Oleh Ayu Sumantry
Hai Sobat SiapNikah,
Dibanding single mother, fatherless mungkin jarang terdengar. Namun sebenarnya, fenomena ini cukup besar di Indonesia. Fenomena ini muncul akibat dari peran ayah yang hilang dalam proses pengasuhan tumbuh kembang anak.
Peran gender tradisional memposisikan ibu sebagai pengelola urusan domestik dan ayah pencari nafkah masih melekat di masyarakat kita. Padahal tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh kehadiran kedua orangtuanya.
Tentu saja pernikahan ada yang tidak happy ending, ada juga yang mengalami proses perpisahan orangtuanya seperti di sekitar kita banya dijumpai adanya single parent, namun fatherless bukan hanya soal kehadiran fisik namun juga psikhologis. Mungkin banyak kisah di sekitar kita namun tidak disadari.
Meskipun memiliki ayah namun mereka tidak mendapatkan sosok kehadiran ayah dalam tumbuh kembangnya.
Sobat SiapNikah, siapa sangka ternyata Indonesia disebut negara diurutan ke tiga yang menjadi negara fatherless di dunia. Menurut kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Fatherless adalah yatim, arti lainnya dari fatherless adalah tanpa ayah dapat pula didefinisikan sebagai seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis.
Mengutip dari kompas.com, bahwa fatherless menjadi fenomena yang sudah dirasakan bersama dimana peran ayah bisa dikatakan minim. Ketidakhadiran ayah secara umum akan berdampak bagi kepercayaan diri, kemampuan, beradaptasi, mengambil keputusan dan mengambil risiko, kematangan emosi dan psikososial, adanya hambatan dalam pembentukan identitas gender dan peran seksual.
Ayah tidak hanya diharapkan memenuhi pemenuhan kebutuhan fisik sebagaimana gambaran profil ayah hari-hari ini. Namun, anak-anak juga sangat menanti kasih sayang dan perhatian ayah.
Dalam kondisi Fatherless, ada fungsi/peran dari seorang ayah kepada anak-anaknya, yang hilang, yuk kita lihat kondisi yang dapat timbul sebagai berikut:
-
Tidak adanya pemimpin dalam keluarga
Seorang ayah menjadi pemimpin bagi keluarga, memimpin pada kebenaran, dapat mengambil keputusan yang bijaksana namun tidak bersifat otoriter
-
Tidak adanya pengajar ataupun role model
Menjadi role model yang baik bagi anaknya, menjadi teladan, anak adalah peniru ulung, jadi cara perilaku seorang ayah sangat mudah di tiru oleh anaknya
-
Tidak ada sosok ayah sebagai orangtua yang menyediakan keperluan anak
Menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan anaknya baik fisik dan psikisnya
-
Tidak ada sosok yang mendisiplinkan dan mengoreksi
Mengajarkan hidup disiplin bagi anaknya, disiplin waktu, disiplin beribadah, disiplin belajar dan lain sebagainya
-
Tidak ada sosok pelindung
Seorang ayah harus menjadi pelindung bagi anaknya, kunci keberhasilan ayah ketika anaknya memiliki masalah yang dihadapi di sekolah, di lingkungan bermain, di dalam hubungan pertemanan, anaknya langsung memilih ayah sebagai tempat pertama untuk dia bercerita dan mendapat perlindungan
-
Tidak ada kasih sayang dari ayah
Adakalanya ayah dapat mendidik anaknya dengan lemah lembut namun ketika seorang anak yang membangkang dapat di tambahkan didikan dengan cara ketegasan namun tidak menyakiti anak, seorang ayah yang mengasihi anaknya, ketika melihat anaknya melakukan hal yang tidak baik pasti tidak akan mendiamkan anaknya dengan tidak memberi nasihat sedikitpun
-
Tidak ada warisan/ legacy untuk anak
Berbicara mengenai warisan, tidak hanya berbicara soal harta, namun yang lebih terpenting adalah seorang ayah dapat mewarisi karakter yang baik bagi anaknya, pemberani, lemah lembut, mau mendengar, tidak memaksakan kehendak, bertanggung jawab, disiplin dan lain sebagainya
-
Tidak ada sosok penuntun bagi anak
Seorang anak perlu di tuntun sejak anak lahir sampai dia sebelum berumah tangga. Apa yang harus dilakukan anak untuk mengambil keputusan yang terpenting dalam hidupnya tergantung dari tuntunan ayahnya.
So, bagaimana solusi untuk mencegah fatherless ? Sobat SiapNikah, salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah PENCEGAHAN dalam arti sejak awal sudah diupayakan pemenuhan peran ayah.
Untuk memenuhi peran ayah ini, yang harus dilakukan sejak dini bagi catin pria untuk bersiap menjadi seorang ayah adalah:
- Memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, membuat dia menyadari bahwa dia bisa memimpin secara efektif untuk keluarganya kelak
- Seorang catin pria harus memiliki komitmen secara mental maupun emosional
- Bersikap pro aktif dan berani menghadapi tantangan yang muncul
- Harus bisa mengambil solusi yang bijaksana saat sebuah masalah muncul
- Harus hidup dalam integritas, jujur, bijaksana dan menjadi pribadi pemimpin yang dihormati
Bagus bangat infonya, terimakasih mbk Ayu
Bagus nih... Penting banget ini peran ayah buat perkembangan anak....
Sangat bermanfaat bagi para catin pria 👍