Pengelolaan keuangan

Di tengah pandemi corona seperti saat ini, hampir semua risiko finansial meningkat tajam. Mulai dari risiko finansial akibat ancaman penyakit yang makin banyak, hingga risiko finansial karena kondisi perekonomian yang belum bergairah. Kondisi ini seringkali menguras dana darurat kita.

Di tengah pandemi seperti ini, hal yang paling penting untuk diamankan terlebih dulu adalah kecukupan dana darurat atau emergency fund. “Jadi, sebaiknya dicek lagi sudah sejauh mana nilai dana darurat yang kamu miliki, apakah sudah memadai?” kata Ruisa Khoiriyah, Certified Financial Planner (CFP), Pengasuh Tanya Jawab Siapnikah.org.

Bila kamu sudah berkeluarga dan memiliki anak, nilai dana darurat yang ideal minimal sebesar 6 – 12 kali jumlah pengeluaran bulanan.

Karena situasi pandemi ini meningkatkan ketidakpastian, sebaiknya kecukupan dana darurat diperbesar. Jadi, saat kondisi normal, memiliki dana darurat sebesar 6 kali  pengeluaran bulanan mungkin sudah cukup.

Tapi, karena pandemi, ada baiknya meningkatkan hingga jumlahnya mencapai 12 kali pengeluaran bulanan. Jadi, misalnya pengeluaran bulanan keluarga di kisaran Rp 5 juta, maka pastikan kamu memiliki dana darurat minimal sebesar Rp 30 juta. “Idealnya jadi Rp 60 juta di masa pandemi corona seperti ini,” jelas Ruisa.

Mengelola Dana Darurat

Dana darurat dapat disimpan di instrumen keuangan yang likuid atau mudah dicairkan karena memang peruntukannya untuk membantu kebutuhan cash mendadak. Misalnya, ditempatkan di tabungan bank, deposito, reksa dana pasar uang, bisa juga obligasi jangka pendek di bawah 3 tahun yang tradable (bisa dijual lagi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo) seperti ORI atau SUKRI.

Pola ini penting untuk melihat tujuan  berinvestasi guna  persiapan kebutuhan di masa depan. “Cara mengumpulkan dana darurat memang tidak bisa serta merta. Cicil saja dengan cara menabung rutin tiap bulan, sebanyak 10%-30% pendapatan rutin, tempatkan di produk keuangan yang likuid tersebut sebagai emergency fund,” terang Rusia.

BACA JUGA:

Bila dana darurat keluarga telah mencukupi, selanjutnya adalah periksa kecukupan asuransi jiwa. Sudahkah pencari nafkah keluarga memiliki asuransi jiwa? Asuransi jiwa bukan untuk mencegah kematian. Asuransi jiwa berguna untuk melindungi nilai ekonomi si pencari nafkah. Sehingga bila suatu saat pencari nafkah keluarga tutup usia, keluarga tidak serta merta oleng kondisi finansialnya.

Sebab, ada dana dari asuransi jiwa yang bisa digunakan keluarga yang ditinggalkan untuk melanjutkan hidup. Ketika dua hal itu sudah cukup memadai, baru berpikir untuk berinvestasi. Investasi apa yang cocok akan tergantung pada tujuan keuanganmu. Tujuan keuangan jangka pendek akan berbeda dengan jangka panjang.

Misalnya, untuk tujuan jangka pendek, kamu bisa menimbang reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Tapi untuk jangka panjang,  memilih reksa dana campuran dan reksa dana saham mungkin lebih tepat karena dua produk itu risikonya tinggi. Tidak cocok bila digunakan untuk tujuan keuangan jangka pendek. “Intinya, sebelum investasi, dana darurat harus sudah aman terlebih dahulu,” pungkas Ruisa.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar