon sehingga gairah seks hilang. Vasektomi tidak sama dengan kebiri,” imbuh dr. Ponco Birowo, Sp.U(K).
Syarat untuk mendapatkan pelayanan vasektomi adalah:
- Sukarela: Klien atau calon peserta harus sukarela menerima pelayanan artinya secara sadar dan atas kemauan dan keinginan sendiri memilih vasektomi sebagai cara kontrasepsinya.
- Bahagia: artinya klien terikat dalam perkawinan yang sah dan harmonis. Sudah memiliki anak hidup dan sehat minimal 2 orang dengan umur minimal anak terkecil 2 tahun. Sedangkan umur istri sekitar 25 tahun.
- Sehat: artinya klien tidak menderita penyakit yang merupakan kontra indikasi dalam tindakan medis seperti kencing manis dan jantung.
Kapan vasetomi dapat dilakukan? “Kapan saja, setiap saat bila klien sudah menginginkan dan memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan sehat. Proses vasektomi seperti saat sunat, tempat pelayanan bisa dilakukan dimana saja. Dokter umum bisa melakukannya,” terangnya.
Teknik tindakan dengan tanpa pisau dilakukan dengan bius lokal dan membutuhkan 30 menit saja tanpa perlu rawat inap. Proses penyembuhan 4-5 hari, bekas luka tidak boleh kena air. Perlu 15 kali ejakulasi untuk memastikan tidak ada sperma yang tertinggal di saluran sperma.
BACA JUGA:
- Tanya Tim Ahli: Apakah KB di Awal Pernikahan Berbahaya?
- Bukan Cuma Kontrasepsi, Ini Yang Harus Kamu Tahu Tentang KB
- Tetap KB di Tengah Pandemi Corona, Bagaimana Caranya?
Risiko Kegagalan Rendah
Keunggulan vasektomi dibanding pelayanan KB yang lain adalah cuma dilakukan satu kali tidak harus berulang. “Pada masa covid ini ideal dilakukan vasektomi. Murah, kegagalan rendah, sederhana bisa dilakukan di poliklinik, bisa disambung kembali jika diperlukan sehingga istri masih bisa hamil lagi, aman. Jadi istri tidak perlu bolak balik untuk memasang alat kontrasepsi,” papar dr Ponco.
Keunggulan lain adalah kemungkinan kehamilan pada seorang istri yang suaminya sudah melakukan vasektomi hanya 1 %. Persentase itu muncul karena faktor ketidakpatuhan pasangan suami istri yang tidak memakai alat kontrasepsi lain sebelum 15 kali ejakulasi atau 100 hari pasca vasektomi. Kemungkinan lain yang mempengaruhi adalah tersambungnya kembali saluran benih secara alamiah.
“Risiko kehamilan tetapi ada, tapi angkanya sangat kecil cuma 1%. Kalau Tuhan sudah berkehendak kita tidak bisa mencegah. Sebelum vasektomi dilakukan bisa jadi terjadi penyambungan secara alamiah, karena itu kalau terjadi kehamilan jangan langsung emosi. Kita bisa periksa kembali apakah tersambung kembali atau tidak,” terangnya.
Penyambungan kembali bisa dilakukan oleh dokter urologi. Biasanya terjadi kalau menikah lagi atau anaknya meninggal. “Karena itu pria yang mantap memilih vasektomi sebagai cara kontrasepsi harus benar-benar sudah yakin supaya tidak memerlukan pelayanan rekanalisasi di kemudian hari,” pungkasnya.