Kelahiran buah hati menjadi saat indah yang dinanti. Tapi, di balik kebahagiaan itu, ada risiko besar yang mengancam. Apa itu? Kematian ibu saat melahirkan.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih ada di kisaran 305 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. “Ini tinggi sekali,” ujarnya.

Jumlah kematian tersebut masih jauh lebih tinggi dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Dibandingkan negara tetangga di Asean, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia juga lebih tinggi. Misalnya, Malaysia sudah bisa menurunkan angka kematian ibu melahirkan menjadi 17 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Bahkan Singapura sudah bisa menurunkan sampai 7 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.

Penyebab Kematian Ibu Melahirkan

Sebenarnya, apa faktor penyebab kematian ibu melahirkan? Kementerian Kesehatan menyebut, faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia adalah perdarahan dan hipertensi.

Baca juga: 5 Tanda Dia  Siap Nikah Untuk Menjadi Suami Dan Ayah Dari Anakmu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merinci lebih detil penyebab kematian ibu hamil. Diantaranya, Perdarahan saat proses persalinan, Infeksi saat kehamilan atau setelah persalinan, Hipertensi saat kehamilan, Komplikasi pada masa nifas, serta Aborsi yang tidak memenuhi standar medis.

Selain itu, jika dirunut lagi, ada faktor mendasar yang menjadi penyebab tingginya kematian ibu melahirkan. Apa itu? Kehamilan di usia terlalu muda.

Kenapa bisa begitu? Karena ketika seseorang hamil di usia terlalu muda, panggulnya masih sempit dan organ reproduksinya belum matang. Sehingga, lebih berisiko terjadi perdarahan saat melahirkan. Ingat, perdarahan adalah faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan.

Karena itulah, kesiapan usia menikah sangat penting. Bagi perempuan minimal 21 tahun. Demi apa? Demi agar organ reproduksi matang dan siap memasuki masa kehamilan. Jadi, kesiapan usia penting bagi calon ibu untuk mengurangi risiko perdarahan saat melahirkan. Karenanya, calon suami pun harus paham soal ini.

Tips Hamil Sehat

Selain kesiapan usia, ada tips lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kematian ibu saat melahirkan. Di antaranya:

Periksa Secara Teratur

Meskipun ada pandemi Corona, usahakan tetap datang ke bidan atau dokter untuk periksa, setidaknya 2 bulan sekali. Jangan lupa, tetap pakai masker dan jaga jarak dengan orang lain.

Jaga Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga memicu risiko bagi ibu. Sebab, setelah melahirkan, rahim perlu waktu untuk bersiap sebelum menjalani kehamilan berikutnya. Sebaiknya, jarak minimal kehamilan adalah 30 bulan atau 2,5 tahun. Selain persiapan rahim, juga agar ibu punya kesempatan untuk menyusui bayi selama 2 tahun.

Jaga Asupan Nutrisi

Asam folat dan kalsium sangat penting di masa kehamilan. Selain suplemen atau susu untuk ibu hamil, kamu bisa mengkonsumsi bayam, jeruk, brokoli, kacang merah, alpukat, strawberry, pisang, maupun yogurt sebagai sumber asam folat dan kalsium.

Baca juga: Ingin Menambah Penghasilan Keluarga? Ini 5 Usaha Potensial Di Masa Corona

Jauhi Asap Rokok

Banyak orang sudah tahu, merokok sangat berbahaya bagi kehamilan dan janin. Tapi, seringkali lupa bahwa yang harus dijauhi bukan saja aktivitas merokoknya, tapi asap rokoknya. Karena itu, meski ibu hamil tidak merokok, tapi kalau suaminya tetap merokok di rumah, maka asap rokok masih bisa membahayakan ibu hamil dan janinnya.

Istirahat 7 – 9 Jam

Cukup istirahat sangat penting untuk ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Usahakan ibu hamil punya waktu tidur 7-9 jam sehari. Posisi tidur miring ke kiri, jangan miring ke kanan.

Sebab, pembuluh darah besar ada bagian tubuh sebelah kanan. Sehingga kalau ibu hamil tidur miring ke kanan, pembuluh darahnya akan tertindih dan aliran darah ke janin akan terganggu.

Nah, setelah mengetahui berbagai informasi tentang risiko kematian ibu saat melahirkan, kita bisa paham bahwa hamil butuh persiapan matang. Demikian pula pernikahan. Untuk mengetahui kesiapan apa saja yang diperlukan sebelum menikah, kamu bisa cek artikel-artikel di website ini.

Jangan lupa share link artikel berikut ini ke teman-temanmu ya. Agar makin banyak yang tahu pentingnya persiapan kehamilan dan pernikahan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar