Malam pertama menjadi momen paling dinanti para pengantin baru. Setiap pasangan pengantin baru akan membayangkan sebuah malam yang bikin dag dig dug, penuh cinta, hebat dan tidak akan pernah terlupakan. Namun, angan-angan ini bisa terganggu dengan adanya vaginismus. Apakah itu?
Hubungan intim dengan pasangan memang seharusnya menjadi momen menyenangkan dan menggairahkan. Kepuasan harus bisa dicapai kedua belah pihak. Namun, momen indah itu dapat berubah sebaliknya akibat rasa sakit luar biasa yang terjadi karena sulitnya penetrasi.
Kondisi tak mengenakkan ini bisa disebabkan vaginismus yang merupakan disfungsi seksual yang bisa terjadi pada kaum hawa. Diilansir dari Halodoc.com, vaginismus adalah kondisi di mana otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat terjadi penetrasi seksual. Gangguan ini akan menghambat hubungan intim meskipun tidak memengaruhi gairah seksual wanita. Selain Miss V mengencang, kamu perlu waspada pada gejala vaginismus lainnya.
Vaginismus bisa terjadi pada wanita dengan usia berapapun. Gangguan seksual ini bisa berlangsung seumur hidup (primer) atau hanya sementara waktu (sekunder). Gangguan ini bisa menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung tingkat keparahannya.
Gejala vaginismus yang dapat terjadi secara umum adalah penetrasi yang terasa sakit (dispareunia) akibat Miss V mengencang, kesulitan atau bahkan tidak bisa melakukan penetrasi, rasa sakit seksual dalam jangka panjang dengan atau tanpa alasan yang jelas, rasa sakit saat memasang tampon, rasa sakit saat pemeriksaan ginekologis, dan mengalami kejang otot atau berhenti bernapas saat mencoba penetrasi.
Gejala tersebut tentu saja bisa membuat kaum hawa merasa sangat tidak nyaman saat berhubungan intim, bahkan tidak bisa mendapatkan kepuasan seksual. Karena itu, bila kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
BACA JUGA:
- 5 Hal yang Wajib Diketahui Pengantin Baru
- Patut Dicontoh, Pernikahan Sherina Munaf Sesuai Protokol Covid-19
- Banyak Ruginya, Hindari Seks Pra Nikah Saat Pacaran
Penyebab Vaginismus
Hingga saat ini, penyebab vaginismus masih belum diketahui secara pasti. Tetapi, terdapat sejumlah faktor fisik dan nonfisik (mental) yang diduga berperan terhadap terjadinya kelainan ini. Pada kasus yang serius, vaginismus bisa disebabkan oleh kombinasi kedua faktor tersebut.
Penyebab vaginismus nonfisik, antara lain adanya ketakutan untuk berhubungan intim misalnya takut hamil atau takut sakit; sedang merasa gelisah atau stres; adanya isu dengan pasangan, seperti kekerasan, ketidakpercayaan, hubungan yang sudah menjauh, dan lain-lain.
Penyebab nonfisik lainnya yakni pernah mengalami kejadian traumatis, seperti pemerkosaan atau kekerasan; pengalaman masa kecil, seperti cara didik orang tua atau paparan gambar seksual.
Adapun penyebab vaginismus fisik meliputi mengidap kondisi medis tertentu, dampak setelah persalinan, perubahan fisik terkait usia, trauma pada pelvis, dan efek samping dari obat-obatan.
Dengan kata lain, wanita yang pernah mengalami kekerasan seksual atau trauma, memiliki masalah dengan pasangannya, takut hamil, dan trauma dengan hubungan intim pertama yang menyakitkan, berisiko tinggi mengalami vaginismus.
Cara Mengatasi
Bagaimana cara mengatasinya? Cara mengatasi vaginismus pada tiap penderita bisa berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Namun kabar baiknya, hampir sebagian besar vaginismus bisa disembuhkan. Biasanya, vaginismus bisa diatasi dengan melakukan terapi relaksasi Miss V, terapi emosional, dan operasi.
Pada kasus vaginismus yang disebabkan oleh kondisi medis, mengatasi penyebab yang mendasarinya merupakan cara yang paling efektif untuk mengatasi gangguan seksual tersebut. Penderita juga bisa mengganti obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan masalah lubrikasi atau pelumasan, sehingga risiko mengalami vaginismus pun bisa diminimalisir.
Bagi wanita yang sudah mengalami menopause, masalah lubrikasi kerap dialami akibat rendahnya kadar estrogen. Nah, kondisi ini bisa ditangani dengan mengoleskan estrogen topikal langsung pada Miss V.
Melakukan senam kegel dan latihan Miss V juga bisa meringankan rasa sakit saat berhubungan intim, sehingga membantu mengatasi vaginismus. Senam kegel meliputi aktivitas kontraksi dan relaksasi yang bisa meningkatkan kendali otot pelvic floor. Sedangkan latihan Miss V, bertujuan untuk membantu kamu terbiasa dengan objek yang masuk ke dalam Miss V.
Pilihan pengobatan vaginismus lainnya adalah operasi untuk memperlebar Miss V. Cara ini bisa dilakukan pada situasi tertentu. Misalnya, pada wanita yang pernah menjalani operasi yang menyebabkan jaringan luka yang membatasi Miss V, seperti episiotomi saat persalinan.
Pada kasus vaginismus tersebut, operasi kecil bisa dilakukan guna membantu mengangkat jaringan luka, dengan cara memotong jaringan luka dengan hati-hati dan menjahitnya kembali.