Namanya Fathiya, usia 28 tahun, tinggal di Jakarta. Sejak awal Maret lalu, ibu satu anak yang bekerja di sebuah Biro Umrah ini terpaksa dirumahkan oleh kantornya karena pemerintah Arab Saudi menutup jalur umrah.
Akibatnya, semua jadwal keberangkatan umrah ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Biro Umrah yang biasanya memberangkatkan ratusan orang ke Tanah Suci itu pun terpaksa berhenti beroperasi. Suami Fathiya yang bekerja sebagai staf di sebuah perusahaan pembiayaan juga mengalami nasib serupa. Dirumahkan sementara oleh perusahaannya.
Pandemi akibat virus Corona memang menghempaskan sendi-sendi perekonomian nasional. Guncangannya menembus sampai ke periuk nasi keluarga Indonesia. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, sejak wabah Covid-19 melanda hingga 16 April lalu, tercatat ada lebih dari 1,5 juta pekerja sektor formal yang dirumahkan atau di-PHK.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan menyebut jika pandemi Corona ini tak lekas bisa diatasi, maka bakal ada 5,2 juta pengangguran baru di Indonesia. Semua angka itu nyata, bukan statistik di atas kertas. Fathiya dan suaminya termasuk bagian dari 1,5 juta pekerja yang dirumahkan itu.
Dengan kondisi tanpa gaji, dapur jutaan keluarga Indonesia terancam tidak ngebul. Memang, ada yang mendapat bantuan sosial dari pemerintah, tapi lebih banyak yang harus berjuang sendiri menghadapi masa-masa sulit ini.
Lantas, di tengah kondisi seperti ini, apakah ada strategi yang bisa dilakukan keluarga di Indonesia untuk tetap mendapat penghasilan meski sudah dirumahkan atau di-PHK? Jawabannya, ada. Apa saja itu?
- Berjualan Kurma Online
Orang bilang, kreativitas seringkali muncul ketika seseorang terhimpit kesulitan. Itu dialami Fathiya. Ketika dirumahkan, jiwa wirausahanya mulai bangkit. Momentum jelang Ramadhan memberinya ide untuk berjualan kurma. Buah favorit Nabi Muhammad SAW ini memang seolah jadi menu wajib bagi umat Islam di kala puasa.
Berbekal promosi melalui status WhatsApp dan media sosial Instagram, jualan kurmanya laris manis. Bahkan, beberapa orang tertarik menjadi reseller-nya. Dalam satu bulan, omzetnya sudah tembus Rp 20 juta, empat kali lipat dari gaji yang diterimanya sebagai staf Biro Umrah.
- Berjualan Sayur di Perumahan
Aturan social distancing dan bekerja dari rumah membuat banyak orang membatasi aktivitas di luar, termasuk aktivitas belanja. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh sebagian ibu rumah tangga untuk berjualan sayur dan kebutuhan memasak di lingkungan perumahan.
Melalui promosi via grup-grup WhatsApp, sebagian ibu rumah tangga menjadi reseller pedagang pasar. Tiap pagi, sayuran dan kebutuhan belanja harian di-drop di rumah satu orang, kemudian ibu-ibu yang sudah memesan tinggal mengambil ke rumah tersebut. Dengan begitu, ibu-ibu tidak perlu belanja ke pasar yang sebagian besar juga sudah ditutup.
- Menjadi Reseller di Marketplace
Bingung mau jualan apa? Tidak perlu khawatir. Coba buka marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, maupun media sosial seperti Instagram atau Facebook. Di situ, kamu bisa mencari peluang open reseller berbagai barang. Pilih yang sesuai dengan minatmu atau kamu lihat cukup banyak dicari orang. Misalnya masker kain, hand sanitizer, makanan, atau minuman kesehatan.
Dengan menjadi reseller, kamu tidak perlu memproduksi barang sendiri. Manfaatkan jaringan grup WhatsApp keluarga, teman, maupun akun media sosialmu untuk menawarkan produk tersebut. Berikan servis yang baik. Jika ada yang puas dengan produk yang kamu jual, minta izin untuk memuat testimoninya di status WA atau medsos sebagai penguat strategi marketing.
- Menanam Sayuran
Keluarga muda di perkotaan atau pinggiran kota rata-rata memiliki rumah yang luasnya terbatas. Namun, itu bukan halangan untuk tetap bercocok tanam. Dengan sistem hidroponik, kini keluarga muda bisa menanam berbagai jenis sayuran di pekarangan rumah yang terbatas.
Cabai, sawi, tomat, selada, bayam, dan lain-lain bisa ditanam dengan sistem hidroponik. Silakan lihat di Youtube, ada banyak sekali tutorial bercocok tanam dengan hidroponik. Selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, hasil panen sayuran segar juga bisa dijual ke tetangga perumahan.
- Menjual Makanan Sahur & Buka Puasa
Jika kamu memiliki hobi memasak dan hasil masakanmu enak, maka ini bisa menjadi peluang usaha prospektif. Menunya bermacam-macam, masakan tradisional, masakah kekinian seperti katering bento dengan bentuk nasi dan lauk yang lucu untuk target anak-anak, menu diet, atau bahkan berbagai jenis sambal.
Strategi penjualannya bisa lewat grup WhatsApp, akun media sosial, atau ikut menjadi mitra Go-Food maupun Grab Food. Asal ada kemauan, keuletan, dan kreativitas, berbagai celah peluang usaha tetap terbuka untuk menambah penghasilan keluarga. (*)
Menjadikan motivasi bagi para ibu Rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
saya malah fokus pelihara burung kicau