Hindari Kesundulan, Diskusikan Prakonsepsi Sejak Dini

Hamil Kesundulan (Foto: Pexels)

Table of Contents

Kabar kehamilan di dalam sebuah keluarga tentu menjadi kabar yang menggembirakan. Namun, bagaimana dengan kehamilan yang tak direncanakan alias kesundulan? Apa tantangan dan bagaimana cara mengomunikasikan dengan baik ke pasangan?
Sebelum menikah, ada baiknya bicarakan tentang prakonsepsi dengan calon pasangan. Prakonsepsi merupakan penggabungan dua kata, yaitu pra yang berarti sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria. Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang berenca untuk hamil.
Prakonsepsi ini sudah bisa dimulai sejak masa remaja. Jadi, kamu bisa menyiapkan diri jauh-jauh hari. Eits, tak hanya calon ibu yang perlu menyiapkan kesehatannya jauh-jauh hari, calon ayah juga wajib karena memiliki keturunan adalah tanggung jawab suami dan istri.
Dengan prakonsepsi sejak dini, perencanaan kehamilan bisa dilakukan dengan baik. Banyak pasangan menunda kehamilan kedua atau ketiga untuk memberikan jarak antar kehamilan. Untuk melakukannya, biasanya pasangan menggunakan kontrasepsi. Namun, menggunakan kontrasepsi saja tidak 100% menjamin kamu bisa menjaga jarak kehamilan. Ada saja hal yang membuat mengalami kehamilan tak terencana atau kesundulan.
Kalau sudah kesundulan seperti ini, kamu mungkin langsung diselimuti beberapa kekhawatiran. Mengetahui kabar kehamilan yang tak direncanakan seperti kesundulan, bisa saja membuat pasanganmu kaget. Namun, ini adalah tantangan yang harus diselesaikan berdua.
Psikolog Anak & Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si mengatakan ketika pasangan menolak, hal itu belum tentu berarti si ayah benar-benar menolak kehamilan itu. “Menolak belum tentu berarti bahwa ayah benar-benar tidak menerima kehamilan tersebut. Tapi, bisa jadi ini adalah ekspresi ketidaksiapannya. Oleh karenanya, penting untuk bereaksi atas kehamilan dengan tepat dan membicarakannya dengan efektif,” kata dia.
Ia mengatakan, mengomunikasikan kabar kesundulan ini menjadi tantangan tersendiri. Mengomunikasikan suatu masalah dalam rumah tangga butuh waktu khusus di mana pasangan benar-benar hadir untuk satu sama lain. Terlebih lagi ketika membahas suatu hal yang akan punya dampak besar bagi masa depan kamu, pasangan, dan keluarga.
Sayangnya banyak sekali tantangan dalam berkomunikasi efektif dalam rumah tangga, salah satunya adalah kesibukan masing-masing. Kesibukan membuat kami dan pasangan sering hanya terlibat komunikasi yang sekadarnya saja. “Kalau nggak ada waktu komunikasi, bagaimana menyelesaikan masalahnya? Apalagi pada pasangan yang kemampuan bertengkar atau berkomunikasinya belum dimiliki,” ujar Nina.
Ia mengatakan ada cara mengomunikasikan kehamilan yang tak direncanakan ini agar masing-masing bisa menerima dan siap menjalaninya. Berikut ini cara yang yang bisa kamu terapkan.
1. Gunakan I Message
Ketika terjadi kesundulan, janganlah menyalahkan pasangan yang lupa mengonsumsi pil KB, telat jadwal suntik KB, tidak punya tabungan, dan lain sebagainya. Sebaiknya kamu mengutamakan mengomunikasikan pada diri kamu sendiri, tentang perasaan kamu mengenai kehamilan ini. Misalnya dengan pernyataan “Saya sebenarnya bingung menghadapi kehamilan ini. Saya takut, uang kita tidak cukup untuk membiayai satu anak lagi.”
Komunikasi dengan I Message ini akan ditanggapi lebih baik. Di samping itu, pasangan juga akan lebih mampu memahami kamu dan mencari solusi yang terbaik untuk berdua.
2. Mengakui masalah
Tak ada salahnya bagi kamu dan pasangan untuk duduk, berpelukan, menangis bersama. Tentu saja, ini adalah masalah yang besar. Dengan mengakui masalah ini sebagai tantangan yang harus diselesaikan bersama, kamu dan pasangan dapat melegakan emosi negatif yang ada. Di samping itu, hal ini juga membuat kamu dan pasangan mampu mencari jalan untuk saling mendukung.
3. Temukan solusi bersama
Setelah selesai dengan emosi negatif, ini saatnya kamu dan pasangan membuat solusi. Misalnya kalau masalah yang kamu dan pasangan hadapi adalah masalah kesiapan finansial, maka cari strategi untuk mengatasinya seperti mengurangi jajan di luar atau leisure time. Bila masalahnya adalah hambatan terhadap karier pasangan, pastikan menemukan cara untuk tetap bisa berkarier tanpa mengesampingkan pengasuhan.
4. Buatlah daftar
Kemudian, kamu bisa membuat daftar tentang apa saja yang harus dilakukan selama beberapa bulan ke depan. Ia menyarankan untuk membagi peran antara kamu dan pasangan untuk tetap melanjutkan kehamilan, mengasuh si sulung dengan optimal, mengumpulkan dana untuk persiapan kelahiran janin.
Ia berpesan penting bagi kamu untuk menjadikan ini sebagai kesempatan bersama untuk maju lebih baik. “Kita mungkin perlu mengubah impian kita bersama, tapi pastikan ini membawa keluarga yang telah baik menuju ke sesuatu yang lebih baik,” tuturnya.
Mungkin kamu panik dengan kesundulan yang kamu alami. Kamu takut pasangan akan susah menerima. Namun, ada cara yang tepat untuk mengomunikasikannya. Itulah beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mengomunikasikan kehamilan tak terencana itu kepada pasangan.
Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top