Memulai keluarga adalah hal yang kompleks karena banyak sekali urusan di dalamnya termasuk soal finansial. Perkara finansial ini cukup sensitif dalam rumah tangga. Hal ini berarti kamu sebaiknya juga perlu memahami cara mengelola finansial dengan benar.
Ibu rumah tangga menjadi sosok yang identik dengan tugas mengatur urusan keuangan keluarga. Oleh karena itu, untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik haruslah bisa mengelola finansial dengan benar. Untuk menjalankannya dibutuhkan kecerdasar finansial. Apa itu? Kecerdasan finansial adalah kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan dan penerapan tata kelola keuangan yang baik yang pada akhirnya membawa dia mampu mewujudkan impian dan harapannya.
Tolok ukurnya pun bisa bermacam-macam. Mulai dari tingkat penghasilan, kemampuan seseorang dalam menyisihkan penghasilannya untuk diinvestasikan, sampai dengan kemampuan seseorang dalam memilih investasi yang tepat yang memberikan passive income yang besar baginya.
Semakin tinggi penghasilan yang disisihkan, semakin tinggi tingkat penghasilannya, semakin tinggi penghasilan yang dia dapat dari investasinya maka boleh dikatakan semakin tinggi pula tingkat kecerdasan finansial seseorang. Kalau diukur dari hasil akhirnya, semakin tinggi seseorang mampu memenuhi standard/gaya hidupnya tanpa harus menukarkan waktu dan tenaganya dengan bekerja secara fisik (passive income) maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan finansialnya.
Bahkan itulah tujuan akhir dari kecerdasan finansial, menghasilkan passive income yang bisa memenuhi kebutuhan bahkan gaya hidupnya tanpa harus bekerja secara fisik, yang disebut sebagai financial freedom atau kebebasan finansial. Enak kan kalau bisa menjalani hidup seperti ini?
Dian Savitri, MM. CFP, Founder Investingmom menjelaskan ada beberapa kecerdasan finansial yang perlu dimiliki seseorang khususnya ibu rumah tangga.
1. Mandiri secara finansial
Pertama, penting sekali agar keluarga mandiri secara finansial. Menurut Dian Savitri banyak manfaat ketika keluarga mandiri secara finansial, tidak bergantung pada orang tua. Artinya pasangan mempunyai keleluasaan dalam mengambil keputusan, menumbuhkan rasa memiliki, dan memiliki daya juang serta kebanggaan.
2. Perlu skill mengelola penghasilan
Kecerdasan finansial yang kedua adalah perlu skill mengelola penghasilan. Keberhasilan keluarga dalam mencapai tujuan keuangannya, tidak berdasarkan besar atau kecilnya penghasilan. Akan tetapi, dari cermat atau tidaknya kamu kelola uangnya.
“Penghasilan besarpun tidak akan pernah cukup kalau untuk memenuhi keinginan gaya hidup yang tidak terbatas. Caranya mengelola penghasilan kalau saya, setiap akhir bulan sebelum gajian, wajib hukumnya membuat budget. Yang penting rambu-rambunya adalah cicilan maksimal 35 persen dan tabungan minimal 10 persen,” lanjutnya.
3. Mempunyai tujuan keuangan keluarga
Kemudian, ibu dan keluarga mempunyai tujuan keuangan keluarga. Contoh tujuan keuangan, saat memilih sekolah anak. Pastikan memilih sekolah yang mempunyai kurikulum pendidikan yang sesuai dengan value yang kamu anut. Dari value keluarga tersebut turunlah tujuan finansial.
Dalam menentukan tujuan keuangan, kamu bisa mendefinisikannya dengan konsep. Di mana pada intinya tujuan itu harus spesifik tidak ambigu, bisa dicapai, tidak mengada-ada, dan ada jangka waktunya.
BACA JUGA: Kriteria Calon Istri yang Baik Menurut Agama Islam
4. Cerdas memilih instrumen keuangan
Ibu dan keluarga juga harus cerdas memilih instrumen. Instrumen keuangan salah satunya adalah dengan berinvestasi. Ini adalah kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan tersebut. Secara umum instrumen investasi ini terbagi menjadi dalam periode pendek, sedang, dan panjang.
“Pendek 1-3 tahun berupa deposito, obligasi ritel, RD pasar uang. Menengah, 3-10 tahu terdiri dari RD pendapatan tetap, emas, obligasi ritel, dan RD campuran, dan panjang lebih dari 10 tahun terdiri dari RD saham, saham, bisnis. Kemudian, investasi juga sebaiknya selalu direview setidaknya satu sampai dua kali setahun,” paparnya.
5. Selalu melakukan evaluasi keuangan
Ibu dan keluarga juga harus selalu melakukan evaluasi keuangan. Ibu dan keluarga sebaiknya bisa melakukan evaluasi terhadap aset-aset investasi, sisa utang, dan cash flow bulanan maupun tahunannya. Lihat ke mana saja uang kamu. Apakah ada yang jadi aset dan berapa pertumbuhannya.
“Contohnya kalau dipakai tiga tahun mendatang depan si kakak kuliah apakah dananya sudah mencukupi? Apakah tahun ini bisa ganti kendaraan? Dan masih banyak lagi,” terang dia.