Indonesia merupakan negara dengan beragam adat dan budaya termasuk dalam pernikahan. Salah satunya adat Jawa. Busana serta riasan pengantin adat Jawa sangat detil. Rupanya, riasan itu tak sekadar hiasan melainkan sarat akan makna.
Riasan pengantin adat Jawa memiliki beberapa detil yang masing-masing memiliki namanya sendiri. Tak hanya nama, riasan itu juga memiliki makna dan filosofinya tersendiri.
1. Paes
Paes merupakan riasan pengantin adat Jawa yang merupakan simbol kecantikan dan kedewasaaan wanita Jawa. Sebagai riasan, paes ini digambar di dahi sang pengantin, dan ternyata setiap lekukannya punya maknanya tersendiri.
Misalnya saja gajahan, lekukan yang berada di tengah dahi dan terlihat paling ‘besar’. Gajahan memiliki makna sebagai harapan seorang wanita akan dihormati dan ditinggikan derajatnya.
Lekukan selanjutnya adalah pengapit. Di sebelah kanan dan kiri gajahan, terdapat lekukan yang lebih runcing yang disebut pengapit. Pengapit ini diibaratkan sebagai sesuatu yang mengendali gajahan agar dapat berjalan lurus ke depan, sehingga tak ada rintangan berat pada kehidupan rumah tangganya.
Lekukan lainnya yakni penitis. Lekukan yang ada di sebelah kanan dan kiri pengapit yang disebut penitis ini melambangkan segala sesuatu sudah seharusnya mempunyai tujuan dan sasaran tepat. Sesuatu yang bisa ditemukan dalam kehidupan rumah tangga, contohnya menentukan anggaran!
Kemudian, ada godheg. Lekukan yang melengkapi dan memperindah cambang ini disebut godheg. Riasan ini memiliki makna agar kedua mempelai selalu introspeksi diri, dan selalu berhati-hati dan tidak buru-buru saat menentukan sesuatu.
BACA JUGA: Mencari Makna 12 Prosesi Pernikahan Adat Jawa
2. Cithak
Untuk memperindah tampilan paes, pengantin juga dipasangi cithak. Hiasan ini dipasang pada tengah dahi. Cithak yang bentuknya menyerupai belah ketupat ini bermakna sebagai penutup agar wanita harus selalu fokus, setia, dan mempunyai pandangan yang lurus ke depan. Cithak ini ternyata juga dibuat dari daun sirih.
3. Alis Menjangan
Selain paes, riasan yang paling mencolok dari tampilan pengantin adalah riasan alis menjangan. Bentuk alis akan dibentuk menyerupai tanduk rusa, yang dalam bahasa Jawa disebut menjangan. Rusa adalah hewan yang cerdik, cerdas, serta anggun, dan seorang perempuan diharapkan dapat memiliki tiga karakter tersebut.
4. Cunduk Mentul
Cunduk mentul merupakan aksesoris yang disematkan di atas kepala pengantin wanita dengan posisi menjulang ke atas. Aksesoris ini selalu memiliki jumlah yang ganjil, biasanya tiga, lima, tujuh, sampai sembilan.
Cunduk mentul yang berjumlah tiga melambangkan trimurti, berjumlah lima melambangkan rukun islam, berjumlah tujuh bermakna pertolongan, dan yang berjumlah sembilan adalah simbol walisongo.
BACA JUGA: Memahami Setiap Langkah Penuh Makna dalam Pernikahan Adat Batak
5. Centhung
Pengantin adat Jawa juga akan menggunakan perhiasan yang dinamakan centhung. Centhung dipakai di kedua sisi kepala pengantin. Perhiasan ini melambangkan sebuah gerbang yang terbuka. Bentuknya yang menyerupai gerbang memiliki makna seorang perempuan harus siap memasuki gerbang kehidupannya yang baru bersama calon suami.
Itulah makna dan filosofi dari unsur riasan pengantin adat Jawa. Detil-detil tersebut melengkapi tampilan pengantin dengan makna-maknanya tersendiri.