Menikah lagi butuh persiapan. (Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay)

Terkadang kenyataan dalam pernikahan tak sesuai harapan. Pernikahan kandas kemudian menyisakan status duda atau janda. Ada pula perpisahan karena ditinggal meninggal pasangannya. Untuk menikah lagi diperlukan beberapa pertimbangan.

Diakui atau tidak, status janda atau duda memang membuat image yang kurang baik bagi beberapa orang, tergantung bagaimana sudut pandang orang tersebut melihatnya. Ketika hendak menikah lagi, tak jarang status tersebut menjadi hambatan. Keluarga memberi pertimbangan lebih rumit untuk memberikan restu.

Ada rasa takut ketika hendak menikah lagi karena takut gagal kembali. Sehingga tak sedikit janda atau duda yang memilih tetap sendiri alias tidak menikah lagi. Ketika ada orang yang mendekati, langsung menutup diri dan hati.

Bagaimana jika kebutuhan biologis dan psikologis tak bisa dibendung? Dorongan untuk menikah lagi kuat, pasangan baru juga sudah ada. Kapan waktu yang tepat untuk menikah lagi?

Waktu yang Tepat

Dalam hukum pernikahan Islam, seorang duda tidak memiliki masa iddah atau masa tunggu untuk menikah lagi. Sedangkan janda memiliki masa iddah yang berbeda-beda tergantung dengan alasan perempuan menjadi janda dan kondisi tubuhnya hamil atau tidak, haid atau tidak.

Masa iddah ini memberikan waktu rujuk atau berbaikan dengan suami, jika ingin kembali bersama. Selain itu, masa iddah juga berfungsi untuk menjamin kebersihan nasab atau garis keturunan untuk pernikahan berikutnya.

Tapi pernikahan bukan hanya membutuhkan persiapan fisik tetapi juga persiapan batin. Seringkali kegagalan pernikahan meninggalkan trauma untuk memulai pernikahan yang baru. Karena itu waktu yang tepat untuk menikah lagi berbeda satu sama lain. Kesiapan hati dan pikiran untuk menikah lagi hanya bisa diukur oleh diri sendiri.

Tak ada yang punya cita–cita bercerai ketika menikah. Semua pasangan berharap untuk selalu bersama sampai maut memisahkan. Jadi, saat janda atau duda ragu menikah lagi adalah sebuah kewajaran. Anggap ini sebagai ujian mental sebelum menikah lagi. Belajar dari kegagalan sebelum menikah lagi adalah sebuah langkah bijak.

Ketika memiliki calon pasangan, ka dapat melihat serta merasakan sendiri kenyamanan psikologis saat bersama. Calon pasangan membantu untuk melewati masa ragu sehingga bisa dipercaya. Suatu komitmen yang baik dibangun di atas sebuah saling percaya. Ini salah satu tanda duda atau janda siap menikah lagi. Karena  kenyamanan ini akan memunculkan kembali rasa percaya diri untuk menikah lagi.

BACA JUGA:

Sudah Selesai dengan Trauma Masa Lalu

Ketika kita bicara mengenai dampak traumatis yang dialami seseorang, kita perlu tahu sejauh mana hal ini mempengaruhi keadaan psikologis orang tersebut. Apakah trauma tersebut sampai menimbulkan gangguan-gangguan lainnya, seperti kesulitan tidur ataupun gangguan makan (eating disorder). Jika iya, maka yang bersangkutan perlu penanganan lanjutan oleh profesional.

Kalau misal dampaknya adalah trust issue, seperti KDRT, maka perlu memahami apa yang dirasakan oleh dirinya. Jika memang belum bisa keluar dari trauma tersebut, sebaiknya jangan menikah terlebih dahulu. Jika ada orang yang mendekati dan bisa memberikan perasaan dipahami, cobalah untuk membuka hati. Setelah muncul perasaan dipahami, pelan-pelan biasanya akan muncul rasa percaya sedikit demi sedikit.  Kenyamanan yang pelan-pelan dibina dapat membuat dia menjadi lebih terbuka.

Seorang janda atau duda yang memiliki trauma harus bisa menyelesaikan sendiri traumanya. Jangan sampai karena terburu-buru menikah lagi, trauma tersebut terbawa hingga menimbulkan masalah dalam pernikahan barunya.

Setelah muncul keterbukaan, bisa diajak berdiskusi dengan pasangan baru, tandanya kamu siap menikah lagi. Sadari bahwa semua ini membutuhkan proses untuk pulih dan coba berdamai dengan proses tersebut ya. Semakin cepat keluar dari trauma, semakin baik untuk memikirkan pilihan menikah lagi.

Karena trauma akan perceraian menjadi salah satu alasan utama kenapa dia sering jengah dan lalu meragu. Rasa trauma yang sedemikian masih melekat di benak pikiran dan relung hati duda atau janda.

Dapat Dukungan Keluarga

Selesai dengan hati, waktunya memantapkan pilihan dengan meminta restu keluarga. Keluarga sendiri bisa juga mengalami trauma yang kurang lebih sama. Hingga beberapa kriteria sudah ditetapkan secara implisit kepada pasangan baru. Jangan merasa terbebani dengan hal tersebut, karena tujuannya tentu untuk kebaikan di masa depan. Tunjukkan bahwa pasangan baru bisa memenuhi kriteria tersebut.

Berikutnya, menuju keluarga besar calon pasangan baru. Jika hatimu sudah mantap, keluarga besarnya juga memberikan restu. Waktu untuk menikah lagi berarti sudah dekat.

Lepaskan beban di masa lalu. Karena jodoh, selayaknya hidup, mati dan rezeki tidak pernah bisa diduga, tidak pernah bisa disangka–sangka datang dan perginya. Manusia memiliki kewajiban untuk selalu berusaha dan berupaya mendapat yang terbaik dalam hidupnya. Untuk menentukan waktu yang tepat untuk menikah lagi,  kembalikan kepada janda atau duda masing- masing.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar