Beberapa orang berfikir istri tinggal di rumah menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya adalah kondisi ideal. Suami bisa merasa tenang bekerja karena anak-anak diasuh oleh ibunya sendiri. Pulang kerja juga suami bisa langsung bertemu dengan istrinya untuk melepas rindu.
Beban ibu rumah tangga juga tak terlalu besar karena hanya fokus pada pengelolaan rumah tangga. Dibandingkan wanita bekerja, ibu rumah tangga memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai sekaligus melakukan segala hal yang disukai tanpa perlu takut ditegur atasan.
Berkah paling diimpikan ibu rumah tangga adalah bisa mendampingi tumbuh kembang anak dengan maksimal. Selalu ada kapanpun anak perlu bantuan, tidak pernah kehilangan momen pertumbuhan anak sehingga bisa lebih dekat dengan anak. Momen indah seperti melihat anak mulai berjalan, berbicara, menulis dan sebagainya adalah kemewahan bagi istri yang bekerja, sedangkan ibu rumah tangga bisa menikmatinya dengan leluasa.
Ketika seorang wanita memutuskan untuk bekerja, maka harus sebisa mungkin harus membagi waktu antara pekerjaan dengan mengurus rumah. Namun dengan menjadi ibu rumah tangga, maka seorang wanita tidak lagi harus membagi waktu dan bisa lebih menikmati waktu yang dimiliki.
BACA JUGA:
- Awas, Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi. Bagaimana Mencegahnya?
- 5 Tanda Kamu Stress dalam Rumah Tangga
- 6 Pelajaran Penting untuk Rumah Tangga dari Drama The World of the Married
Kekurangan Ibu Rumah Tangga
Karena tidak bekerja, mau tidak mau ibu rumah tangga bergantung 100% kepada suami secara finansial. Ada kebutuhan-kebutuhan yang harus ditunda ketika pemasukan suami tidak memadai. Naluri ibu akan mendahulukan kepentingan keluarga, sehingga istri yang tidak bekerja sering melupakan kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri.
Sebenarnya mendahulukan kebutuhan rumah tangga sah-sah saja dilakukan, namun seringkali ketika istri tidak merawat diri sendiri, membuat suami mudah merasa bosan. Ini bahaya untuk kelangsungan rumah tangga. Istri perlu terbuka tentang pendapat dan pengeluaran rumah tangga supaya suami termotivasi untuk mendapatkan penghasilan lebih sehingga istri bisa merawat tubuhnya.
Sebenarnya, pekerjaan rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena dilakukan sehari-hari pekerjaan itu jadi seperti tidak berarti sehingga suami tidak menghargai istri yang tidak bekerja.
Padahal ketika istri bekerja, ada pengeluaran untuk pengasuh anak dan pembantu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengajarkan anak anak, membersihkan rumah dan melakukan pekerjaan lainnya. Artinya, suami perlu tahu bahwa ibu rumah tangga adalah pekerjaan mulia yang butuh pengakuan dan tidak hanya bergantung dari penghasilan suami.
Banyaknya waktu di rumah bisa jadi pisau bermata dua. Satu sisi istri bisa istirahat dengan baik. Di sisi lain ibu rumah tangga bisa terperangkap dengan rutinitas sehari hari sehingga kekurangan waktu untuk bersantai dan tidak bisa memiliki waktu untuk mengekplorasi dunia luar. Sulit untuk mengembangkan potensi dalam dirinya.