Usia Siap Nikah (Gambar oleh Banyu Waseso Segoro dari Pixabay)

Masa pacaran adalah masa pendekatan dan penilaian calon pasangan. Fenomena pacaran sehat di masa pandemi lebih menantang karena kondisinya tidak memungkinkan untuk bertemu, sehinga banyak menggunakan media digital untuk saling menyapa dan terhubung.

“Setiap pasangan menanggapinya berbeda. Ada yang menantang karena kalau ada masalah tidak bisa langsung bisa dibicarakan, nggak bisa ngobrol sehingga jadi berlarut-larut sehingga putus. Ada juga yang wise untuk memupuk kepercayaan, seperti LDR ya kalau dibilang,” ujar Debora Basaria, M.Psi., Psikolog – IPPI, Tim Ahli Siapnikah.org saat live IG bersama GenRe beberapa waktu lalu.

Debora melanjutkan, pacaran yang sehat adalah menjalani hubungan yang saling menghargai, menghomati dan jujur. Ini bisa terjadi jika ada komunikasi aktif dan kepercayaan antar individu.

“Gaya pacaran yang sehat akan memberi efek positif untuk jiwa raga, mendorong pribadi menjadi lebih baik karena saling memoivasi dan memberikan dukungan. Meningkatkkan support dan imun karena lebih happy sehingga fisik dan psikis lebih ok,” terangnya

Pacaran yang sehat akan menjadi ajang untuk mengenal calon pasangan sebelum sampai pada pilihan pasangan untuk selamanya. “Ini bisa meminimalisasi konflik ketika menikah.Banyak yang bilang satu dua tahun pertama banyak konflik setelah menikah. Pasangan yang sebelumnya pacaran sehat tidak akan menghadapi masalah ini. Karena sudah selesai di masa pacaran penyesuasaiannya,” kata Debora.

Apakah gaya pacaranmu sehat? Pacaran yang sehat jika mengikuti ciri-ciri di bawah ini:

1. Saling Menghargai

Pacaran sehat ditandai dengan saling menghargai. Kamu tetap bisa menjadi diri sendiri dan memegang prinsip hidupmu selagi bersamanya. Tidak perlu memaksakan menjadi sama tetapi menyelaraskan pikiran.

Dengan begitu, kamu berani membahas apapun dengan pasangan, termasuk soal pekerjaan, masalah kesehatan, hingga keuangan. Pacaran sehat juga ditandai dengan tidak adanya “penghakiman” di antara satu sama lain, setelah saling berbicara jujur.

2. Komunikasi Nyambung

Namanya pacaran dibutuhkan komunikasi yang baik. Ini juga akan jadi pondasi kuat untuk kehidupan rumah tangga kelak. Komunikasi yang baik dan nyambung diawali dengan menjadi pendengar yang baik. Saling mendengar, saling bercerita. Jika satu pihak saja yang ingin didengar, sementara pihak satunya cenderung diam mengiyakan saja, lama-kelamaan tentu akan tertekan, ini tanda pacaran yang tidak sehat.

Sebaliknya, pacaran yang sehat akan membuka kesempatan komunikasi sebaik-baiknya. Karena kamu tentu ingin tahu masalah hidup ataupun mimpi yang ingin dicapai pasanganmu. Dengan komunikasi yang baik, pasangan bisa seiring sejalan menuju impian tersebut.

BACA JUGA:

3. Saling Percaya

Sedang bersama atau tidak, kamu akan percaya pada pasanganmu. Begitu juga sebaliknya, kamu menjaga kepercayaannya ketika tidak bersamanya. Kepercayaan tidak hanya tentang selingkuh atau berbohong. Kepercayaan yang dimaksud di sini adalah keyakinan bahwa pasangan tidak akan menyakitimu secara fisik ataupun mental. Dia akan berhati-hati menjaga perasaanmu saat bersamanya. Dan lebih berhati-hati lagi saat tidak bersamamu, karena tak ingin orang lain menjelekkanmu nantinya.

4. Menjadikanmu Pribadi Lebih Baik

Cinta seharusnya menguatkan dan menjadikanmu lebih baik. Karena itu pacaran yang sehat juga akan menjadikanmu pribadi yang lebih baik. Pacaranmu tidak akan menghalangi jalanmu untuk melakukan sesuatu yang baik. Saling mengerti dan mau memaafkan kesalahan pasangan. Memberikan ruang dan waktu untuk pasangan. Mendukung pasangan dalam mengejar cita-cita dan mimpinya.

5. No Free Sex

Ini penting untuk digarisbawahi, pacaran yang sehat berarti no free sex. Banyak yang bilang seks sebagai pembuktian kesetiaan dan keseriusan, itu bohong! Pacaran yang sehat pasti akan bertanggungjawab, karena itu sebelum resmi menikah, pacarmu tidak akan memaksakan hubungan seks pra nikah.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar