Oleh: Ketut Putra Antara – Universitas Surabaya
Apa itu toxic relationship? Ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia menyebutkan bahwa toxic relationship menyebabkan seseorang yang terlibat di dalamnya akan kesulitan untuk hidup sehat dan produktif. Contohnya, memiliki pasangan yang hanya ingin didengarkan dan mencarimu disaat kesusahan, tetapi dia tidak pernah mendengarkan ceritamu dan melupakanmu disaat dia bahagia. Di lain sisi mungkin kamu memiliki pasangan namun tidak pernah menghargaimu. Dia hanya berbuat sesukanya asalkan keinginanya terpenuhi, selalu menyalahkan dirimu kalau terjadi masalah bahkan memperlakukan dirimu secara kasar. Dapat disimpulkan bahwa toxic relationship adalah hubungan yang tidak sehat, tidak lagi menghubungkan dan menghadirkan ketidaknyamanan sehingga memunculkan adanya emosi negatif yang mengontrol setiap tindakan. Hubungan yang tidak sehat memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan yang mengalaminya, karena adanya tekanan dan rasa tidak bahagia dalam menjalani kehidupan yang sehat, produktif dan Bahagia baik secara fisik maupun emosional.
Menurut psikolog klinis Thomas L. Cory, Ph.D., terdapat berbagai jenis sikap yang dapat dikategorikan sebagai toxic relationship, antara lain:
- The Independent Toxic Controller (Pengatur)
karena salah satu pihak menjadi “pengatur” yang dimana hal tersebut dapat merugikan pihak lainnya didalam hubungan tersebut apabila pihak “pengatur” tidak menepati janji atau memberikan pihak lainnya membuat rencana sendiri. - The Guilt-Inducer (Menciptakan Rasa Bersalah)
melakukan intimidasi agar pihak lainnya selalu merasa bersalah. Hal ini juga sangat jarang diketahui oleh korban karena merasa layak untuk disalahkan. - The Possesive (Paranoid)
Rasa cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan korban merasa terisolasi atau terkurung karena larangan dan perintah dari pelaku. - The Over-Dependent Partner (Sangat Bergantung)
Dalam sebuah hubungan sudah pasti komitmen itu harus dari kedua belah pihak baik dalam pengambilan keputusan maupun rasa tanggung jawab. Pelaku akan bersikap pasif dan akan memberikan tanggung jawab serta pengambilan keputusan kepada korban seorang diri. Hal tersebut akan membuat korban merasa terbebani karena harus membuat banyak keputusan dan mempertanggung jawabkan keputusan tersebut. - Deprecator-Belittler (Meremehkan)
Jenis ini biasanya dilakukan oleh pelaku yang meremehkan atau mengolok-olok korban di depan umum, teman, sahabat bahkan keluarga korban itu sendiri. - The Overreactor (Reaktif)
Pelaku akan bersikap berlebihan terhadap korban yang dimana membuat korban harus mengerti dan menjaga perasaannya agar hubungan mereka tetap berjalan. - The User (Pengambil Keuntungan)
Jenis toxic relationship satu ini juga dapat dikatakan sebagai hubungan satu arah dimana hanya menguntungkan salah satu pihak. - Bad Temper (Temperamen)
biasanya didominasi oleh pasangan lelaki dibandingkan perempuan karena lelaki memiliki kuasa yang lebih dibandingkan perempuan. Pelaku biasanya memiliki sifat sangat pemarah, mudah tersinggung dan mudah kehilangan kesabaran.
Dari kedelapan jenis-jenis toxic relationship yang disebutkan diatas, masih banyak orang-orang yang tidak menyadari bahwa hubungan yang mereka jalankan itu adalah toxic relationship. Hal tersebut dikarenakan kurangnya edukasi mengenai toxic relationship itu sendiri dan yang paling umum ditemukan adalah karena korban terlalu sayang atau cinta terhadap korban agar hubungannya tidak berakhir dan berpikir korban akan berubah seiring berjalannya waktu.
Toxic relationship sendiri tidak terjadi begitu saja. Terkadang pada awalnya hubungan tersebut adalah hubungan yang sehat atau bukan toxic relationship, namun seiring berjalannya waktu aka nada hal-hal yang menyebabkan toxic relationship tersebut terjadi. Hal-hal yang menyebabkan toxic relationship antara lain:
- Dukungan yang Minim
Apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak beranggapan apa yang ingin dicapai adalah sebuah kompetisi. - Toxic Communication
Komunikasi adalah kunci utama dalam sebuah hubungan untuk menjadikan hubungan yang sehat. Apabila hubungan tidak berjalan dengan baik maka akan terjadi yang Namanya salah paham yang dapat menyebabkan sebuah hubungan menjadi toxic. - Rasa Cemburu
Cemburu merupakan suatu hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Namun hal tersebut dapat menjadikan sebuah hubungan menjadi toxic apabila terjadi cemburu yang berlebihan. - Pasangan yang Terlalu Mendominasi
Dalam hubungan yang sehat, pasangan harus saling mengerti dan memposisikan setara satu sama lain. - Kekerasan Fisik
Hal ini merupakan penyebab paling umum pada hubungan yang toxic. Hampir di setiap hubungan yang toxic pasti tidak jauh dari kekerasan fisik.
