Kabar tentang seorang calon pengantin MA (20) di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, yang diduga bunuh diri karena tidak bisa mencukupi biaya resepsi membuat miris. Dikutip dari Kompas.com, MA diduga nekat mengakhiri hidupnya karena putus asa terbelit biaya pernikahan.
Padahal, esensi dari resepsi pernikahan adalah menyampaikan kabar bahwa kamu dan pasangan telah sah menjadi suami istri kepada keluarga dan teman. Biasanya resepsi pernikahan menjadi simbol kemakmuran keluarga. Karena itu, keluarga besar biasanya menghendaki pesta yang mewah.
Namun, pernikahan mewah pasti membutuhkan banyak biaya. Tak masalah jika memang kamu sudah siap dengan dananya. Namun, tidak semua orang memiliki keuangan yang baik sebelum mereka menikah. Ketidaksanggupan membiayai pesta pernikahan semestinya disampaikan sejak awal membicarakan rencana menikah. Dengan begitu, bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial diri.
Berkembangnya media sosial sebenarnya memudahkan dalam menyampaikan kabar pernikahan. Dokumentasi yang cantik menjadi prioritas utama saat ini, bukan lagi besar dan mewahnya sebuah pesta pernikahan. Apalagi, di masa pandemi korona, mengumpulkan keluarga dan tamu dalam jumlah besar tidak disarankan.
Kita bisa mengumumkan pernikahan dengan memanfaatkan media sosial.
Kebutuhan Setelah Menikah
Kamu harus tahu, setelah menikah, kamu akan membutuhkan dana yang besar pula untuk memulai rumah tangga. Uang yang seharusnya digunakan untuk resepsi yang hanya bertahan beberapa hari, dapat disimpan untuk kebutuhan hidup setelah menikah.
Karena itu, jangan membuat diri sendiri stres karena terlalu berlebihan dalam menggelar pesta pernikahan dan meminjam uang untuk memenuhinya. Ketahui kemampuan diri dan jangan memaksakan pesta pernikahan yang mewah dan besar, namun akhirnya kamu terjebak utang.
Membiayai pernikahan dengan utang akan membuat stres dan menambah beban yang tidak perlu. Setelah tinggal bersama, kebutuhan membeli rumah, membeli perabotan, dan lain sebagainya tidak bisa dihindari.
BACA JUGA:
- Jangan Sampai Resespi Pernikahan Berubah Jadi Duka, Ikuti Protokol Resepsi di Masa New Normal
- Perencanaan Finansial Setelah Menikah
- 5 Hal yang Wajib Diketahui Pengantin Baru
Pemicu Perceraian
Dilansir dari Independent, pernikahan mewah yang dipaksakan hingga menguras seluruh tabungan akan meningkatkan kemungkinan perceraian di kemudian hari. Sebaliknya untuk pernikahan sederhana, justru memiliki tingkat kelanggengan hubungan yang lebih kuat.
Studi yang dilakukan oleh profesor ekonomi Andrew Francis-Tan dan Hugo M. Mialon mengungkapkan, mereka yang menghabiskan anggaran terlalu besar di luar kemampuan untuk cincin pernikahan punya risiko mengalami perceraian 1 hingga 3 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang hanya menghabiskan biaya kecil.
Jadi, jika kamu ingin menikah tanpa harus kepikiran terlilit utang atau merasa kekurangan saat menjalani rumah tangga nantinya, ada baiknya menyimpan uang untuk tabungan menjalani pernikahan, tidak hanya menghabiskannya sekejap untuk pesta.
Namun, tentu saja untuk hal ini harus bisa didiskusikan dan dikomunikasikan dengan baik bersama pasangan, karena persetujuan satu sama lain juga menjadi hal penting.
Persiapan Menjadi Orangtua
Alasan terakhir untuk menggelar resepsi pernikahan sesuai kemampuan adalah setelah menikah kamu juga harus mempersiapkan diri menjadi orangtua. Beberapa orang berfikir persiapan menjadi orangtua dimulai setelah anak lahir. Padahal, untuk melahirkan generasi cemerlang, persiapannya harus dimulai sejak sebelum menikah.
Calon ibu bisa mengkonsumsi asam folat 3 bulan sebelum pernikahan sehingga saat menikah, persiapan fisik untuk kehamilan sudah matang. Tes untuk mengecek kesehatan reproduksi juga membutuhkan biaya.
Dibanding untuk biaya resepsi pernikahan, kebutuhan tes ini lebih penting untuk mengusahakan anak yang sehat dan cerdas. Jangan sampai resepsi sehari yang mewah membuat masa depan keluarga justru tidak jelas.