Tanya Tim Ahli: Saya ibu rumah tangga, anak 2, kelas 1 SD dan playgroup. Sejak melahirkan anak ke-2, saya berhenti kerja. Jadi sekarang hanya suami yamg bekerja. Ada saran dari teman agar suami saya ikut asuransi jiwa, buat jaga-jaga kalau ada musibah. Mohon informasi, apakah jenis asuransi jiwa cocok utk seorang kepala keluarga? Atau ada proteksi lainnya? Terima kasih. (IH)
Tim Ahli* Menjawab:
(*Ruisa Khoiriyah, Certified Financial Planner) Halo IH, terima kasih atas pertanyaannya. Saya senang dengan kesadaran ibu terkait pentingnya memenuhi kebutuhan proteksi keluarga. Memang benar, apabila seseorang sudah menjadi pencari nafkah atau penanggung jawab finansial keluarga, maka di sana lahirlah kebutuhan untuk memproteksi nilai ekonomi si pencari nafkah melalui asuransi jiwa.
Asuransi jiwa dibutuhkan terutama oleh pencari nafkah keluarga. Dalam konteks keluarga ibu, berarti yang paling membutuhkan asuransi jiwa adalah suami ibu. Perlu diingat, asuransi jiwa bukanlah untuk mencegah kematian. Tapi, asuransi jiwa berfungsi membatasi kerugian finansial yang mungkin terjadi ketika si pencari nafkah keluarga mendadak tutup usia. Jadi, apabila suatu saat suami sebagai pencari nafkah tutup usia, keluarga yang bergantung secara finansial selama ini tidak mengalami financial shock yang berat.
Uang Pertanggungan yang cair dari asuransi jiwa suami bisa digunakan sebagai bekal melanjutkan hidup keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, perlu diingat, asuransi bukanlah investasi. Kita membeli asuransi untuk mendapatkan jasa proteksi finansial dari risiko kerugian yang tak disangka-sangka datangnya. Jadi, hindari memikirkan mendapatkan untung dari pembelian asuransi. Bila hendak mencari untung, sebaiknya kita memilih berinvestasi di produk investasi, bukan produk asuransi.
Jenis asuransi jiwa seperti apa yang tepat untuk dipilih? Jawabannya akan sangat bergantung pada profil finansial keluarga ibu. Sebagai gambaran dalam memilih asuransi jiwa yang tepat, ibu bisa menimbang beberapa hal berikut ini. Pertama, jangka waktu perlindungan. Pilih asuransi jiwa yang memberikan perlindungan sampai usia anak terkecil bisa mandiri. Misalnya, anak terkecil saat ini berusia 5 tahun, diasumsikan ia bisa mandiri (menghidupi dirinya sendiri) di usia 25 tahun.
BACA JUGA:
- Tanya TimĀ Ahli: Kontrak Dulu atau Langsung Kredit Rumah?
- Tanya Tim Ahli: Ingin Menabung Tapi Masih Punya Hutang
- Tanya Tim Ahli: Tips Hamil di Masa Pandemi
Sehingga, asuransi jiwa yang dibutuhkan adalah yang memberikan proteksi hingga 20 tahun. Jadi, kita tidak perlu membeli asuransi yang memberi proteksi hingga seumur hidup. Kedua, jenis asuransi jiwa. Ada berbagai macam jenis asuransi jiwa. Bila mencari asuransi jiwa yang memberikan perlindungan sesuai jangka waktu ibu bisa memilih asuransi jiwa berjangka murni (term life). Kelebihannya, preminya relatif ringan dengan Uang Pertanggungan cukup besar. Perlindungannya sesuai kebutuhan.
Ketiga, alokasi budget yang disiapkan. Untuk mendapatkan proteksi asuransi jiwa, kita wajib membayar premi. Siapkan budget pembelian asuransi jiwa sesuai kondisi keuangan. Keempat, hitung kebutuhan Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang sesuai. Uang Pertanggungan dibayarkan ketika Tertanggung (orang yang diasuransikan) meninggal dunia.
Ahli waris bisa memakai Uang Pertanggungan asuransi jiwa sebagai bekal melanjutkan hidup. Penghitungannya mengacu pada profil finansial suami saat ini dan berapa nilai ekonomi yang ingin kita proteksi. Untuk mengetahui detil penghitungannya, ibu bisa berkonsultasi pada perencana keuangan. Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa menjawab, ya. Terima kasih.