Siapa yang tak ingin memiliki anak mandiri? Melihat anak mampu melakukan hal hal yang dibutuhkan sendiri dan minimal bantuan dari orang lain tentu sangat menyenangkan sekaligus melegakan. Karena, anak yang mandiri akan lebih bisa beradaptasi dengan mudah dengan lingkungannya.
Anak yang mandiri juga akan tumbuh cenderung mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik. Selain itu anak mandiri juga tidak terlalu tergantung dengan orang tua dan tidak akan manja. Anak yang dapat mandiri, tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi, solutif, memiliki rasa tanggungjawab yang baik, dan juga tidak merepotkan orang tua.
Anak juga cenderung tidak suka merengek dan tidak egois terhadap keinginannya. Nah, dari hal ini menyatakan bahwa anak yang mandiri memiliki kualitas yang baik untuk kehidupan sosialnya, sehingga mendidik anak agar mandiri sangat diperlukan.
Tapi, mengajarkan anak untuk mandiri tak semudah membalik telapak tangan. Orangtua manapun tentu inginnya memberi kemudahan untuk anak, bahkan cenderung memanjakan anak. Menunggu dan menunda untuk mengajarkan kemandirian pada anak karena menganggap anak masih kecil. Padahal, mengajarkan anak untuk mandiri bisa dimulai sejak dini.
Mulailah dengan hal-hal yang biasa dilakukan sehari-hari. Seperti toilet training pada saat anak berusia 2-3 tahun. Ajarkan anak untuk merapikan kembali mainannya setelah bermain. Selain membuat rumah tetap rapi, tugas ini sejatinya mengajarkan anak untuk bertanggungjawab dengan barang yang dimiliki.
BACA JUGA:
- Anak Perempuan Lebih Cepat Dewasa, Ini Lho Alasannya
- Kebiasaan Mandi dan Karakter Leadership Anak Ternyata Berhubungan Erat, Kok Bisa?
- Saat Kamu Marah dan Membentak, Ini Yang Terjadi Pada Otak Anak
Melatih anak untuk makan sendiri juga bisa jadi salah satu cara untuk melatih anak mandiri. Sayangnya, banyak orangtua yang tidak sabar dan ingin agar anak segera menyelesaikan makan. Apalagi ketika melihat betapa belepotan anak ketika makan sendiri. Namun, meskipun terlihat sepele ini adalah cara yang efektif untuk mengajarkan anak memenuhi kebutuhannya sendiri.
Cara lain adalah, ajarkan anak untuk mengatakan kata-kata terima kasih, tolong, dan maaf dengan benar. Kata kata mutiara ini juga memiliki kekuatan membentuk dan membangun individu tumbuh menjadi lebih baik. Ajarkan pula untuk membuang sampah pada tempatnya.
Awalnya, anak memang tidak bisa langsung memenuhi hal yang kita ajarkan. Tapi bersabarlah, karena sebenarnya lumrah kalau anak merasa tidak yakin saat melakukan hal yang masih asing menurutnya. Misalnya saat berkenalan dengan orang baru, berkenalan dengan air saat berenang untuk pertama kalinya, atau sekadar mencoba bermain papan seluncur. Berikanlah rasa anak dan lindungi anak untuk melakukan kebiasaan baru, temani anak sampai keberaniannya terkumpul untuk melakukan kegiatan tersebut.
Tak ada salahnya memberikan pujian jika anak mampu melakukan yang kita minta dengan baik. Pujian ini seperti reward yang menjadi motivasi anak untuk belajar mandiri dengan lebih giat lagi.