Namanya rumah tangga, pasti akan menghadapi kerikil-kerikil tajam dalam perjalannya. Ini bisa menjadi bumbu untuk semakin mendewasakan pasangan dan membuat hubungan semakin kuat. Namun, kamu dan pasangan perlu mewaspadai yang namanya silent killer alias pembunuh senyap dalam rumah tangga karena bisa mengancam pernikahanmu.
Sepanjang perjalanan berumah tangga, mungkin kamu dan pasangan mengalami beberapa konflik. Hal ini tentu wajar karena kamu dan pasangan punya sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, kamu dan pasangan perlu saling menyesuaikan.
Perlu kamu ingat, sikap dalam menjalani hidup pernikahan juga memengaruhi keharmonisan keluarga. Sebaiknya kamu dan pasangan berbicara secara terbuka ketika ada persoalan, bukan mendiamkannya seolah-olah tidak ada masalah.
Jika kebiasaan mendiamkan dibiarkan, hal ini justru bisa menjadi silent killer alias pembunuh senyam dalam rumah tanggamu. Silent killer ini bisa mengancam keberlangsungan pernikahanmu.
Ada beberapa silent killer yang perlu kamu waspadai. Apa saja silent killer tersebut?
1. Silent nights alias malam yang senyap
Sebuah hubungan bisa terjaga dan semakin erat dengan adanya komunikasi yang baik. Jika kamu dan pasangan sangat jarang mengobrol atau berkomunikasi pada siang hari karena kesibukan masing-masing, kalian bisa mengobrol pada malam hari.
Namun, rasa lelah kerap membuat kamu atau pasangan enggan berbicara hingga muncul silent nights. Padahal, pillow talk atau mengobrol sebelum tidur mampu menambah kedekatan kalian berdua. Siapa tahu obrolan itu mungkin saja diakhiri dengan bercinta yang justru akan membuat kamu lebih berenergi di keesokan hari.
2. Silent sloth, kurangnya kerja sama dalam tugas rumah tangga
Silent killer lainnya yang harus kamu waspadai adalah silent sloth. Dalam tradisi, tugas rumah tangga memang lebih sering dibebankan pada istri. Padahal kenyataannya suami dan istri bisa bekerja sama untuk menjalankan tugas rumah tangga.
Kalau tidak ada kerja sama dan kekompakan, hal ini justru bisa menimbulkan ketidaksetaraan dalam hubungan. Ujungnya hal ini bisa mengganggu keharmonisan hubunganmu dengan pasangan.
3. Silent solidarity, kurangnya waktu berdua
Setelah menikah dan punya anak, kamu dan pasangan menjadi lebih fokus pada tumbuh kembang anak. Hal ini bisa membuat waktu berkencan kamu dan pasangan berkurang. Seperti pillow talk, kamu dan pasangan tetap butuh waktu berdua saja. Kalian bisa melakukannya dengan cara sederhana misalnya dengan minum kopi bersama.
4. Silent scrolling alias ketagihan gawai
Berhati-hatilah dalam penggunaan gawai. Pasalnya penggunaan gadget untuk bekerja sekaligus mencari hiburan bisa membuat penggunanya ketagihan. Hal ini bisa membuat kebiasaan kamu atau pasangan yang sering scrolling ponsel menghambat jalinan komunikasi. Ada baiknya kamu dan pasangan menyediakan satu waktu khusus untuk tidak menggunakan gawai apa pun agar lebih fokus saat mengobrol dan berbagi pikiran bersama.
BACA JUGA: Siapkan Rencana Keuangan Baru Sebelum Hadirnya Anggota Keluarga Baru
5. Silent spending atau pengeluaran diam-diam
Sebetulnya wajar saja kalau kamu dan pasangan memiliki keinginan untuk membeli barang untuk menunjang hobi atau pergi berjalan-jalan ke suatu tempat. Namun, kalau ada pengeluaran diam-diam dan dilakukan di luar perencanaan keuangan keluarga, ini bisa menimbulkan masalah.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu dan pasangan jujur saja dengan kondisi keuangan supaya kalian dapat kompak untuk mencapai tujuan keuangan keluarga nantinya.
6. Silent socializing, menyembunyikan pertemanan
Sebaiknya kamu tidak menyembunyikan pertemanan dari pasangan. Memiliki banyak teman tentu baik, tapi hal ini juga bisa menjadi buruk jika Anda menyembunyikannya dari pasangan. Teman lawan jenis yang kamu kenal, baik secara langsung atau melalui media sosial, bisa menjadi penyebab tuduhan perselingkuhan yang tentunya dapat merusak kehidupan rumah tangga.
Itulah keenam pembunuh senyap yang mampu mengancam kehidupan rumah tangga. Waspadai dan lakukan pencegahan sejak dini. Berusaha lebih terbuka pada pasangan tentang banyak hal. Ini menjadi kunci kerharmonisan dalam pernikahan.