Oleh: Pipie Parawansha
Dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi tentu kita mengenal konsep pernikahan, yang akhirnya mengarah kepada konsep lain yaitu proses melahirkan hingga alat kontrasepsi. Ada hubungan yang erat tak terbantahkan alias saling berkorelasi antara proses melahirkan dan alat kontrasepsi. Mari kita lihat apa sebenarnya definisi dari kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara maupun menetap, dan perlu digarisbawahi kontrasepsi dapat dilakukan dengan obat atau alat seperti suntik dan pil. Sekaitan dengan hal tersebut menarik menjadi bahan perbincangan apa alat kontrasepsi yang ideal bagi ibu yang baru melahirkan dan menyusui?
Setelah melahirkan dan menyusui bayinya, seorang ibu masih berpeluang untuk langsung hamil kembali hanya 5 minggu setelah melahirkan. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif atau berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan. Tantangan ini menjadi salah satu indikator yang membuat ibu pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada bayi selama 6 bulan sebenarnya merupakan alternatif dalam mencegah kehamilan yang alami bagi ibu menyusui. Namun demikian, hal tersebut tidak dapat diandalkan dalam jangka panjang karena sulit dikontrol dan memberikan dampak yang berbeda pada setiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ibu menyusui dapat menggunakan metode kontrasepsi lain yang aman bagi ibu menyusui apabila ingin menunda kehamilan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan medis alternatif pilihan metode kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui semakin beragam. Salah satu alternatif metode kontrasepsi modern yang aman bagi ibu menyusui adalah Pil Progestin/Progestin Only Pills (POP). Dalam Buku Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana dari Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa Pil Progestin adalah pil yang mengandung progestin dengan dosis yang sangat rendah sehingga tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI. Kontrasepsi oral ini bekerja dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks serta menjadikan dinding rahim tipis dan mengecil.
Menurut Trussell dan Aiken (2018), Pil Progestin termasuk kontrasepsi yang sangat efektif apabila dipakai secara konsisten dan benar. Efektivitasnya bahkan mencapai 97%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kegagalannya hanya 3 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama. Selain efektivitasnya, keuntungan lain dari Pil Progestin antara lain:
- Aman bagi ibu menyusui;
- Ibu dapat mengontrol pemakaian;
- Penghentian pemakaian kontrasepsi dapat dilakukan kapanpun, tanpa bantuan tenaga kesehatan;
- Tidak mengganggu hubungan seksual;
- Kesuburan cepat kembali;
- Mengurangi nyeri haid; dan
- Mengurangi jumlah perdarahan haid.
Disamping memiliki keuntungan dalam pemakaian, Pil Progestin ternyata juga memiliki keterbatasan seperti kontrasepsi yang lain, seperti:
- Harus diminum setiap hari pada waktu yang sama, sehingga membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi yang tinggi;
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual; dan
- Dapat meningkatkan/menurunkan berat badan.
Meskipun memiliki keterbatasan dan dapat memberikan efek samping haid tidak lancar, namun pil progestin tetap aman secara medis. Hampir semua wanita dapat menggunakan Pil Progestin sebagai kontrasepsi yang aman, efektif serta dapat dimulai kapanpun, selama yakin tidak hamil dan tidak ada kondisi medis yang menghambat (Kemenkes, 2021).