Tanggal tua, dompetmu menipis? Uang sudah habis dan tak tahu untuk apa saja? Nyalakan alarm tanda bahaya untuk pengelolaan keuanganmu.
Jika kondisi di atas sering terjadi padamu, artinya pengeluaranmu tak seimbang dengan pendapatanmu. Jika diteruskan bisa-bisa kamu akan terus berutang. Jangan sampai beban pengeluaranmu bisa menjadi beban utang untuk keluargamu.
Perencanaan keuangan keluarga adalah langkah awal yang harus kamu lakukan. Perencanaan ini menguraikan tentang sumber pendapatanmu yang dapat menjadi pemasukan bagi keluarga dan merinci pengeluaran-pengeluaran.
Kenapa? Agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran sehingga tidak terjadi defisit keuangan keluargamu. Perencanaan ini juga dapat mengantisipasi risiko besar pasak daripada tiang alias lebih besarnya pengeluaran daripada pendapatan.
Pendapatan dan pengeluaran inilah yang jadi komponen yang kamu butuhkan saat menyusun rencana keuangan keluarga. Sumber pemasukanmu dijadikan pendapatan bagi keluarga sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan.
Apa saja sumber pendapatan itu? Antara lain pendapatan tetap suami atau istri misalnya gaji. Ada juga pendapatan lainnya seperti pendapatan tambahan selain dari gaji pokok/pendapatan pokok.
Pengeluaran keluarga juga ada beberapa jenis misalnya pengeluaran wajib/pokok. Pengeluaran ini bersifat penting yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan utama suatu keluarga. Misalnya makanan yang halal dan bergizi, uang transportasi, sewa/angsuran untuk tempat tinggal yang layak huni, biaya pendidikan, biaya kesehatan (termasuk kehamilan), dan lain-lain.
Ada pula pengeluaran tambahan. Pengeluaran ini bersifat insidental, tidak terus-menerus dan hanya diperlukan pada waktu tertentu saja misalnya biaya rekreasi, biaya sosial, dan lain-lain.
Perlu digarisbawahi dalam pengeluaran adalah biaya kebutuhan disesuaikan dengan rencana yang sudah tertulis pada perencanaan. Setiap pengeluaran kebutuhan keluarga harus disesuaikan dengan anggaran yang ada. Jadi tetap on the track.
Agar lebih mudah lagi melacak ke mana uangmu mengalir usai gajian, perlu dibuat laporan keuangan yang baik. Laporan ini memperlihatkan perkembangan pada saat tertentu dari kondisi awal sampai ke periode tertentu.
Dalam menyusun laporan keuangan tentunya kamu perlu melalui beberapa tahapan dan beberapa macam buku yang diperlukan dalam membuat laporan keuangan. Buku-buku tersebut antara lain buku harian, buku kas, buku piutang, buku persediaan, buku pembelian, dan buku penjualan.
Agar pengelolaan keuangan keluarga lebih mudah lagi cobalah untuk memahami keadaan keuangan keluargamu. Lakukan pengeluaran sesuai dengan perencanaan. Berikan kepercayaan kepada pengelola keuangan keluarga. Diskusikan masalah keuangan yang dihadapi, terutama dalam situasi keuangan menipis. Pikirkan lebih seksama pengertian antara “butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan.
BACA JUGA:
- Menikah Berarti Suami Siap Menafkahi, Istri Mampu Mengelola Keuangan Keluarga
- 6 Ciri Wanita yang Pandai Mengelola Keuangan, Calon Istri Idaman
- Diskusi Rencana Pengelolaan Keuangan Keluarga Sebaiknya Dimulai Sebelum Menikah
Menambah Sumber Penghasilan
Kadang, memang kebutuhan yang bertambah bukan salah pengelolaan jadi pikirkan pendapatan tambahan. Memperkuat finansial melalui wirausaha menjadi faktor penting bagi pasangan yang akan menikah maupun sudah berkeluarga.
Saat ini ada banyak usaha tanpa modal atau hanya butuh modal kecil yang bisa dirintis secara online. Mulai dari usaha makanan ringan, katering sampai dropshipper online. Buat kamu yang baru menikah, usaha ini bisa kamu lakukan untuk menambah penghasilan keluarga.
Dikutip dari Bisnis.com, banyak bisnis yang sebetulnya dapat dijalankan hanya dengan modal yang kecil bahkan tanpa perlu modal sama sekali. Kuncinya adalah kreatif dan tekun. Jika tidak ada uang tunai yang dapat diinvestasikan dalam bisnis, kamu bisa menggunakan aset dan kemampuan yang dapat digunakan untuk memulai bisnis.
Mulailah dengan membuat daftar hal-hal yang sudah kamu ketahui dan siap untuk melakukannya. Selanjutnya, manfaatkan barang yang kamu miliki untuk dapat dipergunakan dalam bisnis. Misalnya, jika kamu punya komputer dan ponsel, manfaatkanlah peralatan tersebut untuk memulai bisnis secara online.
“Yang paling penting adalah punya niat bekerja. Jadi yang perlu didorong pertama kali adalah membangkitkan niat untuk memulai usaha,” kata Ruisa Khoiriyah, CFP (Certified Financial Planner), Pengasuh Finansial Keluarga Rubrik Tanya Jawab Siapnikah.org.
Bisnis tak selalu jual beli barang, kamu bisa menawarkan jasa atas keterampilan tertentu yang kamu miliki. Bisa bisnis konsultasi, program pelatihan, atau bisnis bimbingan tanpa dana apa pun. Semua yang kamu butuhkan untuk menciptakan bisnis sudah ada di dalam dirimu. Untuk mewujudkannya, gunakan koneksi pribadi, panggilan telepon, media sosial, dan alat online lainnya. Ini akan memoles keterampilan jaringan offline-mu juga.
Bisnis bisa juga dimulai dari hobi yang kamu miliki. Kamu yang hobi memasak bisa jualan makanan. Mulailah dengan membuat kue atau masakan andalanmu dan promosikan ke orang-orang terdekat melalui media sosial.
Jangan lelah untuk melakukan pemasaran, penjualan, akuntansi atau bahkan membuat situs/website di internet untuk promosi produk. Ingat, inti dari pengelolaan keuanganmu adalah pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pendapatan.