Selain lima penyebab diatas, masi banyak lagi hal-hal yang dapat menyebabkan toxic relationship. Banyak orang yang berpikir bahwa toxic relationship akan berakhir, namun orang-orang tersebut tidak menyadari penyebab dari toxic relationship tersebut dan tidak berusaha untuk menyelesaikannya atau mencari solusi agar hubungan mereka menjadi sehat.
Pastinya, berada dalam toxic relationship akan menyebabkan berbagai dampak negatif kepada korban. Adapun beberapa dampak negatif yang akan dialami oleh korban, antara lain:
- Mengisolasi Diri
- Merasa Tidak Berharga atau Tidak Memiliki Harga Diri
- Tidak Memperdulikan Diri Sendiri
Setelah mengenal mengenai toxic relationship, mari kita melihat kejadian-kejadian atau kasus-kasus yang sering terjadi di Indonesia belakangan terakhir ini. Ada banyak sekali berita yang menampilkan kejadian atau kasus tentang toxic relationship di Indonesia baik dikalangan remaja maupun orang dewasa yang belum atau sudah menikah. Salah satu kasus toxic relationship di Indonesia yaitu kisah tragis Dini Sera Afrianti (27) yang harus kehilangan nyawanya di tangan pasangannya Gregorius Ronald Tannur (31). Dilansir dari Health.Detik.Com korban dianiaya oleh pelaku berulang kali dan akhirnya berujung kematian. Dari kejadian tersebut kita dapat belajar bahwa toxic relationship sangat berbahaya. Tidak hanya dapat menyebabkan gangguan fisik atau emosional bahkan dapat menyebabkan kematian
Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk keluar dari toxic relationship itu. Dengan mencari solusi dan jalan keluar untuk mengatasi toxic relationship, hubungan yang toxic akan menjadi hubungan yang sehat. Oleh karena itu, berikut merupakan beberapa solusi dalam mengatasi toxic relationship:
- Mengakui Kesalahan
- Menghargai Diri Sendiri dan Pasangan
- Menjalin Komunikasi yang Sehat
- Menetapkan Tujuan yang Jelas
- Luangkan Waktu Untuk Diri Sendiri
- Beri Tahu Orang Terdekat
- Mencari Bantuan Orang Profesional
Solusi-solusi diatas tentunya masih sebagian kecil dari segala solusi yang dapat ditawarkan. Setiap hubungan memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi permasalahan toxic relationship yang pernah dialami. Tentunya solusi diatas tidak akan efektif apabila hanya salah satu pasangan yang melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus sadar diri terhadap kesalahan masing-masing dan harus menurunkan ego atau gengsi mereka.
Setelah mempelajari berbagai pengetahuan tentang toxic relationship, tentunya kita harus sadar akan masalah ini. Hal-hal diatas tidak hanya untuk seseorang yang memiliki pasangan, namun hal-hal tersebut juga dapat terjadi kepada seseorang yang tidak memiliki pasangan karena hubungan itu ada banyak jenisnya seperti hubungan pertemanan, hubungan persahabatan maupun hubungan keluarga. Oleh karena itu, kita sebagai individu harus saling mengingatkan pentingnya toxic relationship baik dari jenis dari toxic relationship itu sendiri, dampaknya maupun solusi dalam menanganinya. Ayo terapkan hubungan yang sehat!!
Referensi
Sucahyo, C. M. (2022). Toxic Relationship Free: Ketika Hubungan Meracuni Masa Depan, Apa yang Harus Dilakukan? (1). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. https://books.google.co.id/books?id=V3Z0EAAAQBAJ&pg=PA1&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q&f=false
Young On Top. (2023). Jenis Pelaku Toxic Relationship Menurut Psikolog, Apakah Pasanganmu Termasuk?. https://www.youngontop.com/jenis-pelaku-toxic-relationship-menurut-psikolog-apakah-pasanganmu-termasuk/
Kautsar, V. A. (2021). 15 Penyebab Toxic Relationship yang Bikin Hubungan Kamu Nggak Sehat. https://www.fimela.com/lifestyle/read/4773770/15-penyebab-toxic-relationship-yang-bikin-hubungan-kamu-nggak-sehat?page=9
Fadli, R. (2022). 5 Dampak Toxic Relationship bagi Kesehatan Mental. https://www.halodoc.com/artikel/5-dampak-toxic-relationship-bagi-kesehatan-mental
Azizah, K. N. (2023). Belajar dari Kasus Kematian Dini Sera, Ini Cara Lepas dari Toxic Relationship. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6983199/belajar-dari-kasus-kematian-dini-sera-ini-cara-lepas-dari-toxic-relationship
Saputro, I. (2023). 11 Cara Tepat Mengatasi Toxic Relationship yang Bisa Kamu Coba. https://www.klikdokter.com/psikologi/relationship/deretan-cara-keluar-dari-toxic-relationship-menurut-psikolog