Pengelolaan finansial rumah tangga (Gambar oleh Mohamad Trilaksono dari Pixabay)

Persoalan finansial rumah tangga adalah persoalan yang tak bisa dihindari dalam keluarga. Pasangan yang baru menikah biasanya akan menemui tantangan baru karena harus menyesuaikan pengeluaran, dari pengeluaraan pribadi menjadi pengeluaran bersama. Begitu juga masalah pemasukan, semua harus diatur ulang.

Masalah ini enggak bisa kamu sepelekan karena masalah keuangan bisa jadi pemicu kurang harmonisnya hubungan yang dibina. Tak ada jalan mundur, mau tak mau kamu harus sanggup menyesuaikan keuangan bersama setelah menikah. Anggap saja ini sebagai ujian awal untuk mengatasi bahtera rumah tangga dengan segala ujiannya.

Dilansir dari Kompas.com, kekeliruan mengelola keuangan di awal-awal pernikahan bisa melahirkan masalah finansial yang serius di masa depan.

Apa contohnya? Misal di awal menikah kamu dan pasangan belum memiliki rumah sendiri. Namun dengan kesepakatan pengelolaan keuangan yang tepat, kamu dan pasangan setuju untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk menabung dana uang muka pembelian rumah. Sebaliknya, kalau tanpa kesepakatan pengelolaan keuangan yang tepat, bisa-bisa keinginan kamu memiliki rumah sendiri sulit terealisasi.

Namun, hal itu bisa kamu antisipasi dan hindari dengan persiapan yang matang. Nah, berikut ini ada lima tips yang bisa kamu terapkan agar sukses finansial rumah tangga.

1. Sisihkan 10-20% dari Pemasukan untuk Tabungan

Sebagai pasangan dan bila belum dikaruniai buah hati, kamu dan pasangan perlu memulai menabung sebagian penghasilan untuk menyusun kebutuhan dana darurat.

Setelah menikah, kebutuhan dana darurat paling tidak sebanyak enam kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Jadi, semisal nilai pengeluaran rutin bulanan adalah Rp3 juta, maka kamu perlu memulai menabung kebutuhan dana darurat sampai Rp18 juta.

Lalu, kalau ingin menabung dana untuk uang muka pembelian rumah, maka kamu dan pasangan harus siap berhemat. Sebaiknya kamu kurangi pengeluaran yang sifatnya tersier, gaya hidup, dan rekreatif seperti pengeluaran untuk nongkrong, fesyen, dan lainnya.

2. Susun Rencana Anggaran dan Belanja

Saat sudah menikah, tentu kamu perlu memikirkan kebutuhan keuangan rumah tangga dan kebutuhan pasangan. Biasakan untuk menyusun anggaran rutin bulanan untuk keuangan rumah tangga. Hal ini merupakan cara mengatur keuangan bulanan rumah tangga yang paling mendasar.

Caranya gampag kok. Mulailah dari mendaftar rencana belanja bulanan, kebutuhan bulanan rutin. Ingat juga untuk merinci apa saja cicilan utang yang harus dibayar setiap bulan.

3. Miliki Tujuan Keuangan

Seseorang sebaiknya sudah mulai memiliki tujuan keuangan yang spesifik saat sudah punya pemasukan. Hal yang paling mudah bagi pasangan, apabila belum memiliki rumah sendiri adalah menetapkan tujuan keuangan berupa mengumpulkan dana pembelian rumah (uang mukanya). Bila berencana memiliki anak, kamu hendaknya memulai mengumpulkan kebutuhan biaya kelahiran dan sekolahnya kelak.

BACA JUGA:

4. Mulai Asuransi

Kebutuhan proteksi sangat penting bila kamu sudah berkeluarga. Dengan asuransi, kamu bisa mengelola risiko finansial keluarga dengan lebih baik. Dengan posisi saat ini sebagai kepala keluarga, kamu menjadi penanggung hidup pasangan.

Maka itu, kamu membutuhkan asuransi jiwa sebagai cara mengelola risiko keuangan bila sewaktu-waktu sebagai pencari nafkah utama keluarga meninggal dunia.

Selain asuransi jiwa, kamu dan pasangan juga membutuhkan asuransi kesehatan untuk memitigasi risiko keuangan saat jatuh sakit dan membutuhkan pengobatan. Bila anggaran terbatas, paling tidak milikilah jaminan kesehatan dasar seperti BPJS Kesehatan.

5. Hindari Utang Konsumtif

Supaya keuangan selalu sehat, jangan mudah tergoda mengambil utang yang sifatnya konsumtif. Contohnya mengambil cicilan berbunga memakai kartu kredit, mengambil pinjaman tanpa agunan untuk kebutuhan konsumtif semata.

Bila kamu sudah terbiasa memakai kartu kredit, pastikan cara pakai kartu kredit yang kamu jalankan sudah tepat. Pertama, pastikan selalu membayar tagihan kartu kredit 100 persen agar tidak sampai terkena bunga.

Kedua, jangan pernah terlambat membayar tagihan kartu kredit karena denda keterlambatan tergolong mahal, selain itu kamu harus menanggung bunga yang mencapai 2,25% per bulan.

Ketiga, bila memang ingin memakai kartu kredit untuk menyicil pembelian barang, pastikan kamu memakai cicilan 0 persen. Keempat, tidak perlu memakai fitur tarik tunai kartu kredit kecuali sangat terpaksa.

Lebih baik kamu pakai dana darurat yang berasal dari penghasilan sendiri ketimbang memakai dana pinjaman kartu kredit. Pasalnya, cash advance atau tarik tunai kartu kredit biayanya mahal dan bisa membuat goyang finansial rumah tangga.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar