Dalam menjalin sebuah ikatan cinta dengan pasangan tentu saja kamu ingin semua berjalan lancar, mulus sampai pelaminan. Namun, kadang kenyataan berkata lain. Bisa saja restu kedua orang tua jadi batu sandungan.
Tak muluk-muluk sebetulnya ketika setiap pasangan ingin diterima seluruh anggota keluarga dari masing-masing pihak. Lebih baik lagi jika pasangan bisa menjadi bagian keluarga layaknya anak sendiri. Namun, kadang terjadi ketidaksetujuan dari salah satu pihak atau keduanya.
Tidak adanya restu orang tua bisa menjadi faktor eksternal yang sanggup mengguncang hubungan. Dalam banyak kasus, pasangan memutuskan untuk berpisah karena tak adanya restu dari orang tua.
Para orang tua bisa menunjukkan ketidaksukaan terhadap calon pilihan sang anak secara halus maupun terang-terangan. Sementara, kamu dan pasangan tidak ingin merasa seperti dipaksa untuk memilih satu di antara dua pihak yang sama-sama penting.
Ketika kamu harus menghadapi situasi menantang itu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

1. Nilailah situasi secara objektif

Saat menghadapi ketidaksetujuan itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu kenapa orang tua tidak menyukai pasangan. Mungkin saja mereka memiliki alasan yang kuat, tetapi bisa juga orang tua hanya bersikap berlebihan.
Tina B. Tessina, ahli psikoterapi dan penulis buku How to be Happy Partners: Working it out Together menyebutkan ketika keluarga kamu tidak ingin melihat kalian bersama, memberi tahu kalau mereka tidak suka pasanganmu, atau hanya mau menemuimu, itu berarti ada yang salah.
“Mungkin kamu memiliki keluarga yang negatif atau mungkin pasangan kamu yang jadi masalah. Mundurlah sejenak dan lihat secara objektif siapa pasangan kamu di mata keluarga,” ungkap dia.
Jangan sampai kamu terbutakan oleh emosi saat menghadapi situasi tak menyenangkan dengan orang tua mengenai pasangan.

2. Waspadai kamu sedang dimanipulasi
Orang tua bisa memengaruhi atau bahkan memaksa anaknya untuk meninggalkan pasangan. Sementara pasangan pun bisa memanipulasi dengan cara tertentu. Keduanya merupakan tindakan yang jauh dari penyelesaian masalah dengan kepala dingin.

Penasihat hubungan dan medium psikis Melinda Carver menyatakan seorang pasangan bisa memanipulasi kamu untuk memandang anggota keluarga dengan cara berbeda lewat komentar kritis, sindiran, ataupun tuduhan.  “Jika kamu merasa opini terhadap anggota keluarga mulai berubah gara-gara pasangan, tanyalah kepada diri sendiri apakah kamu memandang mereka melalui kacamata pasangan atau diri kamu sendiri. Hal yang sama juga berlaku jika orang tua yang mencoba memanipulasi kamu,” ujar dia.

Pikiran kamu harus tetap jernih. Perlu kamu pastikan bahwa segala keputusan atau pendirian yang kamu ambil merupakan buah dari pemikiran yang independen.

BACA JUGA: 8 Tips Membangun Hubungan Harmonis dengan Mertua

3. Tetapkan batasan 

Kedua orang tua dan pasangan boleh saja tak akur, tetapi kamu ingin mereka tetap menjadi bagian penting di dalam hidup kamu. Kamu juga tidak ingin merasa seperti ditarik dari dua arah yang berlawanan. Hal ini karena kamu pun ingin tetap bisa menikmati dan menjalani hidup dengan normal.

Untuk itu kamu harus menetapkan batasan yang tegas bagi kedua belah pihak. Katakan kepada mereka kalau kamu menghargai pendapat semua orang, namun kamu memiliki pendapat sendiri dan tak ingin jika ketidakakuran mereka memengaruhi hubunganmu dengan pasangan serta hubunganmu dengan orang tua. Kamu bisa mencari cara agar mereka bersedia sepakat untuk tidak sepakat mengenai satu sama lain.

4. Mintalah kerja sama
Ketika orang tua maupun pasangan tak ingin kehilangan kamu, pasti mereka mau berkompromi meskipun dengan berat hati. Jadi jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan mereka mengurangi komentar tidak menyenangkan atau perilaku tak ramah saat bertemu.

Jika ada hal-hal yang sekiranya bisa mengundang reaksi negatif dari orang tua, jangan lupa untuk memberi tahu pasangan sebelum bertemu. Memang hal seperti ini akan menghabiskan banyak energi di pihakmu, tetapi mungkin kamu akan menganggapnya sebagai harga yang pantas untuk mendapatkan kompromi dari semua orang.

5. Nilai ulang dan bersikap jujur

Stefanie Safran, Introductionista Chicago dan pendiri Stef and the City menyebutkan saat semua cara sudah dicoba dan kamu masih tidak bisa membuat pasangan dan orang tua untuk setidaknya melakukan gencatan senjata, mungkin sudah waktunya bagimu untuk menilai situasi yang ada lebih lanjut.

“Jika keluarga Anda menolak untuk berinteraksi dengan pasangan dan mereka memiliki alasan yang kuat untuk marah, berarti ini tidak bagus,” tutur dia.

Jika pasangan terus-menerus bersikap agresif, bahkan merajuk kepadamu, ini lebih tidak bagus lagi. Mungkin sudah saatnya bagimu untuk menimbang-nimbang perlu atau tidaknya hubungan itu diteruskan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar