Protokol Resepsi Pernikahan (Gambar oleh Sebastian Parkinson dari Pixabay)

Beberapa pemerintah daerah sudah mulai mengizinkan aktivitas publik, termasuk resepsi pernikahan. Syaratnya, semua harus tetap mengikuti protokol kesehatan. Apalagi, akhir-akhir ini angka penyebaran Covid-19 makin tinggi. Jadi, harus terus waspada dan hati-hati.

Biasanya, momen sakral pernikahan memang selalu dihadiri banyak orang. Keluarga, kerabat, sahabat, relasi, hingga para mantan. Tapi di era new normal, semua memiliki tatanan baru. Pelajari dengan benar jika kamu memang berniat menikah dalam waktu dekat.

Untuk ijab qabul ada pembatasan jumlah orang yang hadir cuma 10 orang. Pemeriksaan kesehatan minimal dengan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk juga harus dilaksanakan. Ini semua harus dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 saat pernikahan. Ketaatan dan kemandirian menjadi kunci amannya proses pernikahan.
Cek suhu semua yang akan hadir dalam resepsi, jika ada yang demam di atas 37,5 derajat celcius maka tidak diperbolehkan untuk ikut bergabung. Siapkan hand sanitizer di banyak titik ruang resepsi sehingga tamu bisa sering membersihkan diri.
Antrean tamu menuju panggung pelaminan harus dibuat sekat dan diatur jaraknya. Tidak ada salam dan peluk dalam mengucapkan selamat kepada pengantin dan keluarga. Foto bersama di atas panggung harus dilakukan dengan tetap menjaga jarak, tidak boleh berdesakan.
Sampaikan kepada tamu bahwa kru foto/video tidak melayani permintaan foto menggunakan HP tamu. Jika ingin mendapatkan foto, tamu dipersilakan menyerahkan nomor HP atau email kepada kru, sehingga nanti file foto/video bisa dikirim.

Ingat, protokol jaga jarak dan pakai masker di dalam ruangan harus terus dijalankan dan diingatkan kepada para tamu. Penataan ruang semuanya harus ditata ulang. Intinya adalah untuk memberi ruang sehingga setiap orang bisa menjaga jarak. Buat pembatasan jumlah maksimal tamu yang ada dalam ruangan, ini bisa disiati dengan penerapan jam pada undangan. Minta masing-masing tamu untuk mematuhi waktu yang sudah ditentukan supaya tidak ada penumpukan dan kerumunan massa di saat resepsi.

BACA JUGA:

Katering Higenis

Virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 menyebar lewat droplets atau cairan dari mulut dan hidung saat orang berbicara, batuk, atau bersin. Virus yang menyebar kemudian bisa menempel di tangan dan tempat-tempat lain.

Ketika ada orang lain yang bersentuhan dengan tangan atau tempat yang di situ menempel SARS-Cov-2, maka virus akan masuk ke dalam tubuh ketika orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mata. Karena itu, makanan dan minuman rawan menyebarkan virus. Jika ada virus yang menempel di makanan atau minuman, termasuk di piring dan gelas, maka virus akan masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman.

Itulah mengapa protokol kesehatan katering sangat penting diperhatikan dalam acara pernikahan. Konsep katering higienis harus dijalankan dalam pelaksanaan resepsi pernikahan. Prasmanan sebaiknya dihindari dalam resepsi pada masa pandemi.

Untuk pilihan menu resepsi pernikahan, bisa disesuaikan dengan budget/dana atau menu favorit tamu. Disarankan untuk memperbanyak menu buah-buahan. Minuman soft drink juga bisa diganti dengan jamu tradisional atau minuman dari rempah-rempah, sehingga bisa meningkatkan imunitas. Jangan sampai, karena prosedur yang tidak higienis menyebabkan penularan virus ke para tamu undangan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar