Genss, siapa sih yang nggak suka rebahan? Ayo, ngaku! Rebahan seolah sudah menjadi trend di masa kini, terutama buat anak muda, yaa seperti kita ini. Nggak usah bohong deh, kalian pasti pernah kan kena semprot omelan emak karena rebahan plus mageran mulu kerjaannya?
Rebahan sih boleh-boleh aja, Genss, tapi jangan sampai ngelupain kewajiban, ya! Sebagai anak yang baik, ingat ada emak yang harus kita tolong beli garam di warung, ada juga bapak yang motornya harus selalu kita kinclongin. Eitss, satu lagi, jangan sampai lupain peran kita sebagai remaja selaku pewaris tonggak kepemimpinan bangsa.
Sederhananya, remaja seperti kitalah yang kelak akan memimpin bangsa ini. Kayaknya peran sebagai remaja lebih berat deh daripada jadi anak? Jawabannya, jelas nggak dong. Setiap peran pasti punya tanggung jawabnya masing-masing.
Tapi ini bukan sesuatu yang patut kita cemasi. Kalau bahasa anak gaul nih, dibawa santuy aja kali. Kalau kita semangat, punya niat dan tekad yang kuat, semuanya pasti bisa dilakuin, kok!
Ngomongin soal rebahan, siapa bilang rebahan nggak bisa menghasilkan? Yuk, buka mata dan pikiran, lihat bahwa zaman sudah berubah. Perubahan bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun, asalkan ada kemauan dan tujuan yang jelas.
BACA JUGA:
- Kenapa Menikah Dini Harus Dihindari? Ini Lho 4 Alasan Ilmiahnya
- Kebiasaan Mandi dan Karakter Leadership Anak Ternyata Berhubungan Erat, Kok Bisa?
- Kenapa Remaja Bisa Menjadi “Liar”? Ternyata, Begini Cara Kerja Otak Remaja
Lalu, apa yang harus kita lakukan supaya tetap menghasilkan walau sambil rebahan?
Banyak! Justru disaat-saat seperti inilah kita dapat mengekspresikan diri kita yang sebenarnya. Kita bisa berkreasi sesuai dengan selera kita sendiri. Kita dapat memanfaatkan seluruh kreatifitas yang kita punya untuk menghasilkan suatu karya yang belum pernah ada sebelumnya.
Kita semua tahu bahwa di zaman seperti sekarang, dunia tak lagi mengenal batas, jarak, atau semacamnya. Semua seakan dalam genggaman, tinggal masing-masing pribadi yang menentukan apa yang hendak ia genggam.
Kuncinya satu, mulai aja dulu.
Buat yang hobi masak misalnya, silahkan bereksperimen sebanyak mungkin. Kita bisa cari referensi dari mana saja, internet bisa diakses di seluruh tempat termasuk dari kasur di kamar, kan? Banyak platform baru bermunculan yang siap membantu, banyak pula orang-orang berpengalaman yang membagikan ilmunya secara percuma tanpa kita harus bertatap muka langsung dengan mereka alias kita bisa sambil nyantai atau bahasa gaulnya nge-chill sambil dengerin ilmunya.
Dan buat yang hobi nulis juga, nih. Sekarang banyak banget media yang memberikan kesempatan untuk mempublikasikan karya tulis kita dengan genre yang tentunya bermacam-macam. Dan pastinya ini secara online yang artinya kita nggak perlu jauh-jauh nyerahin dokumen tulisan kita ke media tersebut. Simple, kan?
Dari hobi yang kita seriusi, siapa sangka kalau itu bakal jadi rezeki? Bayangkan aja kalau di usia remaja sudah bisa menghasilkan sesuatu, apalagi yang sesuai hobi atau passionnya, maka kedepannya bakal gimana?
Luar biasa. Kalau kita lihat, hal-hal kayak gini kelihatannya sederhana, ya? Memang. Tapi sayang nggak semua orang mau memulainya dan lebih memilih untuk berputus asa bahkan sebelum mencoba. Padahal sebagai remaja, kita masih punya masa depan yang panjang, ditambah dengan zaman yang terus berkembang, seharusnya kita dapat mengimbangkan keduanya sehingga dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri dan sesama.
Karena itu, Genss, kita sebagai Remaja harus memiliki tekad yang kuat, remaja itu harus nekad, remaja juga harus siap berkorban agar bisa menciptakan perubahan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Banyak pula jalan yang terbuka untuk bisa mencapainya. Semuanya balik lagi ke diri kita sendiri, mau atau tidak, siap atau tidak melakukannya dan menanggung berbagai resiko yang akan kita hadapi nantinya.
Remaja harus berani. Berani melawan seluruh gengsi yang kerap kali menyelimuti, berani melawan seluruh rasa malas yang menggerogoti diri, dan berani mengambil keputusan serta bertanggung jawab atasnya.
Kesempatan emas ini terlalu berharga bila kita sia-siakan. Sudah saatnya memulai perubahan walau sambil rebahan! Saatnya membuktikan bahwa kita remaja, kita siap menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa.
Semangat! Salam dariku si anak pedalaman yang mimpinya tak terkalahkan. (*)
(*) Tulisan ini merupakan buah pikiran Adinda Aisyah Nindyani (14) dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kamu punya ide yang seru tentang rebahan seperti Adinda? Atau ide lainnya seputar Generasi Berencana? Yuk share ide dalam bentuk tulisan kamu untuk rubric SHARING INSPIRATIF.