Budaya Pola Pengelolaan Keuangan Keluarga: Lebih Baik Memakai Dompet Bersama atau Terpisah?

pengelolaan uang dengan dompet bersama

Table of Contents

Aida Nabilah Al Anshori – Universitas Negeri Yogyakarta

Seperti yang kita ketahui, keuangan adalah hal yang penting dalam keluarga. Uang berperan penting sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini juga termasuk kebutuhan dasar seperti sandang, pangan papan. Keuangan yang buruk dalam sebuah keluarga dapat menimbulkan masalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar ini memiliki peran penting dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang (Landiyanto, 2011). Selain itu, masalah keuangan juga dapat memicu pertengkaran. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pandangan terkait pengelolaan keuangan (Olson et al., 2019). Perbedaan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik supaya tidak menimbulkan pertengkaran yang serius. Oleh karena itu, calon pasangan sangat perlu untuk membicarakan rencana pengelolaan keuangan sebelum menikah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuat kesepakatan terkait cara pengelolaan keuangan yang akan diterapkan.

Sikap seseorang terhadap uang juga menjadi mediator terhubungnya variabel pendapatan dan kepuasan finansial (Gasiorowska, 2015). Jadi, seseorang akan mengalami kepuasan finansial ketika dia memiliki sikap pengelolaan yang baik terhadap uang atau penghasilan yang diperoleh. Oleh karena itu, kita juga perlu mengetahui cara pengelolaan keuangan yang baik.

Lalu, bagaimana pola pengelolaan keuangan yang baik? Sebelum masuk pada pembahasan tersebut, kita perlu membahas terlebih dahulu macam-macam pola pengelolaan di setiap budaya.

Setidaknya ada dua pandangan tentang pola pengaturan keuangan berdasarkan budaya, yaitu pandangan individual dan kolektif. Pandangan individual cenderung dimiliki oleh keluarga dengan pendapatan tinggi. Orang-orang dengan pandangan individualistik menggunakan sumber daya untuk kepentingannya sendiri. Dengan kata lain, orang-orang ini menganggap bahwa mereka berhak mengelola penghasilannya sendiri. Sebaliknya, pandangan kolektif cenderung menekankan pada gotong royong dan saling membantu dalam hal pengelolaan keuangan. Pandangan kolektif biasanya dimiliki oleh keluarga dengan pendapatan rendah (Olson et al., 2019).

Dalam penerapannya, kedua pandangan ini membagi dua pola pengelolaan keuangan yaitu pengelolaan dengan dompet terpisah dan pengelolaan uang dengan dompet bersama.

Dompet terpisah

Dompet terpisah yang dimaksud adalah suami istri memiliki rekeningnya masing-masing. Pola pengelolaan uang ini biasa digunakan pada pasangan yang sama-sama memiliki penghasilan. Keduanya merasa bahwa mereka berhak untuk mengelola uang penghasilannya sendiri sehingga mereka memiliki rekening yang terpisah. Kondisi pasangan yang seperti ini tercantum dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo dan Elsy (2018). Salah satu partisipan penelitian menceritakan bahwa ia dan pasangannya sama-sama bekerja dan memiliki rekening masing-masing. Kemudian, mereka membagi tugas dalam hal tagihan rumah. Misalnya, suami membayar tagihan listrik dan makanan, sedangkan istri bertugas untuk membayar tagihan sewa rumah.

Pola pengelolaan uang seperti ini memungkinkan adanya kesetaraan hak-hak dalam pengambilan keputusan. Pembagian tugas memungkinkan suami dan istri untuk memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam urusan keluarga. Namun, kekurangannya adalah pola pengelolaan ini menyebabkan pasangan menjadi jarang berdiskusi satu sama lain. Hal tersebut dapat berisiko mengurangi kedekatan pasangan. Pasangan juga akan sulit untuk bisa saling memahami jika mereka jarang berdiskusi (Wardoyo & Elsy, 2019).

Dompet bersama

Dompet bersama dalam sebuah keluarga yang dimaksud adalah pasangan suami istri memiliki satu rekening yang sama. Beberapa partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo dan Elsy (2019) menceritakan bahwa dia memakai rekening yang sama dengan pasangannya. Pengelolaan keuangan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada istri. Istri mendapat tugas untuk mengelola dan merencanakan keuangan rumah tangga dan suami bertugas untuk mencari nafkah. Istri bertanggung jawab dalam mengatur pengeluaran uang untuk kebutuhan rumah tangga, termasuk juga uang saku suami.

Pola pengelolaan ini memungkinkan adanya diskusi antara suami dan istri. Ketika suami memiliki kebutuhan tertentu, suami perlu berkomunikasi dengan istri untuk menggunakan uang. Oleh karena itu, pola pengelolaan ini dapat meningkatkan kedekatan pasangan. Namun, hal tersebut dapat terjadi ketika pasangan, jujur, terbuka, dan kooperatif. Karena jika syarat tersebut tidak dipenuhi, pola pengaturan tersebut akan berdampak buruk pada keluarga. Dengan kata lain, orang yang bertugas mengatur keuangan perlu memiliki kedisiplinan dalam mencatat pengeluaran uang dengan baik. Partisipan dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa ia merasa lebih tenang ketika istri terbuka dan disiplin dalam menuliskan laporan uang yang keluar.

Di antara dua pola pengelolaan keuangan tersebut, pengelolaan keuangan yang dilakukan dengan memakai dompet bersama menawarkan solusi yang baik untuk menjaga atau meningkatkan kedekatan pasangan. Hal tersebut karena pola pengelolaan tersebut mendorong pasangan untuk banyak berdiskusi. Namun, bukan berarti pola pengelolaan dengan dompet terpisah buruk. Pola pengelolaan tersebut dapat diterapkan tetapi pasangan perlu sadar akan pentingnya diskusi dan sikap saling membantu. Jadi, ketika salah satu dari pasangan mengalami hambatan, salah satu yang lain perlu membantunya. Misalnya, ketika suami telat menerima gaji, istri perlu membantu dengan membayar tagihan rumah yang menjadi tanggung jawab suami, atau bisa juga sebaliknya. Hal tersebut perlu disepakati oleh pasangan sebelum memasuki dunia pernikahan.

Referensi
Dew, J., Anderson, B., Skogrand, L., & Chaney, C. (2016). Financial issues in strong African American marriages: A strengths-based qualitative approach. Manuscript submitted for publication. Logan, UT: Department of Family, Consumer, and Human Development, Utah State University.

Landiyanto,E.A.,Ling,J.,Puspitasari,M.,&Irianti,S.E.(2011).Wealth and Happiness : Empirical Evidence from Indonesia. Chulalongkorn Journal of Economics,23, 1–17.

Olson, D., DeFrain, J., & Skogrand, L. (2019). Marriage and Families : Intimacy, Diversity, and Strenghts. In McGraw-Hill Education.

Wardoyo, M. P., & Elsy, P. (2019). Pola pengaturan keuangan ruma tangga dan kedekatan hubungan pada pasangan kawin campur wanita jepang dan pria amerika. Japanology, 7(1), 77–89.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
17
+1
6
+1
4
+1
0
Scroll to Top