Rina Dwi (38) dan Budi Cahyono (40) merupakan pasangan dosen perguruan tinggi yang memiliki tiga putri yaitu Zahra (6), Zidni (4), dan Zeva (2). Sejak Maret 2020 lalu kebiasaan mereka berubah karena harus work from home dan mendampingi anak untuk school from home untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 Corona.
Memadukan pekerjaan dan pendampingan belajar anak di rumah ternyata lebih menantang daripada hari-hari biasa. “Biasanya kan setelah antar anak di sekolah, kami sibuk dengan aktivitas bekerja masing-masing. Bertemu lagi setelah pulang kerja. Sekarang, hampir 24 jam kami bersama. Yang paling repot kalau menghadapi anak yang bosan. Kami harus memutar otak mencari aktivitas baru supaya anak-anak tidak bosan,” ujar Rina.
Zahra dan Zidni sudah masuk sekolah, guru-gurunya seringkali memberikan panduan aktivitas belajar di rumah. Namun, aktivitas belajar biasanya selesai dalam satu-dua jam saja. “Begitu tugas sekolah selesai, bingung lagi anaknya mau ngapain lagi. Kita juga membatasi diri tidak mengajak anak keluar rumah. Kalau sudah bosan, jatuhnya anak-anak rewel,” jelas Rina.
Rina menggunakan internet dan buku sebagai referensi untuk mencari aktivitas yang cocok untuk anak. Tiap hari Rina mengaku pusing harus memutar otak mencari aktivitas apa yang harus dilakukan anak supaya tidak bosan. Terkadang, perilaku anak karena bosan juga membuatnya pusing.
“Pernah suatu pagi ketika saya memasak, Zahra dan Zidni masuk bak kamar mandi yang penuh. Katanya kangen berenang. Mau marah karena harus membersihkan lagi bak kamar mandi tidak bisa, ya sudahlah. Lain hari mereka menabur bedak di lantai, karena licin mereka bilang sedang membuat seluncuran. Mau marah, tapi mereka tertawa bahagia. Ambil nafas dalam-dalam saja,” kenangnya.
Mungkin, hal ini juga dirasakan oleh orangtua yang lainnya. Beban pekerjaan sudah cukup menyita waktu dan tenaga, kini harus berjibaku dengan rasa bosan anak. Meskipun ada asisten rumah tangga, anak-anak tetap ingin bersama-sama dengan orangtua.
Psikiater anak dan remaja, dr Veranita Pandia dalam wawancara dengan Kompas TV memberikan penjelasan sebenarnya orangtua memiliki kesempatan belajar dari rumah ini merupakan yang baik karena memiliki waktu yang sangat banyak untuk membentuk ikatan hati dengan anak. “Orangtua harus siap dengan perubahan kondisi ini. Sekarang orangtua harus siap menjadi orangtua, guru, dan teman sekaligus bagi anak-anaknya,” ujarnya.
Biar anak tidak bosan di rumah, berikut 6 tips yang bisa dilakukan saat anak belajar dari rumah.
- Menjaga Mood Orangtua
Fokus pada anak penting, namun fokus pada diri sendiri juga penting. Sebelum mendampingi anak, orangtua harus mampu mengontrol diri sendiri. “Orangtua harus menjadi teladan, bekerja, guru, dan teman anak. Karena menjaga mood juga penting bagi orangtua,” ujar dr Veranita.
Jika mood orangtua tidak terjaga, maka mudah bagi orangtua untuk marah. Anak-anak kalau dimarahi terus justru semakin mudah bosan. Ikatan yang seharusnya membaik justru semakin buruk.
2. Buat Komitmen
Orangtua bisa mempersiapkan dari malam untuk buat komintmen apa yang akan, harus, dan wajib dilakukan. Tanyakan pada anak apa yang ingin dilakukan esoknya. Serta makanan yang diinginkan anak. Harus diperhatikan juga jika anak lelah dan tidak mood, jangan dipaksa.
3. Pahami Cara Belajar Anak
Anak-anak tidak diberi suasana yang kondusif pasti stress. Cara anak belajar berbeda-beda. Pahami karakter anak. Ada yang audiotory, visual, kinestetik. Orangtua harus mengenal anak masing-masing sehingga anak enjoy. Komunikasi dengan guru anak di sekolah juga bisa dilakukan untuk menganalisis cara belajar masing-masing anak.
4. Terapkan Reward dan Punishment
Berikan reward yang disepakati bersama sebelumnya. Selain reward, perlu juga punishment jika anak tidak mengikuti aturan yang diberikan. Reward akan memotivasi anak untuk mengikuti kesepatakan yang sudah dilakukan.
5. Beri Ruang Sosialisasi
Anak-anak yang sudah sekolah tiba-tiba tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya, tentu ada rasa rindu. Karena itu beri ruang sosialisasi lewat sosial media untuk anak dan teman-temannya. Berikan aturan dengan teladan kepada anak. Orangtua harus mengatur diri untuk tidak selalu memegang gadget sehingga anak-anak tidak meniru. Buat kesepakatan durasi sebelum anak menggunakan gadget.
6. Eksplorasi Aktivitas Rumahan
Aktivitas tanpa gadget? Siapa takut. Libatkan anak untuk melakukan runititas di rumah. Seperti mencuci mobil bersama, menyiram bunga bersama, memasak bersama, menyapu, mengepel. Ini bisa digunakan sebagai momentum mengaktifkan komunikasi aktif tanpa gadget. Sambil bersih-bersih sambil ngobrol, tentu akan terasa menyenangkan. Jadi, tidak ada lagi kata bosan untuk school from home.