Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak masyarakat untuk menyambut Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada 29 Juni dengan lebih menghargai setiap kehamilan yang terjadi pada ibu. Para pasangan serta calon pengantin yang sudah siap untuk menikah, diharapkan tidak menyia-nyiakan peluang kehamilan.
Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan menghadirkan anak di dalam rumah tangga itu sebetulnya bisa dianggap mudah, juga bisa sulit. Sehingga pasangan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk punya anak. “Kesempatan untuk hamil itu tidak boleh disia-siakan, jangan merasa nanti pasti akan hamil atau sukses lagi,” kata dia.
Hasto menegaskan setiap keluarga harus benar-benar menyadari makna mendalam dari sebuah kehamilan. Hal itu tanpa alasan, pasalnya tidak mudah bagi seorang ibu untuk mengandung dan mempertahankan kehamilan yang aman dan sehat.
Ia menyebutkan persentase ibu yang berhasil untuk hamil dengan baik dan melahirkan dengan sukses hanya mencapai 5%-15% di antara pasangan usia subur yang ada (PUS). Ia pun mengajak untuk merencanakan kehamilan dengan matang.
BACA JUGA: Kebiasaan Merokok akan Mengurangi Kualitas Sperma Calon Pengantin
“Marilah kita rencanakan kehamilan kita. Itu harus benar-benar dihargai, kita urus dengan sebaik-baiknya. Perlakukanlah orang hamil orang yang mau hamil dalam keluarga menjadi suatu yang sangat istimewa,” ucap Hasto.
Hasto menambahkan, Hari Keluarga Nasional juga harus dimaknai sebagai waktu untuk memikirkan kembali karakter dan nilai-nilai yang tertanam pada anak-anak.
Sebab berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 9,8% anak remaja telah terkena emotional mental disorders. Angka tersebut naik secara signifikan dari tahun 2013 yang mencapai 6,1%.
Menurutnya, anak-anak pada zaman kini cederung lebih senang mengurung diri di kamar, tidak memiliki komunikasi yang intens dengan keluarga serta bersikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Hasto menyarankan agar setiap keluarga membentuk karakter setiap anak menjadi unggul dengan diberlakukannya kembali kebiasaan berkumpul di meja makan bersama, sembari bertukar pikiran ataupun mendengarkan kisah keseharian anak.
Ia juga berharap setiap orang tua dapat memperkuat dan menjalankan pola asuh (parenting) yang baik, sehingga setiap aman dapat hidup dengan bahagia, merasa aman dan memiliki karakter yang kuat dan cerdas.
“Maka saya minta, marilah betul-betul kita kembali ke keluarga untuk memikirkan perencanaan keluarga yang baik dan ingat, didiklah anak dan cucumu sesuai dengan zamannya, karena dia tidak dilahirkan di zamanmu. Sehingga kita harus dengan penuh kesabaran dan dengan penuh ketelatenan (membangun karakter setiap anak),” kata Hasto.