Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. BKKBN pun tak ragu untuk menjajaki peluang untuk pengembangan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta upaya menekan tingginya angka prevalensi stunting di Indonesia.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. Rizal M. Damanik mengatakan salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan rutin mengundang duta besar dari berbagai negara yang dinilai cukup berhasil dalam menangani kasus stunting di negaranya.
“Sejak tahun 2021 kami secara rutin menyelenggarakan acara diskusi Ambassador Talks, dengan mengundang para Duta Besar dari beberapa Negara untuk sharing pengalaman dan strategi dari negara-negara yang telah berhasil mengatasi stunting,” ujar dia saat kunjungan kerja di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
Dari sharing pengalaman tersebut selanjutnya BKKBN bakal menggali peluang kolaborasi guna mempercepat penurunan jumlah kasus stunting di Indonesia. Tak hanya itu, BKKBN juga menggalang kemitraan dan dukungan asing sekaligus mensosialisasikan program Bangga Kencana hingga ke level internasional.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut BKKBN kemudian menginisiasi sebuah kegiatan bertajuk Ambassador Goes to Kampung KB, Sumpang Bita, Kelurahan Balocci Baru, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Langkah ini juga bentuk upaya mengakomodir para mitra asing dalam melihat program secara langsung di tingkat desa.
BACA JUGA: Tak Hanya Stunting, Masalah Kesehatan Ini Juga Mengintai Keluarga Indonesia
Adapun mitra Kedutaan Besar negara-negara sahabat yang hadir yaitu Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Filipina, Mozambik, dan Seychelles serta lembaga-lembaga donor internasional, yaitu UNFPA dan WHO. “BKKBN dan UNFPA sudah lama bekerja sama dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Kemudian dengan Filipina melalui Commission on Population and Development atau Popcom, dan juga telah menjalin kerjasama dengan Seychelles dalam pembentukan Center of Excellent on Family Welfare,” kata Rizal.
Kampung KB juga dapat menjadi sarana best practice Indonesia dalam mengatasi permasalahan kependudukan dan kesehatan di tingkat desa yang dapat direplikasi di negara berkembang lainnya yang memiliki masalah yang serupa. Memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana program dan kegiatan dapat diimplementasikan di berbagai kondisi.
Kampung KB Sumpang Bita, berada di kawasan wisata Kelurahan Balocci Baru dan telah dibentuk sejak Desember 2021. Jumlah penduduknya sekitar 3.703 jiwa dengan sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah Petani kebun. Kegiatan kampung KB yang telah dilaksanakan diantaranya adalah Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), Rumah data kependudukan dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Prof. Rizal M. Damanik mengungkapkan harapannya terkait kegiatan Ambassador Goes to Kampung KB agar ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan negara lain. Serta menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja sama yang terjalin antara BKKBN dengan seluruh Kedutaan Besar. “BKKBN menyambut baik semua dukungan, terutama yang langsung ke masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Mrs. Bronwyn Robbins, Australian Consul General in Makassar mengaku senang bisa melihat secara langsung upaya BKKBN dalam mengentaskan stunting. “Saya senang sekali dapat melihat secara langsung inovasi yang telah dilakukan BKKBN terkait penurunan angka kematian Ibu dan Bayi, stunting dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta pendekatan proaktif BKKBN dengan mitra-mitra,” kata dia.
Very helpful