Kalian mungkin pernah dengar omongan seperti ini. “Ya udah lah, kan sama-sama sayang, daripada kenapa-kenapa, cepat nikah aja.” Sepintas, omongan itu terdengar seperti nasihat yang masuk akal sehingga pernikahan dini masing sering terjadi. Tapi, benarkah demikian?
Untuk tahu jawaban yang tepat, kita harus bertanya ke ahlinya. Jadi, mari kita tanya dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K). Pak Hasto adalah Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)). Selain itu, Pak Hasto juga dokter spesialis dan pakar bayi tabung.
Nah, apa jawaban Pak Hasto? “Salah, itu pemikiran yang salah. Kalau memang sayang, harusnya melindungi. Pernikahan di usia yang terlalu muda, berarti risiko kanker serviks makin tinggi.”
Ingin tahu lebih banyak kenapa anjuran jangan menikah dini penting? Ini 3 fakta medisnya:
- Usia Muda, Leher Rahim yang Berpotensi Kanker Masih Terbuka
Serviks atau leher rahim adalah bagian yang menghubungkan vagina dengan rahim. Ketika seorang perempuan menikah di usia di bawah 20 tahun, bagian serviks yang berpotensi terserang kanker masih terbuka. Ketika usia menginjak 21 tahun, bagian itu sudah lebih tertutup.
“Jadi, anatomi leher rahim pada perempuan usia di bawah 20 tahun dan di atas 21 tahun itu sangat berbeda. Itulah kenapa risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang menikah di bawah usia 20 tahun. Ini informasi penting, tapi masih banyak yang belum tahu,” terang Pak Hasto.
- Setiap Hari, 50 Perempuan Indonesia Meninggal Akibat Kanker Serviks
Tahukah kamu, kanker serviks adalah penyerang nomor dua terbanyak bagi perempuan setelah kanker payudara. Kanker serviks dipicu oleh serangan human papillomavirus (HPV) pada sel-sel leher rahim.
Di Indonesia, pada 2018 lalu terdapat 18.279 kematian akibat kanker serviks. Artinya, setiap hari ada 50 perempuan yang meninggal karena kanker ini.
- Di Usia Muda, Organ Reproduksi Belum Berkembang Sempurna
Mengutip pernyataan dr. Nadia Octavia dari laman klikdokter.com, berhubungan seksual di usia terlalu muda, apalagi di bawah 18 tahun, bisa meningkatkan kemungkinan masalah kesehatan organ intim di kemudian hari.
“Karena di usia terlalu muda, organ reproduksinya belum berkembang sempurna, sehingga risiko terkena infeksi menular seksual (IMS) ataupun kanker jadi makin besar,” kata dr. Nadia Octavia.
Nah, setelah membaca 3 fakta ilmiah di atas, maka kita tahu betapa kesiapan usia pernikahan itu sangat penting. Minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Betul kata Pak Hasto tadi. “Kalau memang benar-benar sayang, harusnya melindungi. Jangan buru-buru nikah di usia terlalu muda dan membuat pasanganmu menghadapi risiko kanker serviks.”
Yuk, share artikel ini ke teman-temanmu agar makin banyak yang paham risiko kesehatan dan kanker serviks akibat pernikahan dini.
Comments (1)
GUSNAYATI
May 16, 2020 at 8:37 PM
Luar biasa penjelasannya pak saya siap menyampaikan ke ramaja Dan orang tua yg memiliki remaja agar lebih mengetahui resiko dari pernikahan dini
Reply