Wanita sebaiknya sudah mempersiapkan tubuhnya sejak masih dalam tahap merencanakan untuk hamil bahkan sebelum menikah. Tujuannya, agar saat hamil, wanita sudah siap memenuhi gizi yang dibutuhkan tubuh dan janinnya. Salah satu zat gizi yang sudah harus dipersiapkan wanita sebelum hamil bahkan sebelum menikah adalah folat.
Dilansir sari HelloSehat, folat atau asam folat merupakan bentuk sintetis dari vitamin B9 yang diperlukan wanita sebelum hamil untuk membantu pertumbuhan janin dan melindungi sel tubuh. Tubuh membutuhkan folat saat sel tumbuh dengan cepat, seperti pada saat kehamilan. Saat kehamilan, ukuran rahim (uterus) membesar, plasenta berkembang, tubuh mengalirkan lebih banyak darah, dan pertumbuhan janin sangat cepat.
Wanita butuh folat sebelum hamil karena janin tumbuh dengan cepat saat kehamilan. Konsumsi folat sebelum hamil dan selama sedang hamil akan membantu mengurangi risiko cacat lahir pada bayi. Folat membantu menurunkan risiko cacat lahir, seperti neural tube defect (NTD), cacat pada jantung dan anggota tubuh, gangguan pada saluran kemih, penyempitan katup lambung, dan sumbing oral-wajah, seperti bibir sumbing dan celah pada langit-langit mulut.
Pada awal kehamilan atau bahkan sebelum wanita tahu bahwa dirinya hamil, folat berperan penting dalam perkembangan awal janin, saat janin masih berbentuk tabung saraf. Tabung saraf terbentuk pada minggu ketiga dan keempat selama kehamilan dan tumbuh menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Tabung saraf yang tidak tertutup secara sempurna dinamakan neural tube defect (NTD). Contoh dari NTD adalah spina bifida (tulang belakang tidak tertutup sempurna), anencephaly (tidak adanya bagian otak), dan encephalocele (tengkorak bayi tidak tertutup sempurna).
BACA JUGA: 5 Alasan Pentingnya Konsumsi Asam Folat untuk Calon Pengantin
Folat juga diperlukan untuk membentuk sel darah merah normal dan mencegah anemia. Folat juga penting untuk memproduksi, memperbaiki, dan untuk fungsi DNA. Terpenuhinya kebutuhan folat sangat penting untuk pertumbuhan sel plasenta yang sangat cepat serta untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan wanita usia subur mengonsumsi 0,4 mg (400 mcg) folat/hari untuk mencegah cacat lahir, setidaknya sebulan sebelum hamil. Indonesia melalui Angka Kecukupan Gizi 2013 merekomendasikan untuk mengonsumsi folat sebesar 400 mcg/hari sebelum hamil dan ditambah 200 mcg/hari selama hamil.
Wanita yang mengonsumsi folat setiap hari sesuai dosis yang direkomendasikan mulai dari setidaknya satu bulan sebelum konsepsi (pembuahan) dan selama trimester pertama kehamilan dapat menurunkan risiko bayinya mengalami NTD lebih dari 70%.
Folat dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau, buah jeruk, gandum utuh, dan makanan lain. Bayam, hati sapi, asparagus, dan brussels sprouts adalah makanan sumber folat yang paling tinggi. Di Indonesia, pemerintah telah mewajibkan fortifikasi folat pada semua terigu yang dipasarkan yang bertujuan untuk perbaikan gizi.
Beberapa makanan sumber folat misalnya terigu yang telah difortifikasi folat; sayuran berdaun hijau, seperti bayam, asparagus, brokoli, brussels sprouts, lobak hijau, lettuce. Buah-buahan, seperti jeruk, alpukat, pepaya, pisang. Kacang-kacangan, seperti kacang chickpea (kacang arab); kacang polong; jagung; produk susu; ayam, daging sapi, telur, ikan; dan gandum.
Asupan folat sangat penting dari sebelum hamil, tahap awal kehamilan sampai setidaknya 4-6 minggu setelah kelahiran, dan selama menyusui. Mungkin sedikit sulit untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan folat. Apalagi makanan tertentu yang mengandung folat kadang tidak menjadi sumber folat yang tinggi karena kandungan folat tersebut dapat hilang dari makanan selama penyimpanan atau dapat rusak saat dimasak. Oleh karena itu, konsumsi suplemen folat mungkin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan folat yang diperlukan tubuh.
Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen folat, karena folat yang berlebihan juga malah bisa berdampak buruk bagi janin.
Folat sangat dibutuhkan saat kehamilan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga asupan folat yang cukup sangat diperlukan pada saat ini. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang mengharuskan wanita mengonsumsi folat dengan jumlah lebih dari yang direkomendasikan pada umumnya (400 mcg).
Kondisi tersebut yaitu wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko mempunyai bayi dengan NTD lebih besar, sehingga dibutuhkan asupan folat lebih besar dari 400 mcg. Wanita yang sebelumnya mempunyai bayi dengan NTD, sehingga disarankan untuk mengonsumsi folat lebih dari yang direkomendasikan pada umumnya.
Pada kehamilan kembar, direkomendasikan konsumsi folat lebih besar dari 400 mcg. Beberapa orang dengan variasi genetik, dikenal dengan mutasi methylenetetrahydrofolate reductase (MTHFR) yang membuat tubuh sulit memproses folat. Wanita yang menderita diabetes dan mengonsumsi obat antikejang berisiko mempunyai bayi dengan NTD, sehingga disarankan untuk mengonsumsi folat lebih besar dari 400 mcg.
Bagi wanita yang mengalami kondisi tersebut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter setidaknya sebulan sebelum hamil untuk mengetahui kebutuhan folat yang harus dikonsumsi.