Orang bilang masa bulan madu adalah masa paling indah setelah menikah. Banyak yang bilang setelah masa bulan madu, pasangan berubah karena merasa nyaman mengeluarkan sifat aslinya. Perubahan itu sering membawa rasa sedih dan kecewa.
Tak sedikit, perubahan yang mungkin cukup mengagetkan karena selama berpacaran dia tidak pernah menunjukkan sikap berbedalah yang membuat sedih dan kecewa. Memang benar dalam hubungan pernikahan, terkadang kita jadi kaget dengan perubahan sikap pasangan.
Merasa kesal itu wajar. Namun juga di sisi lain, coba cari tahu apa yang membuat perubahan sikap pasangan. “Dengan mengetahui penyebab perubahan sikapnya, akan lebih mudah untuk menentukan sikap dalam menghadapinya. Apakah pasangan sedang dalam tekanan pekerjaan? Atau kurang adanya quality time seperti mencoba menghabiskan waktu bersama?” ujar Emeldah Suwandi, S. Psi., M. Psi., Psikolog dari Tim Ahli Siapnikah.org.
Kalau memang rasanya cukup memberatkan, cobalah untuk mulai mengkomunikasikan perubahan sikap pasangan. Tanyakan padanya apakah perubahan sikapnya disebabkan tekanan pekerjaan atau ada hal lain yang menganggu pikirannya. Tawarkan kepada dirinya bantuan dengan bertanya, āapa yang bisa aku bantu supaya kamu bisa merasa lebih baik?ā
Sampaikan ketika kondisi sama-sama kondusif, seperti saat bersantai. “Sampaikan kekhawatiran dengan menggunakan āi-statementā atau sudut pandang orang pertama. Seperti āaku merasa sedih ketika kemarin kamu marah sewaktu kopinya kurang manisā¦ā daripada menggunakan sudut pandang ākamu seharusnya tidak seperti ituā¦ā supaya suami tidak merasa disalahkan,” sarannya.
Tanyakan padanya apakah perubahan sikapnya disebabkan tekanan pekerjaan atau ada hal lain yang menganggu pikirannya. Tawarkan kepada dirinya bantuan dengan bertanya, āapa yang bisa aku bantu supaya kamu bisa merasa lebih baik?ā
Coba ambil waktu yang tepat untuk berdiskusi bersama pasangan. Komunikasikan hal-hal yang membuatmu merasa tidak nyaman terkait perilaku pasangan. Berilah ruang pada pasangan untuk menjelaskan terkait perilakunya tersebut.
“Berfokuslah pada solusi bukan rasa kecewa atau kesal. Ambil waktu diam sejenak jika sudah mulai terpancing emosi. Ajaklah pasangan untuk berfokus kembali pada solusi bukan rasa marah,” imbuh Emeldah.
Tak ada salahnya mencari bantuan pihak ketiga kalau kamu merasa kesulitan untuk mempraktikan komunikasi positif. “Saya sarankan untuk mencoba berkonsultasi dengan psikolog ya. Supaya aman informasinya, dan pasangan merasa nyaman,” sarannya.
Ingat selalu, salah satu pondasi dalam menjalin hubungan adalah komunikasi yang baik. Komunikasi ini sangat perlu dilakukan agar lebih memahami satu sama lain sehingga dapat tercipta hubungan yang lebih harmonis dan nyaman.
Saran yg baik