Kehadiran adik tidak jarang membuat kakaknya merasa kurang diperhatikan hingga memicu kecemburuan atau bahkan rasa benci. Agar hal ini tidak terjadi, kamu perlu mengetahui cara mempersiapkan si kakak untuk punya adik, ketika akan menambah momongan.
Saat anak masih berusia di bawah dua tahun, biasanya mereka belum paham arti memiliki seorang saudara. Berbeda jika anak telah berusia dua tahun ke atas. Anak-anak pada usia tersebut mungkin sudah bisa merasa cemburu jika melihat orang tuanya memperhatikan anak lain selain dirinya.
Terlepas dari usia anak, kamu dan pasangan perlu memberitahu sejak dini ketika ingin menambah keturunan. Anak perlu diberi tahu ketika dia akan punya adik. Kenapa? Supaya dia bisa memiliki banyak waktu untuk membayangkan bagaimana hidup bersama adiknya nanti. Ini dapat mencegah timbulnya kecemburuan atau perasaan ditinggal oleh orang tuanya.
Saat kamu mengetahui positif hamil anak kedua, kabarkan berita bahagia ini kepada si kakak. Katakan kepadanya sebentar lagi dia akan menjadi seorang kakak sambil menggengam tangannya untuk memegang perut. Hal ini bertujuan untuk membangun kedekatan antara si kakak dengan adiknya nanti.
Selama masih mengandung, kamu juga bisa bisa melakukan beberapa hal untuk menyiapkan si kakak. Mulailah mengganti panggilan sayang untuk si kakak, contohnya dengan memanggilnya ‘Kakak’ untuk menumbuhkan rasa kedewasaannya. Tunjukkan perkembangan perut kepada si kakak. Ajari ia sedini mungkin untuk selalu menyayangi adiknya meski masih di dalam perut.
Katakanlah hal positif ke si kakak, jika ia bertanya “Apa yang dilakukan adik bayi di dalam perut?”. Tidak perlu menjawabnya dengan serius, misalnya cukup jawab dengan, “Sekarang adik bayi sedang tersenyum karena dicium oleh Kakak” atau hal positif lainnya.
Saat si kakak minta diajak bermain, sementara kondisi kanu tidak memungkinkan, katakan kepadanya kalau kamu sedang kelelahan. Jelaskan kalau ini wajar dan juga kamu rasakan ketika sedang mengandung si kakak.
Selama hamil, kamu juga perlu membiasakan si kakak untuk bertemu dengan anak lain yang lebih muda darinya atau melihat kamu menggendong bayi lain. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan ini.
1. Mengajak si kakak berkunjung ke rumah saudara atau teman yang memiliki bayi.
2. Kamu juga bisa memperlihatkan foto-foto si kakak saat masih bayi dan bercerita betapa senangnya kamu menggendong dan bermain bersamanya.
3. Mengajak si kakak saat kamu memeriksakan kandungan untuk mendengar detak jantung bayi.
Persiapan yang juga perlu diperhatikan adalah ketika menjelang kelahiran adik. Di trimester akhir kehamilan, kamu bisa meminta bantuan si kakak untuk menyiapkan segala keperluan adik saat lahir. Hal ini bisa membuat ia merasa menjadi bagian dari keluarga, sekaligus dapat mengurangi rasa cemburu.
Ajak dia untuk membantu memberi nama untuk adiknya. Libatkan dia saat memiliki peralatan untuk adiknya, seperti membeli baju bayi sesuai dengan pilihannya. Kamu juga bisa mengajaknya mencuci baju atau peralatan bayi lainnya sebelum digunakan adiknya nanti setelah lahir.
Perlihatkan barang-barang milik si kakak yang sudah tidak ia pakai dan akan diberikan kepada adiknya, supaya ia merasa dirinya menjadi bagian yang penting dari kehadiran adik. Jika dia menyukai barang-barang adiknya yang dibeli dan beranggapan bahwa itu adalah miliknya, tidak perlu melarangnya bermain dengan barang-barang tersebut. Biarkan saja ia bersenang-senang hingga lupa dengan sendirinya.
Hal yang tak kalah penting adalah luangkanlah banyak-banyak waktu berkualitas dengan si kakak. Ketika saat yang dinanti tiba yakni kelahiran adik, kamu harus memberi perhatian ekstra untuk si kakak. Meski masih mengalami sakit setelah melahirkan, sebisa mungkin tampilkan wajah bahagia saat si kakak datang.
Peluk erat si kakak sambil berkata, “Sekarang kamu sudah menjadi seorang kakak.” Kamu juga bisa memberinya hadiah, seperti baju bertuliskan I Love My Sister atau I Love My Brother. Katakanlah bahwa hadiah itu pemberian adiknya.
Cobalah untuk tetap memperhatikan si kakak dengan selalu melibatkannya pada tiap kegiatan yang ada. Misalnya, ajak si kakak berfoto bersama atau adakan sesi foto si kakak bersama adik barunya. Berilah pengertian kepada si kakak bahwa bayi yang baru lahir belum bisa bermain dengannya, tapi kakak bisa mencium jari kakinya atau memegang tangannya.
Kalau si kakak mulai mencari perhatian dengan berbuat kasar pada adiknya, kamu bisa menghukumnya dan mengatakan perbuatannya tidak baik. Sebisa mungkin, jangan tinggalkan si kakak berdua bersama adiknya.
Mempersiapkan seorang anak untuk punya adik bukan persoalan gampang. Kamu mungkin akan sibuk dengan si kecil yang baru lahir. Oleh karena itu, mintalah bantuan anggota keluarga untuk ikut mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada si kakak.
Jika si kakak belum bisa memahami keadaan tersebut, kamu bisa menasihatinya, “Kakak tidak boleh cemburu atau iri jika melihat Bunda atau Ayah memberikan perhatian lebih kepada adik. Adik bayi butuh perhatian lebih karena dia belum bisa melakukan sesuatu sendiri. Berbeda dengan Kakak yang kini sudah tumbuh besar.”
Meski kamu perlu membuat ia merasa menjadi kakak yang lebih dewasa, jangan lupakan ia juga masih anak-anak. Ajaklah selalu ia untuk membantu saat merawat adik bayi, sehingga tidak merasa diabaikan. Selain itu, tetap berikan pujian dan perhatian yang cukup untuknya. Jangan ragu untuk meminta saran psikolog atau dokter jika kamu merasakan adanya perbedaan sikap yang drastis pada si kakak sejak adiknya lahir, misalnya susah tidur, menolak makan, atau jadi suka menyendiri.
Bisa belajar Dr menambah pengalaman.
Penjelasannya sangat menarik