Rencanakan Kehamilan Bersama Istri, Pria Juga Bisa KB untuk Mengatur Jarak Kelahiran

Alat Kontrasepsi (Foto: Pexels)

Table of Contents

Pengaturan kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi dan penundaan kehamilan selama ini lebih dikaitkan pada wanita. Namun, ada juga pilihan KB untuk pria. Jenisnya pun beragam.

Masih banyak masyarakat belum familiar dengan KB untuk pria. Hal ini lantaran pemahaman menunda kehamilan hanya bisa dilakukan oleh wanita. Padahal, pria pun bisa melakukannya.

Dari sisi studi ilmiah, penggunaan alat kontrasepsi untuk pria guna mencegah kehamilan pun tak sebanyak wanita. Beberapa pria lebih memilih untuk melakukan ejakulasi di luar saat berhubungan intim untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Padahal ada beberapa jenis pilihan alat KB untuk pria. Apa saja?

1. Kondom
Kondom menjadi KB untuk pria yang lebih banyak digunakan. Menurut penelitian, alat kontrasepsi ini efektif mengurangi transmisi organisme penyebab penyakit HIV/AIDS hingga 80-95%. Kondom juga dapat mencegah kehamilan hingga 98%.

Fungsi kondom tersebut ditambah kepraktisannya yang bisa langsung dipakai sebelum bercinta dan tanpa efek samping membuat alat kontrasepsi berbentuk sarung elastis ini populer. Kondom sebenarnya terdiri dari dua jenis, yakni kondom wanita dan kondom pria. Namun, kondom pria lebih populer dan mudah didapatkan.

Variasinya pun sangat banyak dan mudah sekali diperoleh di pasaran. Kamu bisa memilihnya sesuai dengan keinginan. Selain membantu mencegah kehamilan, menggunakan kondom ketika berhubungan intim juga mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual.

Sayangnya, tak sedikit pria yang mengaku bahwa penggunaan kondom saat bercinta justru mengurangi kenikmatan hubungan intim itu sendiri.

2. Ejakulasi di luar
Para pria lebih memilih untuk melakukan ejakulasi di luar dan menghindari penggunaan kondom yang kabarnya mengurangi sensasi bercinta. Cara ini punya banyak istilah lain, seperti coitus interuptus dan pull out yang sebenarnya intinya sama yaitu mengeluarkan sperma di luar Miss V sehingga kehamilan pun tidak terjadi.

Namun, hati-hati, meski ejakulasi terjadi di luar, bukan tak mungkin terjadinya kehamilan tetap ada. Jadi, sebaiknya tetap gunakan kondom, terlebih jika kamu sedang tidak berencana untuk hamil atau bercinta saat masa subur.

3. Vasektomi
Vasektomi merupakan proses operasi kecil yang hanya membutuhkan waktu selama 15 menit. Jenis KB untuk pria ini tetap membuat pria ereksi dan berejakulasi. Bedanya, air mani yang keluar dari Mr P tak lagi mengandung sperma. Meski begitu, prosedur ini bisa dibilang cukup mahal.

Selama vasektomi, ahli bedah akan membagi dan menutup ujung tabung yang mengangkut sperma (vas deferens). Karena ini menghentikan sperma memasuki cairan mani, ejakulasi tidak akan bisa membuahi pasangan.

Melansir Healthline, vasektomi konvensional adalah prosedur rawat jalan. Karena anestesi umum tidak digunakan, Dads akan terjaga selama vasektomi.

BACA JUGA: Benarkah KB Implan Bikin Rahim Kering? Yuk Kenalan dengan Alat Kontrasepsi Satu Ini

4. Suntik Testosteron
Hormon testosteron memiliki fungsi yang krusial dalam kaitannya dengan produksi sel sperma. Prosedur ini bisa kamu pilih, apakah untuk mengurangi atau menghilangkan sperma sepenuhnya.

Terapi hormon adalah terapi yang dinilai cukup aman dan efektif untuk dilakukan, karena bersifat sementara atau bisa kembali ke keadaan semula, karena tidak menyebabkan kemandulan permanen seperti pada vasektomi.

Metode kontrasepsi ini akan menjadi jalan keluar bagi pasangan di mana pihak perempuannya tidak bisa melakukan kontrasepsi sendiri karena alasan kesehatan tertentu. Sampai sejauh ini, suntik KB untuk pria masih bersifat eksperimental terbatas. Maka biaya untuk mendapatkannya pun cukup mahal. Selain itu, layaknya pil KB wanita, suntik KB pria juga harus tepat waktu agar efektivitas kontrasepsi tetap terjaga.

Beberapa penelitian menyebutkan cara hormonal ini juga dapat memengaruhi nafsu seks pria dan munculnya jerawat pada muka.

5. Pil KB untuk Pria
Berbeda dengan wanita, pil KB untuk pria masih berada dalam fase uji klinis sehingga tidak dijual bebas. Pil ini mengandung molekul steroid yang membantu menekan produksi sel sperma.

Meski bisa dikatakan ideal, tetapi pil ini hanya bekerja efektif dalam 18 jam, bahkan kurang dari itu. Ini berarti, pria perlu mengonsumsi pil ini lebih dari satu kali dalam satu hari. Jadi, masih terus dilakukan studi untuk menguji efektivitas pil ini.

6. Gel Testosteron
Penggunaan gel testosteron kabarnya mampu merangsang hormon gonadotropin untuk berhenti bekerja saat dioleskan pada bagian lengan dan bahu. Gonadotropin sendiri merupakan hormon yang membantu menstimulasi produksi hormon testosteron.

Saat hormon testosteron memiliki kadar yang sangat rendah, produksi sperma pun akan mengalami penurunan yang sangat signifikan. Meski begitu, efek yang mungkin terjadi adalah libido menurun sampai masalah ejakulasi.

Itulah beberapa pilihan KB untuk pria yang bisa kamu coba. Agar lebih yakin, kamu bisa berkonsultasi dahulu dengan dokter tentang pilihan terbaik yang sesuai dengan kondisi tubuh.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
3
+1
0
Scroll to Top