Banyak pasangan yang sibuk mempersiapkan berbagai urusan pernikahan dari ijab qobul sampai resepsi. Bahkan jauh hari pun, sudah membuat foto prewedding. Tapi, banyak yang lupa melakukan cek kesehatan sebelum menikah.

Ada tujuh poin yang perlu dilakukan dalam cek kesehatan sebelum menikah yaitu:
1. Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya risiko anemia dalam kehamilan serta melahirkan keturunan dengan thalassemia & hemophilia.
2. Memeriksa golongan darah dan rhesus.
3. Pemeriksaan kadar gula darah demi mencegah komplikasi yang disebabkan oleh diabetes saat hamil nantinya.
4. Pemeriksaan terkait infeksi menular seksual. Jenis ini untuk mendeteksi antibodi yang bereaksi terhadap bakteri sifilis, treponema pallidum, plus pengecekan terhadap status HIV.
5. Pemeriksaan infeksi Hepatitis B guna mencegah transmisi Hepatitis B kepada pasangan melalui hubungan seksual, dan dampaknya terhadap janin.
6. Pemeriksaan urine, untuk mengetahui kelainan metabolik atau penyakit sistemik.
7. Pemeriksaan penyakit penyebab kelainan kehamilan lainnya, seperti TORCH.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyayangkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya cek kesehatan sebelum menikah. Banyak pasangan yang heboh mempersiapkan kebutuhan pre-wedding dan resepsi, bahkan membelanjakan banyak uang, namun untuk kebutuhan persiapan fisik malah dikesampingkan.

BACA JUGA:

“Banyak orang mau mengeluarkan banyak uang untuk pre-wedding, tapi untuk beli azam folat dan zinc untuk sperma tidak dibeli. Padahal harganya murah. Jadi, ini bukan karena masyarakat tidak punya uang untuk membeli vitamin dan nutrisi, tapi karena kesadarannya belum ada. Banyak di antara masyarakat yang belum paham, itu masalahnya,” jelasnya.

Selain pemeriksaan di atas, calon pengantin juga akan mendapat edukasi tentang pentingnya vitamin asam folat dan zinc untuk persiapan kehamilan. Persiapan ini sangat dibutuhkan untuk menghindari risiko anak lahir stunting.

Dr Hasto mengatakan pasangan muda penting sekali untuk paham siap nikah dan paham risiko stunting. “Karena dalam satu tahun ada dua juta pernikahan yang tercatat negara, 80 persennya hamil di tahun pertama. Orang yang hamil ini sekitar 1.600.000 pasangan yang bakal melahirkan anak pada tahun depannya. Jadi, kalau ingin menurunkan angka stunting di 2024 menjadi 14 persen, calon orangtua harus diberi pemahanan yang benar sejak awal,” katanya.

Tambahkan Cek Reaktif Covid-19

Menikah di masa pandemi tidak bisa disamakan dengan menikah di masa lalu. Untuk menghindari risiko penularan Covid-19 pengantin yang punya riwayat berpergian ada baiknya melakukan cek reaktif Covid-19. Jangan sampai pernikahanmu berubah menjadi kabar duka seperti kasus yang terjadi di Sragen pada Kamis (5/11/2020).

Pengantin wanita LD meninggal dunia setelah menikah karena Covid-19. Padahal, dua hari sebelum menikah LD sudah diminta untuk rawat inap untuk pemeriksaan lebih lanjut tetapi menolak.

Dikutip dari Kompas.com, Sehari setelah LD meninggal, sang ibu yakni S (57) dibawa ke rumah sakit dan ia dinyatakan Covid-19. S meninggal pada Jumat (6/11/2020). Petugas pun melakukan tracing dan ayah LD, yakni SD (60), dibawa ke rumah sakit karena kondisinya tidak stabil. Ia pun dirawat di RSUD dr Soeratno Gembong dan dinyatakan positif Covid-19. Ia kemudian meninggal dunia pada Senin (9/11/2020).

Nasi sudah menjadi bubur, tak ada yang bisa mengubah kembali kenyataan yang sudah terjadi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen mengatakan, dari hasil tracing, tiga pasien Covid-19 yang meninggal melakukan kontak erat dengan 113 orang.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat lain yang agar menggelar resepsi pernikahan dengan prosedur kesehatan yang ketat.

Karena biasanya, momen sakral ini memang selalu dihadiri banyak orang. Keluarga, kerabat, sahabat, relasi, hingga para mantan. Tapi di era new normal, semua memiliki tatanan baru. Pelajari dengan benar dan lakukan cek kesehatan sebelum menikah jika kamu memang berniat menikah dalam waktu dekat.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar